Lain lagi dengan seorang teman baru, Nisa, anggota dari Young Voice Indonesia ( lihat tulisanku ‘Peduli Disabilitas’: Dunia Berharga Penuh Makna).Nisa seorang disabled tuna rungu yang luar biasa! Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Tetapi aura keluar-biasaan nya sangat kental terasa. Nisa seorang  mahasiswa  yang sangat berbakat, cantik, serta sangat mandiri. Aku tidak tahu masa kecilnya, tetapi dengan aku melihat kehidupan dan kegiatannya sekarang ini, aku yain bahwa kehidupan masa kecilnya merupakan kehidupan yang membahagiakannya.
Karena aku pernah ‘hidup’ dengan Sonya, anak angkatku sebagai insan disabled tuna rungu, sehingga aku sudah mengerti, apa yang ada di hatinya. Seperti Sonya, walau aku baru mengenalnya beberapa tahun ini, Nisa aku anggap anakku sendiri, Nisa seumuran dengan Sonya.
Sonya memang tidak mau kuliah, tetapi dia mau mengembangkan dirinya dengan bekerja. Berbeda dengan Nisa, dia mengasah kemampuannya denga kuliah di Universitas umum, berteman dengan orang2 normal serta berorganisasi dengan cekatan. Nisa adalah seorang pengurus dari Young Voice Indonesia, yag aktif.
Pertemuan kedua dengan nya ketika kegiatan filateli beberapa minggu lalu. Dan sampai malam, aku mengamati Nisa, dengan kepercayaan-dirinya, tidak ada yang tahu dan melihat bahwa Nisa adalah disabled tuna rungu. Bahwa dia berani menjelajah kota Jakarta dalam berkegiatan sendirian dengan kendaraan umum, malam-malam pula, itu salah satu keluarbiasaannya ..... luar biasa!
Dalam komunikasiku dengan kedua gadis luar biasa ini, aku harus pintar2 ‘berbicara’ dengan mulut yang terbuka lebar. Mereka akan ‘membaca’ mulutku jia aku berbicara dengan mereka, dan mereka mampu untuk berkomunikasi dengan baik. Jika aku lupa untuk membuka mulutku, mereka pasti kebingungan karena mereka tidak bisa membaca bibirku. Mereka mengerti dengan bahasa isyarat, tetapi aku tidak bisa, kan?
Persahabatanku dengan kedua gadis belia ini, membuat aku tersadar, bahwa hidup itu jangan pernah terus mengeluh. Ketika aku sekarang sebagai bagian dari insan disabled baru 3 tahun ini, aku tahu bahwa ada banyak insan yang terlahir disabled.
Banyak dari mereka bertumbuh dalam keluarga yang tidak sejahtera ( komunikasi atau materi ), tetapi mereka mampu menjadi seseorang yang luar biasa! Walau memang sebagai manusia biasa, ada keterbatasan2, tetapi insan2 disabled akan lebih ‘tidak mampu’ dibandingkan dengan orang normal, apalagi tanpa kepedulian banyak orang termasuk pemerintah dengan ketidak adanya fasilitas2 standard di Indonesia, seharusnyalah mulut kita terkunci dari segala macam keluhan.
Paling tidak, jika mengeluh, marilah kita langsung kehadapan Tuhan saja, tanpa harus selalu dan terus terpuruk .....
Salam dari kami, insan disabled tetapi tetap berkarya .....