Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyesuaikan Tempat Kerja Bukan Berarti Perombakan Basar-besaran

2 Juni 2017   13:38 Diperbarui: 2 Juni 2017   13:51 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.evensi.uk

Ini tidak melulu perombakan besar2 bagi perusahaan, bukan? Memang, mungkin harus sedikit diubah, tetapi tidak banyak, dan tidak mahal.

Tentang jam kerja, misalnya.

Mungkin, pekerja disabilitas bisa memanfaatkannya dengan bekerja di rumah, tetapi tetap mempunyai tearget2 tertentu dalam pekerjaannya. Jika targetnya 1 bulan untuk menyelesaikannya, mungkin tiap 1 munggu, pekerja disabilitas bisa datang 1 atau  2 kali untuk mengasistensikan kepada masing2 atasan.

Jika pekerja disabilitas untuk penerima telpon, misaknya, memang harus datang setiap hari, tetapi tempatnya disesuaikan. Jika tugasnya adalah tele-marketing misalnya, bisa bekerja di rumah saja, asal ada laporannya, dan target2 yang harus diselesaikan.

Perusahaan memang harus mengakomodir para calon pekerja disabilitas. Dengan standard2 peraturan yang berlaku, mungkin minimal bisa membuat calon pekerja disabilitas nyaman, ditambah jika si empunya perusahaan benar2 peduli dengagn menambah fasilitas2 yang lebih bagi calon perja disabilitas.

Pada kenyataannya, para pekerja disabilitas di Jakarta, yang sudah atau tetap bekerja di perkantoran2 besar, seperti aku, pun merasa sangat nyaman.

Contoh aku sebagai bagia dari penyandang disabilitas, yang bekerja di sebuah perusahaan besar, karena memang aku sudah bekerja di perusahaan ini lebih dari 10 tahun.

Pekerjaanku memang berubah. Dari sebagai arsitek yang bekerja di lapangan, tetantu tidak bisa lagi dengan keterbatasan2ku sebagai seseorang yang lumpu ½ tubuh sebelah kanan.

Sehingga akhirnya, atasan2ku memberikan tugasku dengan apa yang aku bisa. Dan mereka benar2 memberikan keleluasaan kepadaku untuk mencapai target2 pekerjaanku dengan baik. Disesuaikan dengan kebisaanku.

Perusahaan tempat aku bekerja pun, memberikan keleluasaan padaku untuk bisa control ke dokter di waktu2 tertentu. Jika tiba2 aku harus tidak masuk kerja karena tiba2 saja kepalaku mendadak sakit sekali misalnya, pun tempat aku bekerja sangat memahaminya.

Akomodasi tempat aku bekerja pun sangat nyaman. Dari mobil aku turun, karena sudah biasa selama 7,5 tahun ini, security2 sangat peduli dengan ku dengagn membantu menunutunku sampai saat aku bisa berjalan sendiri.  Semuanya akan nyaman, walau kadang2 denan penuhnya para perja non-disabilitas yang datang dan pergi, kadang aku sangat kesusahan untuk berjalan …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun