Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Sebenarnya, Bagaimana Standardisasi [Minimal] untuk "Toilet Disabled?"

19 September 2017   13:44 Diperbarui: 19 November 2020   11:51 40759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Lalu, semua material dan bahan bangunan jangan licin. Apalagi untuk orang2 berkebutuhan khusus, karena mereka sangat sulit untuk mengendalikan dirinya. Ukuran2 standard arsitekturnya harus dipatuhi. Misalnya, pintu toilet (disabled) minimal 90-100 cm, untuk maneuver kursi roda. Dan kunci pintu nya disiapkan untuk keadaan darurat, jika harus dibuka.

Tombol darurat, bunyi2 darurat (emergency sound button) serta penjagaan oleh pendamping, dan petugas2 di sana, harus sudah disiapkan sejak ruang publik ini terbuka untuk umum, dengan training2 khusus.

***

Apakah ini mudah?

Mungkin iya, mungkin tidak! Tergantung kepada kepedulian. Karena, sebenarnya mudah untuk dibangun, tetapi susah jika si pembangun tidak mau berusaha untuk "menjadikan dirinya sebagai penyandang disabilitas". Artinya, mereka harus melakukan riset, jika memang ingin membangun ruang publik dengan fasilitas 'ramah disabilitas'.


Catatan :

Ini semuanya bukan detail rancangan yang terbaik, namun hanya untuk standardisasi saja. Masih banyak detail2 yang harus dipelajari, untuk meningkatkan kepedulian kita sebagai sesame, dan memberikan kenyamanan bagi sahabat2 penyandang disabilitas.

Sebelumnya :

  1. Ruang Publik yang Harus Aksesibel bagi Disabilitas
  2. "Rute Aksesibel" pada Jembatan Penyeberangan [Juga Bagi Disablitas]
  3. Aksesibilitas Bagi Disabilitas di Ruang Publik Luar Bangunan
  4. Pedestrian untuk Disabilitas tanpa Diskriminasi
  5. 'Pedestrian Baru' Jakarta, Hasilnya Apa?
  6. Dunia Ramah Disabilitas
  7. Konsep 'Universal Design' Secara Internasional bagi Disabilitas
  8. Dasar untuk Membangun "Kota Ramah Disabilitas"
  9. Kami Belajar dengan Cara "Berbeda", Tidak Lebih Baik, Tidak Juga Lebih Buruk .....
  10. Menyesuaikan Tempat Kerja, Bukan Berarti Perombakan Besar-Besaran
  11. 'Pergumulan' Penyandang Disabilitas
  12. 'Tampilan Bahasa' di Dunia Inklusi
  13. Tersenyum dan Tertawalah Kepada Kami, untuk Berinteraksi 
  14. Pekerja Disabilitas : Hak Mereka Sama, Mimpi Mereka pun Sama .....
  15. 'Analisa Pekerjaan' bagi Pekerja Disabilitas, Perlukah?
  16. Bagaimana Cara Mempekerjakan Penyandang Disabilitas?
  17. Akses Kaum Disabilitas untuk Bekerja
  18. "Beban Negara"kah, Kaum Disabilitas?
  19. Kisah Seorang Gadis Tuna Rungu 
  20. "Zona Nyaman" Bagi Disabilitas di Lingkungan Pribadi
  21. "Dibalik Kelemahan Kami, Adalah Kekuatan Kami" [Dunia Disabilitas]
  22. Penyakit 'Multiple Sclerosis' yang Meremukkan Seorang Sahabatku, Semakin Memburuk .....
  23. Keterbatasan Mereka Justru adalah Kekuatan Mereka
  24. Sekali Lagi, "Mereka Ada" : Catatan dari Rawinala
  25. 'Mereka' adalah Inspirasi yang Terpendam .....
  26. "Mereka Ada ......"
  27. Penyandang 'Pasca Stroke' Diminta Pensiun Dini? Sedih .....
  28. Kaum Disabled Jangan Manja, Karena Kepedulian Itu Masih Lama!
  29. Oda itu Adalah Sahabatku
  30. 'Hidup di Jakarta itu Serasa Dalam Hutan, Siapa yang Kuat Dialah yang Menang!'Terpuruk? Apalagi Sebagai Insan Pasca Stroke, Sangatlah Manusiawi!
  31. Untukmu Indonesiaku, dari Aku 'Ordinary Disabled Woman coz of Stroke' .....
  32. Cacat? Disabilitas? Mimpi Kita Semua Sama, koq!
  33. Tolong Pedulikan Kami: Adakah yang Tahu dan Peduli dengan 'Toilet Disabled?'
  34. 'Peduli Disabilitas' : Dunia Berharga Penuh Makna
  35. Sebuah Catatan dari Kaum Disabled
  36. Di Sebuah Kota yang Ramah bagi Warga 'Disabled', seperti Aku .....
  37. Sudahkah Kita Menjamin Aksesibilitas bagi Warga 'Disabled' di Indonesia ?
  38. Warga 'Disabled' Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa : Sebuah Perenungan Diri


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun