By Christie Damayanti
3x aku melihat dan merasakan Tuhan Yesus dan langsung menolongku tahun 2017 :
Aku mengalami mukjizat luar biasa, sejak beberapa tahun belakangan ini, termasuk sebelum aku terserang stroke. Dan mukjizat ini. Menjadi sangat nyata, tahun 2017 kematin, dengan adanya Tuhan Yesus yang nyata datang kepadaku, fisik NYA, lewat banyak hal.....
-----------------------------
Yang pertama,
Oktober 2017, ketika aku pameran Filateli Kreatif.
Ketika itu, aku butuh 50 panel atau 100 frames untuk memajang koleksiku. Aku harus mengeluarkan dana 50 juta untuk menyewa panel ini, dan aku tidak mau. Keran aku ga punya uang, bahkan jika punya uang pun, dengan 50 juta, aku lebih memilih memberikan kepada teman2 disabilitas.
Aku sudah membatalkan rencana pameran itu, tetapi Tuhan Yesus langsung datang kepadaku lewat 2 institusi Indonesia. Mereka berjuang untuk mendatangkan panel2 dari beberapa kota di Pulau Jawa, untuk dibawa ke Jakarta, spesial untukku berpameran! Ini terjadi hanya 5 hari sebelum pameranku dibuka!
AKU PERCAYA!
Bahwa Tuhan sendirilah yang mengetuk hati 2 institusi ini untuk Rencana Tuhan yang luar biasa!
Yang kedua,
Oktober 2017, juga ketika pameran Filateli Kreatif
Hari kedua pameran, aku datang jam 7.00 pagi di mall dan pameran buka jam 10.00 mall buka. Mall masih tutup dan gelap. Aku datang untuk beres2. Membuka selubung hitam, bawa lukisan2 orangko diujung. Dan aku sendirian, dengan kursi rida ajaibku.Â
Tetapi waktu itu, kursi rodaku, kuletakkan di ujung sana dan aku bolak balik mondar mandir ke ujung sini untuk membawa lukisan2 prangko. Jaraknya cuma sekitar 6 meter saja. Dan ketika sedang di ujung sana, mau balik lagi ke ujung sini, tiba2 kakiku tidak mau diajak melangkah! Error, otakku! Itulah pasca stroke, yang memang sering bermasalah dengan kontrol dan koordinasi .....
Aku bingung. Karena jika sampai pada titik tertentu, aku pasti jatuh! Dan jika jatuh, aku ga mampu berdiri lagi, seperti kura2. Dan aku semakin bingung .....
Tiba2, sebuah toko di depanku, membuka pintunya dan keluarlah seorang pegawainya, untuk buang sampah. Jaraknya hanya 4 meter dari tempat aku bingung. Dan aku berteriak, meminta tolong untuk membawaku ke ujung sini. Tetapi, orang itu menolak untuk membantuku. Dan aku geram sekali, tetapi mau dipapakan lagi? Dan aku terus bingung karena kakiku sudah hampir sampai di titik aku akan jatuh ......
Diujung sana, ada eskalator dari arah Hotel Pullmann dan ada bapak tua turun, entah mau apa karena mal masih tutup. Sampai bawah, bapak tua itu berjalan menujuku dan bertanya,
"Ibu, apa yang bisa saya bantu?"
Puji Tuhan .. Aku langsung minta tolong untuk menggandengku ke ujung sana dan duduk. Dan bapak tua itu membantuku terus sampai pekerjaanku beres sebelum membuka pameran, ketika aku hanya mengurut2 kakiku yang kaku. Bapak tua itu, bolak balik bawa lukisan prangko dan memajang di ujung sana.
Terima kasih sekali, dan ketika aku ingin memanggil bapak tua itu untuk berterima kasih, serta ingin sedikit mengobrol, tiba2 bapak tua itu 'menghilang' ......beliau TIDAK MUNGKIN masuk ke dalam mall karena masih gelap, jam 7.00 pagi! Dan juka beliau naik eskalator lagi, TIDAK MUNGKIN karena eskalator itu berada di depanku. Dan aku tidak melihat beliau disana. Dan waktunya hanya sekitar 10 menit saja ......
AKU PERCAYA!
Tuhan Yesus sendirilah yang datang untuk menemuiku, menemaniku dan membantuku pagi itu .....
Desember 2017, di Jepang
Ketika aku menengok Michelle di Jepang. Natal 2017 ini, aku kesana sendirian karena memang aku kangen Michelle dan tudak ada yang bisa menemaniku. Jadilah aku kesana hanya dengan kursi roda ajaibku. Kemana2 keliling Tokyo sendirian, karena Michelle harus kuliah dan kerja. Hanya ketika dia sudah selesai tugas2nya, kami bertemu di suatu tempat untuk jalan2. Itupun tidak setiap hari.
Di sebuah hari, waktu itu aku sendirian ke Shinjuku. Dari apartemrn Michelle ke Shinjuku, berganti kereta 2x. Dari Funabashihoten, tempat apartemrn Michelle, berganti di Nishi Funabashi, langsung ke Shinjuku sejauh 1 jam.
Caraku naik kereta adalah meminta petugas stasiun untuk membawakan ramp untuk naik turun kereta. Dari stasiun keberangkatan dan di tujuan ada petugas stasiun yang menjemput, dengan ramp nya. Dan aku minta Michelle untuk mengetik di hp ku tulisan kanjinya, karena mereka sama sekali ga bisa berbahasa Inggris, walau hanya kata2 sederhana.
Begitu aku mau pulang dari Shinjuku, aku meminta bantuan petugas stasiun untuk menjemputku di Nishi Funabashi, sebelum ke Funabashihoten. Tetapi ketika sampai Nishi Funabashi, tidak ada petugas stasiun yang menjemputku! Aku bingung .....
Jika masinis tidak tahu ada disabled yang butuh bantuan, pintu kereta itu akan tertutup cepat dan kereta melaju bablas. Dan jika itu terjadi, aku akan bablas ebtah kemana karena aku tidak mampu berkata2 ini ada dimana, dari mana atau mau kemana! Dan aku bisa tidak kembali .....
Berarti, aku harus bergegas turun ke peron, walau tanpa ramp! Ketika itu jam 3.00 sore, kereta kosong. Di gerbongku hanya 3 orang sampai ke Nishi Funabashi, karena kota ini memang 'ndeso'. Jadi, begitu aku bingung, begitu aku disadarkan untuk berbegas turun! Dan aku berteriak meminta bantuan untuk kursi rodaku turun ke peron!
Ada 2 orang bapak2 Jepang tua. Salah satunya, tergopoh2 dan terbungkuk2 menuju kearahku, berjalan lambat, sambil berkata2 bahasa Jepang yang tidak aku mengerti. Tapi dengan tegang, aku menunjuk2 kursi rodaku untuk turun ke peron. Bapak Jepang tua itu, mendorong kursi rodaku, dan akhirnya kursi rodaku mendarat dengan aman di peron. Dan pintu gerbong ku, langsung tertutup dan kereta langsung melaju dengan cepat ......
Ketika aku sudah lega, selamat turun ke peron, aku menoleh ke belakang, untuk mengucapkan terima kasih, "arigatogozaimas", tetapi bapak2 Jepang tua itu tidak ada ......
TIDAK MUNGKIN naik lagi ke gerbong, karena waktunya cuma 1 atau 2 detik saja, dan bapak2 Jepang itu berjalan dengan lambat. TIDAK MUNGKIN juga jika beliau berlari naik lift atau naik tangga karena memang beliau berjalan terbungkuk2 dan lambat. Dan person n stasiun itu sangat sepi di jam 3.00 sore hari itu .....
Peristiwa ini, hanya berselang sekitar 2 atau 3 menit saja!
AKU PERCAYA!
Jika bukan Malaikat yang diutus Tuhan, Tuhan Yesus sendiri lah yang datang untuk menolongku .....
Lebay? Kebetulan? Terserah saja! Tetapi imanku berkata, bahwa Tuhan Yesus selalu berada disisiku, dimanapun aku berada, dan DIA selalu membantuku, TEPAT PADA WAKTUNYA ......
Puji TUHAN !!!
Praise The LORD JESUS !!!..... .....
Foto dibawah ini, contoh petugas stasiun yang membantuku untuk membawa dan memasang ramp, untuk naik turun kereta.
Kadang, antara kereta dan peron bisa jaraknya pnjang atau tinggi, jadi memang butuh 'mobile ramp' ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H