Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pekerja Disabilitas: Hak Mereka Sama, Mimpi Mereka pun Sama

30 Mei 2017   10:46 Diperbarui: 30 Mei 2017   11:00 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

www.personnelToday.com

Catatan gambar :

Walau mungkin tidak semua perusahaan mau beresiko untuk pekerja disabilitas melakukan pekerjaan fisik di lapangan seperti foto diatas, tetapi hak pekerja disabilitas pun sama. Dengan ‘analisa pekerjaan’ serta diskusi dan sering berinteraksi dengan peruhaan tempat mereka bekerja, keadaan sperti inipun dimungkinkan, walau tetap harus tahu resiko2nya …..

***

Di tulisanku tengan  ‘Analisa Pekerjaan’ bagi Pekerja Disabilitas, Perlukah?, analisa pekerjaan bagi pekerja disabilitas, itu sebenarnya bukan untuk diskriminasi. Tujuannya adalah untuk proses pengkajian untuk semua pelamar pekerjaan, supaya perusahaan tahu bagaimana pelamar itu nantinya dapat melakukan pekerjaannya, yang dibebankan kepadanya.

Apalagi untuk pekerja disabilitas, yang memang dan harus dimaklumi bahwa mereka adalah seseorang yang terbatas secara fisik, tetapi tetap bagian dari warga negara yang berhakuntuk hidup dan bekerja …..

Dengan kenyataan bahwa  seseorang dalam batasan ‘terbatas’, berarti memang berbeda.Mereka tetap mampu untuk bekerja dan melakukan sesuatu, sama dengan pekerja non-disabilitas, TETAPI CARA MEREKA BERBEDA. Sehingga, jika perusahaan sedang merekrut pegawai baru di pameran2 ‘job fair’, perusahaan harus mencantumkan bahwa penyandang disabilitas jug bis melamar pekerjaan ini. Karena jika tidak diccantumkan, akan menjadi salah …..

***

Mungkin, sebagian masyarakat Indonesia masih berpikir bahwa penyandang disabilitas itu sama sekali tidak mampu melakukan hal2 yang dilakukan masyarakat pada umumnya. Bahkan sebagian masyarakat Indonesia masih berpikir terlalu sempit bahwa penyandang disabilitas merupakan ‘penyakit menular’, sehingga mereka menyisihkan disabled jauh2 dari hadapan mereka.

Dan sebagian besar masyarakat Indonesia, masih memberikan stigma penyandang disabilitas itu adalah ‘obyek penderita’. Bahwa penyandang disabilitas adalah seseorang yang patut dikasihani, dan menjadi bagian dari kebutuhan untuk memberikan donasi atau charity.

Tetapi tidak demiian halnya. Sehingga, bagi kami dalam dunia kaum disabilitas, kami membentuk banyak organisasi2 atau komunitas2 tentang disabilitas, semua jenis disabilitas. Dimana omunitas atau organisasi ini bertujuan untuk mmemromosikan hak2 penyadang disabilitas untuk meningkatkan hidup mereka.

Karena pada dasarnya, penyadang disabilitas itu merupakan indikasi miskin, JIKA HAK-HAK MEREKA TIDAK DIBERIKAN SECARA LUAS …..

Jika kaum disabilitas tidak bekerja, kecenderungannya adalah mereka akan bergantung hidup dengan keluarga. Jika keluarga pun lama2 tidak mampu, berarti mereka akan semakin dimiskinkan karena hak2 mereka tidak terpenuhi.

 Bukan hanya antara masyarakan dan warga negara saja, perusahaan atau institusi2 di Indonesia pun harus mampu meyelami kenyataan bahwa kaum disabilitas itu ada, dan mereka mempunyai hak2 yang sama sebagai warga negara. Sehingga, semua harus mengerti dan memahami.

Bukan hanya mengerti dan memahai saja, semua masyarakat Indonesia harus ‘belajar’ dengan cara mengikuti seminar2 atau pelatihan2 tentang bagaimana kehidupan seorang disabilitas. Jika untuk merekrut pekerja disabilitas, tentunya, perusahaan2 atau intitusi2 yang ada harus benar2 tahu, mengerti dan menjalankan apa yan di pelsjsri dari hasil seminar2 dan pelatihan2 tersebut.

Kemitraan antara perusahaan dan penyandang disabilitas, pun akan terbentuk jangka panjang. Karena, ketika seorang disabilitas sudah mampu untuk menapaki dunia pekerjaan, dan mampu untuk menghasilkan uang untuk hidup mereka, pasti lah teman2nya akan mengikuti. Karena mereka memang membutuhkan pekerjaan.

Dari sinilah, kemitraan antara perusahaan dengan komunitas atau organisasi disabilitas, akan terjalin dengan baik, dan akan memberikan kesempatan dan peluang kerja kepada semua penyandang disabilitas, dan akhirnya akan enciptakan inklusi social dalam masyarakat serta kesetaraan hidup yang nyaman ……

***

Komunikasi antara manajemen perusahaan dan pekerja disabilitas itu pun butuh waktu untuk saling mengerti. Ketika kita sebagai pekerja non-disabilitas sudah mampu beradaptasi dengagn perusahaan baru yang dilamarnya selama 1 atau 2 minggu saja, tidak untuk pekerja disabiitas.

Karena penyesuaian bagi pekerja disabilitas itu lebih lama. Pertama, karena pada kenyataannya pekerja disabilitas itu memounyai keterbatasan fisiknya. Mereka akan beradaptasi secara fisik dahulu. Bagaimana mereka bisa menuju tempat kerja, yang pastinya tidak gampang (karena pada umumnya, perusahaan mendesain kantornya untuk non-disabilitas).

Lalu, bagaimana mereka mampu untuk dirinya sendiri, misalnya, jika ingin ke toilet, jika ingin ke dapur, atau jika ingin mengendalikan peralatan kerjanya, tanpa harus menyusahkan orang2 disekitarnya.

Kemudian, bagaimana mereka berinteraksi dengan teman2nya dilingkungagn atau ruangan tempat dia bekerja.

Bagaimana mereka mampu berinteraksi dengan atasan mereka karena terhambat dengan keterbatasan fisik mereka.

Setelah itu, barulah mereka masuk di dunia pekerjaan mereka, yang pastinya pun mungkin akan sedikit sulit untuk mereka, apalagi untuk pekerja (disabilitas atau non-disabilitas) jika mereka benar2 baru bekerja, atau fresh graduate …..

Belum lagi, adanya diskriminasi di lingkungan kecil pekerjaan nya. Orang2 yang melecehkan dan sirik kepada mereka. Dan itu sungguh sebuah masalah besar, jika pekerja disabilitas belum matang dalam menyikapi emosi sebagai manusia yang memang terbatas ……

Mungkin aku salah, tetapi menurutku, minimal ada 5 tahap bagi pekerja disabilitas dalam memulai hidupnya di dunia pekerjaan, di sebuah perusahaan yang notebene adalah sebuah lokasi yang sebagian besar adalah masyarakat pekerja pada umumnya ……

***

Seperti aku, 7,5 tahun lalu, ketika aku terserang stroke dan mendaatka diriku cacat, lumpuh ½ tubuh bagian kanan, dan 7 tahun llu aku mulai menapaki dunia pekerjaanku, aku pun menapakinya dengan langkah2 perlahan.

Sampai aku akhirnya mampu matang untuk mengerti bahwa dunia pekerjaan bagi aku, sebagai pekerja disabilitas, memang sangat ‘keras’. Karena tidak semua oang mengerti dan tidak semua orang mau menyambutku. Sebagian dari mereka justru memusuhiku dan sebagian lagi, pu semakin membenciku.

Sehingga dalam kurun waktu yang Tuhan berikan padaku, aku sudah berdamai dengan keadaanku. Bahwa realitas it uterus mencambukku untuk tetap tegar dan bergumul untuk mendapatkan hak2ku sebagai penyandang disabilitas …..

Dan ketika pekerja disabilitas mamp menapaki step-step dalam dunia pekerjaan itu, aku sangat yakin, pekerja disabilitas itu sudah matang untuk menyambut dunia mereka, masa depan mereka dan menuju mimpi2 mereka yang cerah.

Karena, kami pun mempunyai mimpi yang sama …..

Sebelumnya :

 ‘Analisa Pekerjaan’ bagi Pekerja Disabilitas, Perlukah?

Bagaimana Cara Mempekerjakan Penyandang Disabilitas?

Akses Kaum Disabilitas untuk Bekerja

“Beban Negara”kah, Kaum Disabilitas?

Kisah Seorang Gadis Tuna Rungu

“Zona Nyaman” Bagi Disabilitas di Lingkungan Pribadi

“Dibalik Kelemahan Kami, Adalah Kekuatan Kami” [Dunia Disabilitas]

Penyakit ‘Multiple Sclerosis’ yang Meremukkan Seorang Sahabatku, Semakin Memburuk …..

Keterbatasan Mereka Justru adalah Kekuatan Mereka

Sekali Lagi, “Mereka Ada” : Catatan dari Rawinala

‘Mereka’ adalah Inspirasi yang Terpendam …..

“Mereka Ada ……”

Penyandang ‘Pasca Stroke’ Diminta Pensiun Dini? Sedih …..

Kaum Disabled Jangan Manja, Karena Kepedulian Itu Masih Lama!

Oda itu Adalah Sahabatku

‘Hidup di Jakarta itu Serasa Dalam Hutan, Siapa yang Kuat Dialah yang Menang!’

Terpuruk? Apalagi Sebagai Insan Pasca Stroke, Sangatlah Manusiawi!

Bersaksi untuk Indonesia, dari Aku ‘Ordinary Disabled Woman coz of Stroke’

Untukmu Indonesiaku, dari Aku ‘Ordinary Disabled Woman coz of Stroke’ …..

Cacat? Disabilitas? Mimpi Kita Semua Sama, koq!

Tolong Pedulikan Kami: Adakah yang Tahu dan Peduli dengan ‘Toilet Disabled?’

‘Peduli Disabilitas’ : Dunia Berharga Penuh Makna

Sebuah Catatan dari Kaum Disabled

Di Sebuah Kota yang Ramah bagi Warga 'Disabled', seperti Aku .....

Sudahkah Kita Menjamin Aksesibilitas bagi Warga 'Disabled' di Indonesia ?

Warga 'Disabled' Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa : Sebuah Perenungan Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun