By Christie Damayanti
Seperti biasa, semua pameran2 pribadiku, tidak ada yang bisa membantu untuk memasang, karena memang bisa mengganggu rutinitas teman2ku, termasuk filatelis. Apalagi pameran ini di sebuah mall, Central Park, dimana untuk persiapannya arus setelah mall tutup, yaitu jam 10.00 malam. Nah ... kalau baru mulai persiapan jam 10.00, bayangkan jam berapa selesai memasang materi pameran sebanyak , 100 frames, atau 50 panel?
Aku sangat mengerti ketika tidak ada yang bisa membantuku. Tetapi ketika aku sudah mendapatkan semuanya untuk menggelar pameran besar ini, dan melibatkan Kementerian kominfo serta PT Pos Indonesia, serta semua tetek-bengeknya, apakah aku harus menyerah untuk memasang materinya, tanpa bantuan? Tentu TIDAK!
Walaupun aku tetap kebingungan bagaimana aku harus memasangnya, aku tetap akan memasangnya sendiri. Coba bayangkan, ketika aku memasang materi di atas sebuah meja dengagn selotip, pastilah aku bisa, walau hanya 1 tangan saja! Tetapi jika frames itu vertical, apakah bisa dibayangkan, 1 tangan ku untuk memegang materi, dan, satu tanganku yang lumpuh, apakah bisa untuk menempelnya dengan selotip? Ya tidak bisa lah .....
Bingung? PASTI! Menyerah? TIDAK!
Dan seperti biasa, aku woro-woro di Facebook atau ke semua komunikasiku untuk meminta bantuan, walau agak sudah mengharapkannya. Hari Minguu malam sampai Senin pagi, dimana hampir semua temanku punya rutinitas pribadi. Bekerja, kuliah atau sekolah. Cuma aku yang 'pengangguran', hihihi .....
Tahun 2015, aku dibantu oleh mba Novie, sahabatku filatelis dari Semarang. Beliau terbang kusus untukku, benar2 untuk membantuku. Minggu sore dia datang, malam sampai agi dia membantuku tanpa tidur sampai jam 8.00 pagi, dia ikut pembukaan dan siang sore dia kembali ke Semarang.
Tahun 2017, puji Tuhan ada 3 teman baruku yang bersedia untuk membantuku. Yaitu mba Sisca, mba Patrisia dan mba Dian. Mereka adalah teman2 yang juga membantuku untuk even disabilitas, bulan Agustus 2017 lalu juga di Central Park Mall.
Ada juga mba Ida dan pak Lidon, suami istri yang juga banyak membantuku dalam even pameran kali ini. Hari Minggu pagi sepuang Gereja, mba Ida dan pak Lidon datang ke rumahku. Mengangkut materi2 pameranku, 3 box besar benda2 filatliku, beberapa lukisan prangko ibuku sebagai penghias, peralatan2 untuk pemasangan, 2 buah 'roller banner', dan sebagainya, dimana harus diangkut oleh 2 buah mobil. Termasuk kursi roda ajaibku yang memang cukup besar dan berat.
Sekitar jam 2.00 sore kami samai Central Park, langsung mobil diparkir di tempat terdekat dari lokasi pameran. Aku cek-in di Hotel Pullmann, untuk beristirahat. Aku membutuhkan tempat untuk mandi dan makan, selama pemasangan materi pameran dari malam sampai pagi hari.
Setelah cek-in, aku berkeliling untuk memperlengkapi banyak peralatan2 pendukung. Seperti membeli selotip, plakban. Lalu persiapan snack untuk pembukaan, esok harinya. Aku benar2 melakukannya sendirian. Ibu memang menemaniku untuk tidur di hotel, dan Dennis hanya menunggu ibu sebelum aku memasang materi pameran. Dan aku mengerjakannya fully sendirian .....
Sekitar jam 9.00 malam, mba Sisca, mba Patrisia dan mba Dian datang, langsung ke hotel. Dan sambil menunggu waktu mall tutup, kami banyak bercerita di kamar hotel. Mereka membawa beberapa barang untukku, termasuk buket bunga cantik untuk pembukaan pamera, esok paginya.
Jam 10.00 malam, begitu Centarl Park Mall tutup, panel2 Â yang memang khusus di datangkan dari banyak kota untuk pameranku, sudah datang. Tetapi kami harus menunggu pamran sebelumnya untuk membereskannya, sebelum panel2 bisa dipasang.
***
Mungkin jam 11.00 malam, baru panel2 bisa muli dipasang. Dengan 5 atau 6 orang petugas dari PT Pos Indonesia, mereka mulai memasang panel2 tersebut, dan dipantau oleh Bp Heri Nugrahanto, seorang sahabatku dari PT Pos Indonesia, sampai selesai.
Jam 12.00 lebih, aku dengan teman2ku diatas mulai memasang mteri pameranku .....
***
Capek? SANGAT! Dan tidak ada yang tidur sampai jam 7.00 pagi ......
Seperti di awal dugaanku, aku memang sebenarnya sama sekali tidak mampu untuk memasang materi pameranku, dengan posisi panel vertical. Jadi, aku hanya bisa membereskan materi2 pameranku dari kursi rodaku saja, dan memberikan teman2 untuk memasangnya.
INILAH KESAKSIANKU!
Ketika sebenarnya secara manusia dan secara akal sehat, aku tidak mungkin bisa menyelenggarakan pameran akbar seperti ini, mukjizT Tuhan memang sunguh2 luar biasa! Ada tman3 baru, yang bukan filatelis, mau membantuku, iu sudah sangat luar biasa! Panel2 itu pun merupakan bagian dari kerja malaikant2 Tuhan yang juga luar biasa! Berkat2 Tuhan menumpuk di sekelilingku! Aku hanya tinggal "mengambilnya" saja, ketika aku terus mebuka diri dari Kasih Tuhan yang nyata!
Bisa dibayangkan, jika aku tertutup dan tidak mau membuka diri. Pastilah tidak ada yang bisa atau mau membantuku! Jika aku tidak mau belajar untuk bersilahturahmi kepada orang2 baru, mereka tidak akan tahu bahwa aku membutuhkan bantuan mereka.
Juga jika aku malu menghadap pejabat2 baru dari Kementerian Kominfo dan PT Pos Indonesia, beliau tidak pernah tahu bahwa aku menghadapi masalah2 besar untuk paeran ini. Dan dengan kekuatan yang hanya daripada NYA saja, beliau2 mampu untuk melakukan gerakan yang luar biasa! Beliau2 memang sebagai malaikat2 Tuhan yang 'berperang', berjaga2 dan melindungiku .....
Persiapan rencana pameran ini, memang sudah sejak awal tahun 2017, dengan aku mengirimkan proposal dan konsep pameran kepada Kementerian Kominfo, dan langsung disetujui oleh Direktur Pos Kominfo, Bp.Bonnie M.Wahid, dan aku langsung mempersiapkan materi2nya. Fulli sendirian.
***
Mendekati event ini, aku mulai mempromosikan lewat semua jalur komunikasiku, dan mengirimkan surat kepada PFI untuk meminjam panel2, yang akhirnya ditolak atau aku harus membayar sejumlah uang yang sangat besar! Tidak apa2, dan aku sudah berbesar hati untuk membatalkan rencana pameran ini. Karena tanpa panel, tidak aka nada pameran filateli! Dan PFI memonopoli semua panel2, dengan harga sewa yang sangat tinggi, yang aku tidak akan mampu membayarnya.
Dan akhirnya, dengan dukungan yang luar biasa dari Kementerian Kominfo serta PT Pos Indonesia beserta jajarannya, lewat tim yang dipimpin oleh Bp Heri Nugrahanto, akhirnya panel2 ini bisa berada di Central Park Mall, diangkut dari beberapa kota yang tersebar dari beberapa pulau di Indonesia, dengan biaya yang pastinya cukup besar, hanya dalam waktu kurang dari 1 minggu, dengan TEPAT !!! Â
Persiapan tempat pameran ini pun sudah kupersiapkan 2 tahun sebelumnya. Dengan mengirimkan proposal dan konsep pameran kepada Direktur Central Park Mall, Ibu Pauline, yang langsung disetujui oleh beliau. Dan Centrak Parl benar2 mendukungku, dengan tim event yang luar biasa! Mereka juga merupakan mukjizat yang nyata! Malaikat2 Tuhan yang juga sangat luar biasa!
Apalgi yang kuingini? Apalagi yang tidak aku dapatku? Dan apa yang tidak Tuhan berikan padaku?
Luar biasnya Tuhan, dalam hidupku, dari awal sampai terselenggaranya pameran ini.
Luar biasanya Tuhan, mematrikan aku sebagai Anak NYA, sehingga aku bisa 'meminta' apa saja yang aku butuhkan!
Luar biasanya Tuhan, menirimkan malaikat2 NYA untuk menjagaiku, untuk membelaku dan untuk menolongku, lewat banyak teman dan sahabat, pejabat dan jajarannya serta pastinya keluargaku!
Luar biasanya Tuhan, malaikant2 NYA nyata dan Mukjizatnya tidak perlu menunggu lama!
Sebelumnya :
Ketika "Dunia" Menjadi Sahabatku .....
Pameran Terancam Batal, 'Malaikat Tuhan' Bertindak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H