Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akses Kaum Disabilitas untuk Bekerja di Indonesia

29 Mei 2017   09:39 Diperbarui: 29 Mei 2017   09:50 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sendiri setelah menjadi disabled, merasa harus bekerja 2x lebih keras, disbanding dengan aku sebelum cacat. Karena, ketika aku harus bekerja di perusahaan besar, walau fasilitas2 dan akses2nya sangat nyaman, bukan bebarati tidak ada hambatan.

Karena aku adalah insane pasca stroke, aku akan sangat bermasalah jika berada di keramaian. Bukan karena tidak percaya diri, tetapi karena kadang kala, otakku yang memang sudah cacat ini, tidak mampu mengontrok gerak tubuhku, khususnya sebelah kanan yang lumpuh. Sehingga, tiba2 saja kaki kananku tidak bisa diajak kerjasama, dan kaki kananku benar2 tidak mampu bergerak …..

Jafi, aku harus menumbuhkan “kerja kerasku”, bukan tentang pekerjaanku tetapi justru untuk kotrol diri di lingkungan pekerjaan. Dan iitu benar2 membuat terkurasnya energiku. Sehingga, memang benar bahwa kaum disabled akan memerlukan tenaga minimal 2x lipat dibanding pegawai pada umumnya.

Belum lagi, pemikiran2 negatif ku sebagai insane pasca stroke dan bagian dari penyandang disabilitas Indonesia. Sangat wajar jika aku takut suatu saat aku diberhentikan, dan susah kembali mendapat pekerjaan lagi. Sehingga, aku harus bekerja lebih giat supaya karya ku semakin bisa dipakai oleh perusaaan tempat aku bekerja.

Aku berusaha melecut tubuhku untuk bisa menjadi pegawai yang bisa diandalkan, walau tetap terbatas. Sehingga, berusaha mengeksplore karyaku semakin terfokus untuk tujuan yang lebih baik.

Jadi, apa yang menjadi manfaat mempekerjakan kaum disabilitas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun