Tetapi jika pemakai kursi roda manual, pergerakan dan manuvernya cukup besar. Sehingga benar2 membutuhkan ruang yang cukup luas untuk kursi roda belok kanan dan belok kiri, atau memutar balik.
Itu pun jika si penyandang disabilitas masih bisa memakai kedua tangannya untuk mengayuh kursi rodanya! Sekarang, coba bayangkan jika aku sebagai penyandang disabilitas pemakai kursi roda, dan tangan kanan dan kaki kanan ku lumpuh, apakah aku bisa mengayuh kursi rodaku?
TIDAK! Mengapa?
Jika aku mengayuh dengan tangan kiri saja, kursi rodaku tidak akan berjalan karena tidak ada kekuatan untuk mengayuh. Jadi, kursi rodaku bisa bergerak jika aku ikut sertakan kaki kiriku saja karena kaki kananku juga lumpuh.
Apakah kursi rodaku bisa bergerak? Ya, bisa. Tetapi tidak seperti yang aku butuhkan karena kursi rodaku akan berjalan sekehendaknya saja karena hanya sisi kiri saja yang bisa menggerakkan kuresi roda, yang pastinya akan terus miring ke kanan ......
Juga sekali lgi coba dibayangkan ..... ketika penyandang disabilitas itu benar2 "tidak mampu", dan harus mengayuh kursi rodanya, "sudah cacat malah tertimpa tangga juga", apakah tega???
***
Belum lagi tentang berbarengan lebih dari 1 kursi roda dan berpapasan. Lalu kursi roda masuk ke dalam sebuah pintu standard. Atau kursi roda di jalur yang sempit. Itu semuanya butuh pemahaman yang luas bahwa sebuah kursi roda adalah bisa sebagai alat bantu bagi penyandang disabilitas.
Tetapi sebuah kursi roda juga mempunyai keterbatasan2 sendiri. Jika kursi roda elektrik dianggap lebih gampang untuk berjalan, tetapi harus disadari bahwa kursi roda elektrik aan berharga sangat mahal, diatas 15 juta yang termurah. Dimana untuk kursi roda manual standard bisa hanya 700 ribu saja (untuk bekas pakai).
Ini adalah dilema. Tetapi ketika Tuhan memberikan hidup kita tidak sesempurna orang lain, Tuhan pasti juga memberikan talenta yang berbeda dengan orang lain. Bahwa Tuha adalah Maha Adil, asalkan kita mampu "melihat" rencananya lewat mata batin kita.