Jadi, mengapa Funabashi Hoten?
Karena Funabashi Hoten dipilih Tuhan untuk Michelle, yang sementara ini sedang bergumul bersama Tuhan, meraih impiannya serta belajar untuk hidup mandiri full, tanpa bantuan siapapun karena teman2 dan agennya yang mengurus Michelle sejak dari Jakarta sampai sekarang, masih tinggal di Nishi Funabashi .....
***
Funabashi Hoten, adalah sebuah "kota kecamatan", kecil, tetapi indah dan nyaman. Mengapa indah? Dan mengapa nyaman?
Karena ini adalah kota yang "ndeso". Pemandangan sekelilingnya adalah perumahan, bukan apartemen tinggi. Bahkan apartemen Michelle hanya 2 lantai dan hanya 6 kamar. Aku sebenarnya lebih menyebutnya sebagai "town-house". Tetapi kata Michelle, disana tetap menyebutnya dengan "apartemen".
Lalu, antara rumah2 mungil itu, pasti terdapat taman bermain atau taman parkir. Dengan pepohonan dan bunga2. Sepi, karena jarang ada suara movil atau teriakan2. Bahkan metika aku disana, diatas kursi roda elektrikku tanpa Michelle karena dia menjalankan rutinitas hidupnya, aku bisa beeteriak2 melepas bajagia, berfoto selfie dan berada di tengah jalan, karena tidak pernah tampak seorang pun!
Aku tidak harus malu bergaya bagaimana pun. Karena memang, jika ada orang pun, mereka akan cuek bebek, tapi waktu itu pun memang tidak ada orang. Ada sih ... ibu2 muda bawa bayinya naik sepeda, dan bayinya diletakkan di keranjang yang ada didepannya, dan memakai sabuk pengaman. Atau ibu2 tua belanja dengan sepeda. Atau pemuda berjalan2 dengan anjingnya. Mungkin terligat beberapa pelajar bergegas ke sekolah dengan sepeda .....
***