By Christie Damayanti
Ketika dunia menjadi sahabatku, aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa!
Dimulai sekitar tahun 1977 aku klas 2 SD, aku berada di lingkungan 'Sahabat Pena" majalah Bobo. Fotoku dimuat disana, seorang anak SD culun, berambut panjang di kepang (hihihi ..... aku tidak punya fotonya waktu ada di majalah Bobo), kurus dan innocent. Tetapi mungkin itu yang membuat teman2 kecilku tertarik menyuratiku, dari seluruh Indonesia.
Saling membalas, akhirnya aku mempunyai seorang teman dekat sekali. Puluhan surat aku layangkan kepadanya, dan kegiatanku mulai tahun itu, terus berlanjut sampai SMP. Satu teman sahabat pena yang sering berbalas2, apalagi dia adalah seorang anak dari salah satu staf kedutaan yang sering berpindah negara. Dan dia selalu mengirim surat padaku. Nmanya Arsyad.
Arsyad ini, terakhir mengirimkan suratnya kepadaku sektar tahun 1980, dari Las Vegas, dan setelah itu aku tidak pernah menerima surat2nya lagi .....
Yang kedua adalah teman sahabat pena, lebih senior dariku, bernama Eby Karsono. Dan karena dia tinggal di Jakarta, berlanjut dengan kopi darat. Ternyata juga, kami mempunyai minat di dunia yang sama, wajah2 imut dan keren bintang2 Hollywood, hihihi .....
Surat2an dan kopi darat terus terjadi sampai lulus SMA (bener ga ya? Aku lupa), dan sempat 'menghilang', sampai lulus S1. Dan ketika aku menikah tahun 1994, dalam berbulan madu, aku bertemu dengan Eby lagi di Changi Airport Singapore, waktu itu aku transit untuk menuju Los Angeles.
Ini sesi pertamaku, menjalin persahabatan dengan teman2 seluruh Indonesia, lewat 'sahabat pena' di media majalah Bobo.
Sesi kedua ku adalah, aku mulai bosan! Hihi ... namanya juga anak2. Ketika semua yang aku ingin lakukan, terus berlanjut, tanpa ada greget sama sekali, aku mulai berusaha untuk menjalin pertemanan bukan hanya di seluruh Indonesia, tetapi seluruh dunia!
Inilah mimpi pertama, untuk bisa menjalin persahabatan dengan dunia. Dan cara yang termudah menurut pikirananak SD tahun 1980 adalah memajang fotoku di majalah remaja internasional, untuk mendapatkan teman2 secara internasional!
Nama majalah itu memang aku lupa. Tetapi yang jelas, aku menemukan majalah remaja ini di Toko Buku Import 'Rubino', yang pada saat itu ada di Ratu Plaza. Jadilah, fotoku terpampang disana. Masih seperti yang di majalah Bobo, gadis kecil culun, berambut panjang dan di kepang .....
Note :
Jaman itu, untuk bikin pas foto, cukup mahal dan jarang terdapat, sehingga pas foto aka nada, samai habis, atau ketika dibutuhkan untuk SMP, hihihi ....
Dari majalah itu lah, pertemananku ini terus merambah dunia. Majalah internasional itu memang dari Amerika, sehingga yang menulis surat untukku sebagian besar adalah remaja2 dari Amerika. Tetapi karena majalah ini tersebar di seluruh dunia, akhirnya hampir dari 5 benua menulis surat untukku.
Saling berbalas, dengan cerita2 lucu dari masing2 negara, dan saling bertukan foto, yang membuat semakin 'dekat' .......
Jika mau tahu detail tentang mereka, silahkan ke FB ku dan akan kutuliskan detail tentang mereka
Ada seorang senior, waktu tahun 1980an, beliau sudah berumur sekitar 40 tahunan (kalo ga salah), dan kami bersahabat sampai akhirnya bertemu dengannya. Namanya Albert Ostreholm, seorang warga Amerika, tidak menikah. Dia selalu menyelipkan selembar uang US$1.00 untukku, katanya untuk membeli prangko.
Pada akhirnya, Ketika tahun 1999 aku sempat ke Amerika, kami bertemu di Dallas, tempat tinggal adikku. Albert tinggal di Lousiana, sekitar 5 jam naik mobil dari Dallas ......
Oya, ada satu lagi dari Afrika Selatan. Aduh ... namanya lup, tetapi kami bertemu di Yogyakarta tahun 1990an, dan ketika dia sempat ke Jakarta dia kerumahku, dan sudah ada 2 orang anakku .....
***
Ini adalah sesi kedua adalah hidupku menjalin persahabatan dengan dunia. Bagaimana dengan sesi ketiga?
Dari situ, aku mulai berpikir dan percaya diri untuk menulis surat kepada tokoh2 dunia, ketika dunia sedang heboh dengan Lady Diana yang akan menikah tahun 1981 di bulan Juli (kalo ga salah). Aku mulai mempersiapkan diri untuk menulis surat kepadanya, sampai awal tahun 1982, aku menulis surat, pedana kepada Lady Diana.
Ketika suratku kepada Lady Diana terbalai beberapa minggu setelah itu, aku jingkrak2 kegirangan! Makhluk, tahun 1982, aku baru kelas 5 SD. Seorangn anak SD, tidak pernah membayangkan hal2 yang muluk, tetapi suratku kepada Lady Dianan, berbalas! Siapa yang sangka???
Jingkrak2ku berbuah excited dan akhirnya addict untuk menuilis surat kepada tokoh2 dunia! Sehingga sampai aku lulus SMA tahun 1988, aku sudah mengumpulkan surat2ku kepada mereka sekitar 80 surat, dari (mungkin)lebih 100 surat yang aku layangkan .....
Jadi, memang tidak semua terbalaskan, tetapi dengan 80 surat balasan untuku, membuat aku mempunyai koleksi "surat berharga" dari tokoh2 dunia.
Dan yang terakhir, aku berpameran tunggal di Central Park 23 -- 29 Oktober 2017 dengan tajuk "Peace and Freedom". Bahwa, sepucuk surat mampu membangun persahabatana dengagn dunia, walau dunia sudah porak poranda ......
***
Ini sesi ketiga ku menjalin persahabatan dengan dunia, lewat sepucuk surat. Adakah sesi keempat? Pasti ada, karena aku sedang merencanakan sebuah konsep baru untuk berkirim surat, menjalin persahabatan, lewat sepucuk surat berprangko.
Dan persahabatan itu tidak lekang oleh jaman, sejak SD sampai sekarang ......
Sebelumnya :
Pameran Terancam Batal, 'Malaikat Tuhan' Bertindak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H