Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Fisherman Wharf: Konsep Dermaga Unik dengan Olahan Kulinernya

21 Maret 2017   10:31 Diperbarui: 21 Maret 2017   20:01 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image and video hosting by TinyPic

By Christie Damayanti

Tempat yang paling iconic di San Francisco selain Golden Gate Bridge, apa?

Ga salah jika ada yang mengatakan‘Fisherman Wharf’ …..

Fisherman Wharf adalah sebuah lingkungan nelayan sebagai daya tarik wisata popular di San Francisco. Kota ini memang terletak di tepi Samudra Pasifik, dan tentulah mata pencaraharian penduduk asli setempat adalah nelayan, sebelm kota ini menjadi sebuah kota metropolitan bagi dunia.

Tetapi tidak salah jika penduduk setempat pun masih disibukan dengagn mencari ikan, walau mengkin bukan sebgai sumber mata pencaharian tetap. Mereka lebih kepada mencari ikan serta hewan2 laut untuk dimakan, dijual, bahkan menjadi  dunia kuliner dari San Francisco.

Fisherman Wharf ini, terdiri dari beberapa dermaga, salah satunya adalah Pier 39, sebuah dermaga khusus yang dibangun untuk ‘hotel singa /anjing laut’. Berupa potongan2 kayu besi, dibuat terapung dengan drum2 seperti jembatan pontoon. Dibuat puluhan ‘kamar’, untuk tempat tinggal dan bermalasan bagi anjing dan siang laut San Francisco, seperti yang aku tuliskan diartikel di link di bawah ini.

20161228-070859aaaaaa-58d0a4fc4ef9fd724f51acb4.jpg
20161228-070859aaaaaa-58d0a4fc4ef9fd724f51acb4.jpg
20161228-070904aaaaaa-58d0a50e76977380645bbfed.jpg
20161228-070904aaaaaa-58d0a50e76977380645bbfed.jpg
Dokumen pribadi

Kami dari Pier 39, mencari parki, yang memang cangat padat, karena libur Natal 2016 …..

20161228-070951aaa-58d095a44ef9fd364f51acb2.jpg
20161228-070951aaa-58d095a44ef9fd364f51acb2.jpg

Setelah mendapat parkir khusus ke Pier 39 (berjarak 1 block dari Fisherman Wharf), kami masuk kesana, dengan menyeberan jalan (ada khusus zebra cross nya), walau ada jembatan.

***

Berjarak dari Ghirardelli Square atau Van Ness Road, sampai Pier 39 atau Kerany Street, mulai ramai sejak sekitar tahun 1800-an, ketika nelayan imigran dari Italia datang ke San Francisco untuk mencari penghidupan. Selain sebagai nelayan untuk penghasilan di negara Amerika, imigran Italia pun berusaha untuk memberikan penghidupan lain dengagn berjualan ikan.

Dan lama kelamaan mereka menetap disana, dan hasil dari nelayan tersebut menjadikan Fisherman Wharf sebagai titik focus kota San Francisco bagi wisatawan. Dengagn beberapa atraksi disana, dunia kuliner San Francisco pun berkembang disana.

Kepiting San Francisco, sangat terkenal dengan kepiting berwarna biru. Dan cara memasaknya pun berbeda dari kebanyakan, karena daerah ini “ditemukan” oleh nelayan Italia, maka kuliner disana memang lebih kepada masakan2 Italia, bukan Chinese Food. Karena bisanya, makanan olahan laut dimasak dengan khas China.

***

Dunia kuliner terutama kepiting merupakan kegemaranku dan keluargaku. Jika kami kesini, pastilah kami tidak akan melewatkan makan kepiting. Dimana kepiting2 lokal khas San Francisco, berwarna biru dengan cangkang besar serta kali2 dan capit yang panjang (rajungan besar), adalah yang terutama!

Tanpa tubuh atau cangkang kepiting ini pun, dan hanya memakan kaki2 dan capitnya saja, itu juga sudah membuat kami kenyang, sehingga jika hanya ingin ‘cemilan’ saja, kami hanya membeli kaki2 dan capit2nya saja. Hanya di rebus dengan bawang putih dan sedikit saos dari Italia, kaki2 dan capit kepiting pun kami bawa pulang.

">



Membeli kepiting biasa dengan kaki2 dan capit biasa, untuk dibawa ke hotel kami …..

Tetapi jika kami memang ingin menikmati kepiting sambil bersantai di Fisherman Wharf, kami makan disana, dsalah satu restoran dan duduk di tepi laut dengan udarah sejuk khas San Francisco di musim dingin ….. (karena kami belum pernah ke Amerika di musim panas, selalu di musim dingin) …..

Tetapi jika kita tidak menyukai kepiting, kita bisa memesan ikan2 laut yang kadang agak aneh ditelinga kita, seperti kuliner berbagai jelis ikan hiu.

Jika di Indonesia sudah biasa dengan ‘jambal pari’ (ikan pari juga termasuk keluarga hiu), tidak demikian dengan ber-jenis2 ikan hiu yang lain. Sepeti pengalamanku makan ikan hiu disana …..

">





Ikan hiu yang sedang diolah untuk dijadikan kuliner khas San Francisco

Tahun 1994, aku disana dengan adikku dan mencoba makan ikan hiu. Aku lupa jenis ikan hiu yang mana, karena ternyata banyak jeni ikan hiu yang bisa dan enak untuk dimakan. Tentu saja, ikan2 hiu ini bukan illegal, karena memang ditangkarkan untuk dimakan.

Aku memesan ikan hiu panggang seperti steak. Adikku memesan digoreng, dengan jenis hiu yangberbeda, dan kami saling mencoba. Ternyata, memang daging ikan hiu seperti ikan kakap merah, yang tebal dan kenyal. Dan steak ikan hiu yang di panggang bersama kulit2nya, ternyata kulitnya seperti karet, sehingga susah untuk dimakan. Jadi, kami hanya memakan dagingnya saja …..

***

Atraksi di Fisherman Wharf antara lain ada;ah dermaga2 utuk melihat kehidupan nelayan disana. Ada juga Pier 39 dengagn singa dan anjing lautnya. Juga banyak restoran yang menjual hasil olahan laut, yang sebagian besar adalah makanan Italia. Ada juga banyak toko2 souvenir menjual barang2 khas laut, atau souvenir San Francisco.

">

Beberapa café dan resto kecil yang menjual hasil olahan laut

Terdapat juga Pusat perbelanjaan Cannery, Ghirardelli Square, beberapa museum (Ripley’s Believe or Not, Wax Museum serta taman Sejarah Maritim San Francisco).

Cafe2 lokal Amerika seperi Rainfosert Café, kedai2 burger pun terdapat disana, bagi wisatawan yang tidak menyukai kuliner hasil olahan laut. Sehingga tempat wisata Fisherman Wharf menjadi sebuah tempat wisata yang harus didatangi jika kita sempat berwisata di San Francisco …..

Catatan :

Menurut referensi yang aku baca, ternyata tahun 1985, Fisherman Wharf pernah digunakan sebagai lokasi shooting film James Bond “A View to a Kill”, sehingga di beberapa titik tertentu disana, terdapat monument tentang ini.

***

Di Fisherman Wharf ini sangat lah nyaman. Dengan udara sejuk di musim dingin sekarang itu pun, membuat kami tetap nyaman. Memang akan menjadi lebih dingin jika semakin sore dan semakin malam, memang suhu udara bisa sampai 0 derajat. Tetapi selebihnya, Fisherman Wharf memang sangat enak untuk kongkow serta berwisata denan keluarga dan handai taulan …..

picture9-58d09564a8afbd7008639867.jpg
picture9-58d09564a8afbd7008639867.jpg



Dokumen pribadi

                                                    Dermaga besar, dengan pemilihan bahan kayu besi, nyaman untuk dijalani, termasuk memakai kursi roda. Ramah disabled …..

">





Dokumen pribadi

Dermaga dengan kayu besi, bersisian langsung dengan laut. Nyaman …..

Fisherman wharf ssendiri dibangun di atar dermaga besar, yang sebagian besar terbuat dari kayu2 besi yang tahan dari segala cuaca. Kayu2nya sepertinya di beberapa waktu direnovasi, sehingga secara keseluruhan, kenyamanan tempat ini semakin tidak tertandingi oleh dermaga2 nelayan di kota2 yang lain.

Konsep ‘Dermaga Indonesia’ dengan hasil olahan lautnya

Konsep dermaga untuk wisatawan seperti Fisherman Wharf di San Francisco ini, sangat bisa dicontoh oleh negara2 tepi laut, termasuk Indonesia. Dengan panjang pantai terbesar didunia (karena Indonesia terdiri dari lebih dari 13.000 pulau, sehingga panjang pantainya tidak ada yang menandingi), sangat strategis untuk dikembangkan sebuah kawasan dermaga cantik seprti Fisherman Wharf ini.

Apalagi Indonesia mempunyai ‘nenek moyang’ nelayan, yang pastinya mempunyai kepiawaian tersendiri, untuk menangkap hasil laut. Dan dengagn kreatifitas tertentu, bukan hanya titik wisata dermaga saja yang bisa diakukan untuk Indonesia, tetapi juga olahan2 hasil tangkapan laut, pasri mempunyai rasa tersendiri.

Apalagi, Indonesia memang mempunyai rempah2 yang tidk ada duanya di dunia!

Masalahnya sekarang :

Maukah Indonesia menciptakan kreatifitas tak terbatas, untuk keberadaan Indonesia sendiri, termasuk membawa Indonesia di mata dunia, lewat pantai dan hasil olahan lautnya???

Sebelumnya :

‘The Transamerica Pyramid Center’ : Berbeda karena Berani

Wajah ‘Victorian’ Kota San Francisco

Walau Tua, ‘Trem’ Khas San Francisco Mampu Menanjak dalam Kemiringan 45 Derajat!

Di Ujung Utara Teluk San Francisco …..

Ribuan Ulir Baja Menjadi Seutas Kabel Raksasa untuk ‘Menarik’ Golden Gate Bridge!

Bentang ‘Golden Gate Bridge’ di Sela-sela Awan Putih Teluk San Francisco

Aku ‘Merinding’, Waktu Masuk ke Kamar Tahanan Al Capone di Penjara Al Catraz

‘Lombard Street’ : Jalan yang Terkenal di Dunia, Tercuram dan ….. Tercantik!

[Dermaga] Pier 39 : Banyak Singa Laut ‘Bergelimpangan’ untuk Berjemur dan Bermalas-malasan  …..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun