Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Pergumulan' Penyandang Disabilitas

2 Juni 2017   12:12 Diperbarui: 2 Juni 2017   12:41 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Sebenarnya, bukan di temoat pekerjaan saja, pekerja disabilitas mempunyai tekanan2 emosional. Disemua tempat, kaum disabilitas itu sebenarnya, sudah mempunya tekanan2 emosional nya sendiri. Bahkan ketika kaum disabilitas hanya sekedar bejalan2 saja pun, ada tekanan2 emosional yang sebenarnya tidak harus terjadi …..

Sebenarnya, apa yang sedang digumulkan para penyandang disabilitas? Dan bagaimana masyarakat dapat membantunya?

 Pertama,

Jika masyarakat pada umumnya ingin berinteraksi dengan penyandang disabilitas, lakukanlah dengan khusus menyediakan waktu. Tidak harus berlama2, tetapi harus lebih memperhatikan tutur kata2. Karena tidak bisa dimungkiri bahwa  kaum disabilitas itu mempuyai hati yang lebih lembut dan riskan untuk disakiti.

Penyadang disabilitas itu mempunyai keterbatasan secara fisik, dimana mereka (bukan aku sih) merasa tidak sebanding dengagn masyarakat oda umumnya. Kata2 bisa menjadi ancaman untuk mereka, walau mungkin kata itu utuk yang sehat, tidak berarti apa2 …..

Kalau aku, sebagai bagian dari penyadang disabilitas, aku tidak ‘segitu2nya’. Aku adalah ‘bekas preman proyek’ (hahaha …), dimana aku sudah biasa melihat dan mendengar yang tidak senonoh, apalagi anya dengan kata2. Aku akan cuek bebek, dan hanya tersenyum saja. Bahkan justru mereka lah yang justru marah kepadaku, karena ‘terlalu percaya diriku sendiri, hihihi ……

Kedua,

Berikan lah waktu untuk beradaptasi yang cukup bagi pekerja atau penyandang disabilitas, apalagi jika mungkin baru pertama kali mereka berada di tempat itu. Karena ‘adaptasi’  bisa membuat seseorang akan lebih nyaman, apalagi bagi penyadang disabilitas.

Akhirnya, jika pekerja disabilitas akan bisa bekerja lebih efektif dan efisien. Mereka akan nyaman di tempat kerja. Dan jika pekerja non-disabilitas, adaptasinya lebih kepada teman2 sekerja, untuk berada di tempat yang nyaman, mungkin berbeda dengan pekerja disabilitas.

Yang aku tahu, berhubungagn dengan hidupku sendiri sebagai bagian dari penyandang disabilitas, aku akan lebih merasa nyaman, jika tdak banyak menyawab pertanyaan2 seputar disabilitasku. Jika aku sedang tenang dan relax, justru aku dengan senang hati bercerita sendiri, masalah2 yang berhubungan dengan kecacatan fisikku.

Ketiga,

Bagi penyadang disabilitas, sangat rentan dengan apa yang disebut dengan diskriminasi. Kupikir, bukan hanya kaum disabilitas saja, melainkan semua manusia, mempunyai rasa tidak suka jika ada yang membeda2kan. Apalagi penyandang disabilitas, yang secara fisiknya pun, sudah berbeda …..

Pastikan, tidak ada bentuk diskriminasi dalam bentuk apapun, sehingga dalam masyarakat inklusi, kita semua mampu hidup dengan damai dan sejahtera.

Keempat,

Jenis disabilitas itu ada benyak. Yang terlihat saja ada disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas daksa atau disabilitas grahita. Ada lagi disabilitas fisik pemakai kursi roda, disabilitas syndrome atau disabilitas2 yang lainnya, yang aku pun banyak belum ketahui.

Oya, orang2 tua dan anak2pun termasuk bagian dari disabilitas. Orang tua, karena suda sepuh dan susah untuk bermobilisasi. Ada yang memakai kursi roda atau tongkat. Berarti mereka disejajarkan dengan dunia disabilitas, karena memang sangat terbatas.

Begitu jga dengan anak2, dimana mereka bukan ‘dis-able’, tetapi karena mreka belum mampu untuk mandiri, sehingga mereka bisa saja jatuh jika berlari2, atau naik tangga. Mereka butuh pengawalan khusus untuk mereka beraktifitas.

Dengan banyaknya jenis2 disabilitas, tidak menuntup kemungkinan, ada yang mungkin membutuhkan perhatian dan penanganan yang khusus. Contohnya saja, disabilitas insan pasca stroke, seperti aku. Secara pikiran, aku masih normal. Aku cacat karena stroke. Aku bisa berpikir dan bisa berjalan, tetapi jika berjalan agak jauh dan lama, aku tidak mampu sehingga aku harus berada di kursi roda,

Sebenarnya, aku ingin terus bisa berjalantanpa di atas kursi roda. Tetapi aku membutuhkan teman untuk aku bisa berpegangan. Sehingga perlakuan khususku adala, memberikan teman untuk berjalan. Ini hanya sekedar contoh.

Atau disabilitas rungu, mereka membutuhkan seorang penterjemah untuk mengerti apa yang ada dipikirannya atau apa yang ada dipikiran masyarakat umum. Bahasa2 isyarat akan menjadi sangat penting untuk masing2 dapat mengerti.

Kelima,

Sebuah hubungan antara penyndang disabilitas dan masyarakat umum, hanya karena belas kasihan, akan sangat rentan oleh waktu. Belas kasihan itu pun akan menjadi batu sandungagn bahkan bom waktu. Tetapi sebuah hubungan antara penyandang disabilitas dengan masyarakat umu oleh sebab sebuah motivasi, justru bisa menjadikan hubungan tersebut lebih baik.

Basis motivasi, saling menghargai dan tujuan masa depan, akan membuahkan kehidupan inklusi yang bisa saling berinteraksi lebih nyaman. Saling mengerti, adalah dasar dari segalanya. Keterbatasan fisik bagi penyadanga disabilitas serta keterbatasan2 yang lain bagi masyarakat pada umumnya (karena manusia semuanya adalah terbatas dan tidak ada manusia yang sempurna), memang harus dimengerti …..

Jika semuanya berdasarkan dari belas kasihan, semuanya akan mengecewakan. Semuanyaakan saling menahan diri. Kekecewaan2 demi kekecewaan, terus menghunjam kalbu, yang akhirnya bom akan meledak …..

Dan yang jelas, tindakan positif tentulah sangat dibutuhkan. Artinya, setiap tindakan dari bagian penyandang disabilitas dan tindakan dari masyarakat umum, haruslah didasari dengan tujuan yang terbaik bagi semuanya. Jangan ada yang disembunyikan, apalagi benar2 tindakan yang ‘menyerang’.

***

Sepertinya, pertanyaan diatas tentang “apa yang sedang digumulkan para penyandang disabilitas” serta “bagaimana masyarakat umum bisa membantunya”, sudah terjawab dengan jelas.

Mereka membutuhkan lebih dari sekedar saling menghargai, tetapi saling mengerti. Mereka tidak ingin belas kasihan, tetapi (sekali lagi) mereka membutuhkan pengertian.

Bahwa, mereka memang terbatas. Baik yang cacat sejak lahir karena Tuhan “memilih” mereka, atau yang cacat karena kecelakaan atau karena penyakit, mereka memang berbeda. Dan seyogyanya lah, yang sehat dan sempurna membantunya.

Bukan hanya membantu dengan peralatan pembantu saja, tetapi lebih dari itu, yaitu sebuah pengertian yang hakiki untuk mereka …..

Sebelumnya,

‘Tampilan Bahasa’ di Dunia Inklusi

Tersenyum dan Tertawalah Kepada Kami, untuk Berinteraksi

Pekerja Disabilitas : Hak Mereka Sama, Mimpi Mereka pun Sama …..

‘Analisa Pekerjaan’ bagi Pekerja Disabilitas, Perlukah?

Bagaimana Cara Mempekerjakan Penyandang Disabilitas?

Akses Kaum Disabilitas untuk Bekerja

“Beban Negara”kah, Kaum Disabilitas?

Kisah Seorang Gadis Tuna Rungu

“Zona Nyaman” Bagi Disabilitas di Lingkungan Pribadi

“Dibalik Kelemahan Kami, Adalah Kekuatan Kami” [Dunia Disabilitas]

Penyakit ‘Multiple Sclerosis’ yang Meremukkan Seorang Sahabatku, Semakin Memburuk …..

Keterbatasan Mereka Justru adalah Kekuatan Mereka

Sekali Lagi, “Mereka Ada” : Catatan dari Rawinala

‘Mereka’ adalah Inspirasi yang Terpendam …..

“Mereka Ada ……”

Penyandang ‘Pasca Stroke’ Diminta Pensiun Dini? Sedih …..

Kaum Disabled Jangan Manja, Karena Kepedulian Itu Masih Lama!

Oda itu Adalah Sahabatku

‘Hidup di Jakarta itu Serasa Dalam Hutan, Siapa yang Kuat Dialah yang Menang!’

Terpuruk? Apalagi Sebagai Insan Pasca Stroke, Sangatlah Manusiawi!

Bersaksi untuk Indonesia, dari Aku ‘Ordinary Disabled Woman coz of Stroke’

Untukmu Indonesiaku, dari Aku ‘Ordinary Disabled Woman coz of Stroke’ …..

Cacat? Disabilitas? Mimpi Kita Semua Sama, koq!

Tolong Pedulikan Kami: Adakah yang Tahu dan Peduli dengan ‘Toilet Disabled?’

‘Peduli Disabilitas’ : Dunia Berharga Penuh Makna

Sebuah Catatan dari Kaum Disabled

Di Sebuah Kota yang Ramah bagi Warga 'Disabled', seperti Aku .....

Sudahkah Kita Menjamin Aksesibilitas bagi Warga 'Disabled' di Indonesia ?

Warga 'Disabled' Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa : Sebuah Perenungan Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun