Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Geometris Tenun Indian (Navajo) dan Tenun Indonesia (Timur)

20 Januari 2017   12:00 Diperbarui: 20 Januari 2017   12:38 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.minimalist.com dan www.kaintenun.com

Untuk mereka, awalnya mereka menenun hanya untuk keperluan pribadi keluaarga mereka. Seperti untuk jubah dan mantel menyelimuti tubuh mereka dari hawa dingin di musim dingin, atau untuk pelana kuda2 mereka. Tapi sekarang, tenun mereka semakin berkembang dan dieksport bagi kepentingan masyarakat luas, sejak akhir abad ke-19.

Konsep desain tenun mereka, sepertinya sangat kuat dengan pola2 geometrisnya. Segitiga, segiempat bahkan jajaran genjang, hampir selalu mewarnai desain2 mereka. Dan sangat kuat di benakku, konsep geometris bagi tenun NTT serta tenun Rangrang Bali, membuat aku merasa ‘dekat’ dengan Indian, sebagai penikmat warisan budaya dunia.

Sumber : www.minimalist.com
Sumber : www.minimalist.com
Sumber: www.tenunrangrang.com
Sumber: www.tenunrangrang.com
Konsep geometris pun tereksplore untuk tenun suku Indian, sejalan dengan tenun Rangrang dari Bali. Bedanya adalah konsep warna, yang masing2 mengacu pada budaya Indian Amerika dan Indonesia.

Sumber : www.pinterest.com
Sumber : www.pinterest.com
Sumber: www.tenunntt.com
Sumber: www.tenunntt.com

Foto kiri atas adalah desain geometris suku Indian dan foto kanan atasadalah desain asli dari NTT. Warna2nya sama2 mencolok, tetapi jika kita melihat dari ‘mata hati’, ada perbedaan konsep warna mereka.

Untuk warna Indian, lebih kepada warna warni pendekatan alami, tetapi tidak dengan tenun dari NTT, yang berwarna warni cerah ceria, yang memang mengeksplore warna Indonesia.

***

Suku Navajo mengembangbiakkan domba2 mereka, disebut ‘Navajo-Churro’, sepertinya menurut mereka bulu2 domba ini sangat cocok dengan iklim daerah hidup mereka. Sehingga sejak abad ke-17, mereka mulai menenun dengan material utama adalah bulu domba Navajo-Churro, tentunya dengan warna2 alami, warna coklat, hitam dan putih saja.

Tetapi sejak abad ke-19, mereka mulai menemukan konsep pewarnaan untuk desain tenun mereka semakin semarak. Tetapi warna2 yang mereka anut, tetap sesuai dengang budaya alami. Sehingga, jika mereka menenun warna hijau nya pun, bukan hiau terang. Atau warna ungu, hanya sedikit berbeda dengan warna hitam yang tidak begitu pekat.

Sumber: www.wow.com
Sumber: www.wow.com
Sumber: tenuntimor.blogspot.co.id
Sumber: tenuntimor.blogspot.co.id
Sebuah toko souvenir suku Indian, terlihat suasana wawrna warni alami, yang bisa terasa jika kita benar2 berada disana. Berbeda dengan kain tenun Insana NTT, yang benar2 mengeksplore warna warni ceria Indonesia.

Berbeda dengan warna2 tenun NTT, yang benar2 mengekspore warna warni cantik. Konsepnya adalah warna2 terang, sehingga jika tenun NTT memakai warna hiau atau ungu, justru warna ini harus sangat menonjol! Dan tenun NTT, justru menjadi tenun yang sangat mahal disbanding dengan tenun2 dari daerha lain di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun