By Christie Damayanti
Apartemen Michelle, di "negeri impiannya', negeri kartun Doraemon di Funabashi Hoten
Mimpi adalah sesuatu yang sungguh bisa menotivasi kita untuk menggapainya. Jila cita-cita itu (menurutku) adalah mimpi jangka pendek, dimana kita benar2 ingin mendapatkan setelah mandiri lulus pendidikan, tetapi mimpi merupakan keinginan kita yang sungguh jauh kedepan.
Ketika sejak kecil aku bercita2 mennadi seorang arsitek yang baik, dan itu sudah tercapai, mimpi ku adalah memendapatkan kehidupanku dengan anak2ku di begeri sebrang, dan itu belum tercapai. Mungkin sebentar lagi, ketika anak2ku benar2 juga ingin mendapatkannya, bersama denganku.
Mimpiku terus membubung, terus dan terus sampai aku tidak bisa bermimpi lagi. Dan aku "bangun" dari tidur dan mimpiku untuk berusaha menggapainya .....
Funabashi Hoten adalah negeri impian bagi Michelle anakku. Impiannya membubung tinggi dan terus membubung, sejak dia kecil masih duduk di bangku TK. Ketika dia sangat terbius berteman dengan Doraemon, dia sudah melemparkan mimpinya setinggi langit, yaitu ingin tinggal di rumah Nobita, karena bisa bertemu dengan Doraemon.
***
"Mama, nanti klo aku sudah besar, aku mau tinggal di rumah Nobita, ya".
Dan ketika aku tanya, "Heh? Kenapa rumah Nobita?"
"Kan ada Doraemon", begitu jawabnya.
Dan dari jaman TK itu lah dia bangun dari tidur dan mimpinya, berusaha keras untuk menggapainya. Dan sekarang, Michelle, seorang remaja yang baru bertumbuh dan baru berumir 18 tahun, Agustus 2017 lalu, Â mencapai mimpinya. Dengan kerja kerasnya, belajarnya sampai dia mampu membiayai hidup nya sendiri, terbang bersama Kepakkan Sayap Tuhan, dan Tuhan membawanya untuk tinggal di Funabashi Hoten ......
Dari beberapa artikel sebelumnya, ceritaku tentang Funabashi Hoten memang merupakan titik awal Michelle ku membangun mimpi selannutnya. Di Funabashi Hoten inilah, mimpi2 selanjutnya di rajut perlahan, seperti dia belajar menjahit sarung tangannya yang sobek, dan dia tidak mau beli lagi, karena sarung tangan itu dibelinya dari uang gajinya. Jika aku terus memanjakannya dan memberikan uang lebih, dengab gampangnya dia akan minta dibelikan lagi. Dan dia tidak mau itu terjadi .....
Note :
Michelle tidak mau menrima kiriman uang ku lagi, karena gajinya dari 2 tempat bekerja paruh waktunya, menghasilkan 4x lipat yang aku berkomitmen untuk membiayainya disana, selama 3 bulan pertama dia berada di Jepang.
Untuk Michelle dan untukku, mimpi adalah bagian dari kerja keras sendiri, tanpa menyusahkan orang lain. Dan jami berkomitmen bahwa semua adalah juga bagian dari Rencana Tuhan!
***
Apatemennya sendiri bukan bangunan besar dan mewah. Lebih kepada sebuah flat atau townhouse, hanya 2 lantai dan hanya 6 kamar yang disewakan. Mininalis dan sederhana khas Jepang. Sisi depannya berada di luar bangunan, tetapi menempel pada dinding bangunan, di desain dengan batang melintang untuk menggantung baju.
Begitu juga sisi dalamnya. Karena rumah Jepang adalah tatami. Tanpa perabot. Hanya ada lemari kecil dan meja dapur mini. Luas unit ghanta sekitar 3,5 m x 8 meter. Ecil sekali, dan ini untuk tidur, menyimpan, toilet, memasak dan mencuci baju. Bagian pintu nasuknta di desain Jepang modern. Sangat minimalis. Dan itu sesyai dengan mimpinya.
Kanan dan kiri apartemennya adalah rumah2 mungil. Sangat mungil tetapi cantik! Cantik sekali, dengan taman2 depan khas dan pohon2 Jepang. Desainnya pun sesuai dengan mimpinya di dunia kartun Doraemon .....
Setiap pagi sebelum aku ke stasiun untuk berjalan2 yang lebih jauh, dengan kursi roda ajaibku, berkeliling sekitar apartemen. Cuaca yang cerah, langit biru menghunjam kalbu, sera pepohonan yang sudah rontok dedaunannya di mysim dingin ini, membuat suasana kehidupan disana sungguh amat sangat luar biasa! Nyaman dan kebahagiaanku menyeruak dari hatiku, dan banggaku kepada putri kecilku, malaikat penjagaku, terus beterbangan semakin tinggi .....
Lingkungan apartemen Michelle memang berbeda. Bukan sebuah apartemen besar dengan puluhan penghuni, tetapi hanya sekedar 6 oran penghuni yang mrasa nyaman untuk bergabung dengan perumahan mungkin nan asri sebagai tetangganya.
Rumah2 mungil nan cantik itu, benar2 mungil. Jika kita mebayangkan perumahan mungil atau kecil di Jakarta atau di Indonesia, kita tidak akan elihatnya seperti itu. Rumah2 mungil di Funabashi Hoten ini, sangat jauh berbeda. Untukku rumah2 cantik itu seperti rumah2 di alam mimpi dan tidak salah jika aku berkata bahwa, "inilah negeri impian dalam dunia kartun Doraemon ....."
Lingkungan yang asri di perumahan di Funabashi Hoten .....
 Rumah2 mungil itu mungkin hanya sekitar 100 atau 150 meter persegi saja. Desainnya modern, atau bertumpuk, khas rumah2 di atas tanah kecil tetapi butuh banyak ruangan. Namanya konsep "split".Taman depannya cantik, khas Jepang dengagn pohon2 perdu nya. Dan karena jepang adalah negara mungil tetapi padat penduduknya, konsep desain semua fasilitas dan peralatannya pun cantik mungil, seperti mobil2nya sabagi "city car".
Wlau Jepang juga adalah produsen hampir semua merk mobil yang merajai dunia, dan jenis mobil2 itu pun ada yang besar dan mewah, tetapi tidak di lingkungan perumana di Funabashi Hoten. Warga Jepang disana, mungkin memang hanya warga Jepang kebanyakan, bukan yang kaya, sehingga mobil2nya pun hanya sekedar city car yang cantik dan mungil. Dan ternyata, mobil2 itu tidak semua diparkir di rumahnya. Tetapi "meminjam"di parkiran lingkungan.
Hmmmm, aku mengerti!
Untuk orang2 yang peduli denag kesehatan dan kenyamanan, sebuah perumahan adalah lingkungan untuk hidup dan bertempat tinggal. Mereka kerja keras setiap hari, dan pulang ke rumah dengagn letih. Dan mereka butuh istirahan full. Â Dan butuh udara segar ......
Jika mobil mereka masuk ke perumahan dengan mobilnya, asap mobil mereka sudah menjadi polusi bagi lingkungan hidup mereka. Seingga, sepertinya konsep ini membuat lingkungan perumahan Funabashi Hoten, benar2 tempat yang segar, nyaman, dan bebas polusi, karena mobil2 mereka diparkir jauh dari ruamh mereka, sekitar 1 kilometer!
Tempat parkir nya pun nyaman dan aman. Dengan 1 gardu untuk penjaga, walau tanpa pagar dan kita bisa masuk tanpa harus ijin, merupakan tempat parkir yang luas. Dengan taman2 kecil dan pepohonan yang sudah gugur daunnya, sungguh, lingkungan perumahan Funabashi Hoten ini, benar2 merupakan "dunia mimpi" bagi kami, khususnya bagi Mchelle, malaikat kecilku ......
Sebelumnya :
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H