Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep 'Universal Design' Secara Internasional bagi Disabilitas

12 Juni 2017   13:07 Diperbarui: 12 Juni 2017   13:08 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Penyandang disabilitas, dinegara manapun mempunyai keterbatasan2 secara fisik dan mental untuk mengakses perkotaan sebagai bagian dari .lingkungan inklusi mereka’. Tetapi, mereka adalah warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, dengan warga negara masyarakat umum kebanyakan yang sehat.

Lalu, bagaimana kah, bisa bisa mendesain perkotaan, yang mudah di akses oleh semua orang, termasuk disabilitas?

Untuk menentukan desain fasilitas dalam perkotaan bagi disabilitas yang ideal, tidak bisa dikatakan. Karena jenis2 disabilitas itu sangat beraneka, dan bagaimana kaum disabilitas itu merasa nyaman dan aman untuk mengaksesnya. Oleh karena itu, mungkin kita hanya bisa memberikan standard2 desainnya saja, dan selebihnya, perlu mendalami konsep kaum disabilitas dengan berbagai riset.

Karena, bisa saja antara disabilitas pengguna kursi roda satu dengagn pengguna kursi roda yang lain, berbeda kebisaanya, walaupun sama sama pengguna kursi roda. Begitu juga disabilitas2 yang lain.

Sehingga, standard2 desain untuk kaum disabilitas bagi “kota ramah disabilitas, harus memenuhi “asas Aksesibilitas”, yang meliputi KEMUDAHAN, KEAMANAN, FUNGSI dan KEGUNAAN, KESELAMATAN, KENYAMANA dan KEMANDIRIAN.

Selain semua standard desain diatas, juga ada beberapa kritera lagi untuk mendesain fasilitas2 disabilitas. Karena seperti yang kita tahu, kaum disabilitas memang cukup rentan secara fisik, dimana kita harus hati2. Bisa saja desain A sangat bagus bagi masyarakat umum yang sehat, tetapi tidak demikian bagi kaum disabilitas.

Misalnya,

Tentang fleksibilitas.

Kemarin, aku baru saja membeli kursi roda elektrik, dimana ak sangat membutuhkan barang tersebut. Tetapi, ternyata “setir” kursi roda elektrik itu, selalu ada di bagian tangan kanan, padahal tangan kananku lumpuh dan tidak bisa digunakan.

Sehingga, jika kemarin ku membeli kursi roda elektrik tersebut, karena aku memesan khusus, bahwa “setir”nya harus dipindahkan ke bagian tangan kiriku.

Ini saah satu contoh, bagaimana konsep flesibiltas untuk desain bagi kaun disabilitas itu, bia disesuaikan. Jika fleksibilitas itu kaku, alhasil desain ‘ramah disabilitas’, hanya untuk digunakan bagi yang benar2 membutuhkannya, seperti contoh kursi roda listrik, yang kemarin aku beli …..

Kursi roda elektrik, mempunyai ‘setir’ di tangan kanan, tetapi karena tangan kananku lumpuh, membuat hrus sedikit dimodifikasi dengan setir di tangan kirikku ……

Tentang kesederhanaan desain

Sebuah desain mesin ATM misanya, dimana mungkin semua orang dan masyarakat umum yang sehat, angkat jempol dan mudah untuk memakainya, ternyata tidak telalu mudah bagi peyandang disabilitas pengguna kursi roda, seperti aku.

Jika aku kedepan mesin ATM, aku memang bisa memencet2 tombolnya, tetapi ternyata layar ATM yang biasanya akan tertutup tubuh oenggunanya, tidak demikian bagiku. Sehingga jika ada antrian di belakangku, mereka dengan mudah melihat transaksiku, bahkan sudah dibuktikan oleh anakku yang “pura-pura” mengantri di belakangku, dia dengagn gampangnya melihat nomor PIN ku …..

Mungkin, beda juga untuk disabilitas di atas kursi roda, dengan 2 tangannya yang sehat, tetapi tidak untukku, yang hanya memakai tangan kiri karena tangan kananku lumpuh, sehingga hanya 1 tangan dan 1 tangan lagi tidak bisa menutupi sesuatu yang tidak harusnya tidak boleh terlihat orang lain…..

Misal,

Untuk disabled memakai kursi roda, bisa mengacu pada konsep kursi roda.

www.kioskindustry.org

Atau jika penyandang disabilitas netra atau jenis apapun mempunyai seekor anjing yang terlatih

http://metro.co.uk

Artinya,

Desain sesederhana sebuah mesin ATM yang sudah mendunia, ternyata sampai sekarang aku belum menemukan desain mesin ATM yang sesuai dengan kebutuhan ku sebagai penyandang disabilitas diatas kursi roda dengagn 1 tangan yang lumpuh ……

Artinya lagi, ini merupakan BUKTI NYATA, bahwa desain fasilitas bagi penyandang disabilitas itu, sangat lah ‘complecated’, harus melakukan riset bertumpuk2, untuk benar2 bisa mendesain nya, dan memakan waktu yang tidak sebentar.

Tentang persepsi dan informasi

Bagi penyandang disabilitas secara umum, akan sangat menahan diri dan tahu diri, bahwa di Indonesia, khususnya untuk Jakarta (karena aku tinggal dan hidup di Jakarta), belum banyak bangunan2 umum (terutama mall atau pusat perbelanjaan), yang notebene adalah bangunan2 yang semua orang termasuk penyandang disabilitas akan datang kesana untuk membeli keperluan hidupnya, yang memberikan fasilitas2 bagi disabled.

Mungkin hanya mal2 besar saja, atau di mall2 kecil beberapa sudah memberikan fasilitas2 itu, tetapi hanya sekedarnya. Maksudnya, misalnya tentang (katanya) ada kursi roda, tetapi tidak ada karna (katanya) dipakai oleh yang lain atau rusak.

Atau seperti misalnya, toilet khusus disabled. Yang seharusnya berukuran MINIMAL2 meter x 2 meter, untuk memuat kursi roda. Dan seharusnya mempunyai pegangan2 khusus bagi disabled. Tetapi kenyataannya, ruangan kurang dari itu, atau pegangannya tidak ada, atau ada pun sudah geyang sehingga justru membahayakan kaum disabilitas.

Silahkan disurvey di mall2 lingkungan, atau mall2 besar tetapi ternyata tidak terdapat fasilitas2 demikian.

Lalu, tentang tempat parkir khusus, yang dekat dengan pintu masuk mall. Yang terjadi adalah, tempat parkir tersebut, biasanya dipakai oleh ‘valet’, atau orang2 yang tidak bertanggung jawab. Belum lagi tanda2 atai ‘signage’ disabled, biasanya sangat kecil dan tidak ada warna2 khusus untuk tertangkap oleh mata, dan tidak mencolok, sehingga kami para penyandang disabilitas, merasa kesulitan untuk berada di sana ……

***

Pada prinsipnya, secara internasional penyandang disabilitas mempunyai porsi yang khusus di tengah2 masyarakat umum. Produk desain dan fasilitas untuk penyandang disabilitas pun sudah merupakan ‘univesal design’, yang baku.

Bagaimana desain yang universal untuk penyandang disabilitas pun, harus juga disesuaikan dengan masing2 negara. Sesuai dengan postur dan tubuh mereka, atau disesuaikan dengan kehidupan dan budaya masing2 negara.

Penerapan dan aksesibilitas untuk bangunan2 umum pun, seharusnya lah tetap di lakukan, walaupun mungkin akan tidak terlalu seuai, misalnya tentang tempat parkir mobil, yang tetap disediakan untuk kaum disabilitas, walaupun sebenarnya parkir mobil sangat kecil …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun