Padang pasir rerumputan tandus seperti inilah ruang hidup suku Navajo. Tetapi dibalik ketandusan tempat ini, ada keindahan yang terpancar. Yaitu, bukit2 batu berwarna merah cantik, itu bisa menjadi daerah wisata bagi peningkatan perekonomian mereka …..
Tetapi yang jelas, kehidupan suku2 bangsa Indian termasuk Navajo di Amerika ini, merupakan kehidupan natural mereka, dimana jaman awal kehidupan mereka, suku Navajo mempunyai rumah2 tradisionalnya yang disebut ‘hogan’, sebuah rumah kecil yang dibangun dari batu dan tanah liat, berbentuk setengah bola.
Berbeda dengan’tepee’, atau rumah2 tradisional Indian yang nomaden (selalu berpindah tempat, untuk mengejar bison, buruannya sebagai bahan makann utamanya). Suku Navajo sepertinya hidup menetap dengan rumah2 yang juga terbuat dari alam …..
Tidak terlalu salah juga, ketika pemerintah Amerika membrikan tempat di beberapa negara bagian di Amerika Barat Daya ini, sesuai dengan sejarah mereka yang mempunyai kehidupan mereka yang memang alami. Jika mereka diberikan tempat di negara bagian yang tidak berbatu dan berpasir, justru mungkin mereka akan cepat melupakan sejarahnya dan berubah menjadi Indian modern. Dan salah satu budaya dunia, lebih cepat menghilang …..
***
Cerita2 ‘menyedihkan’ tentang suku Navajo, membuat aku semakin berpikir jauh. Ketika daerah tempat tinggal mereka ini benar2 tidak nyaman untuk meningkatkan perekonomian mereka, bahkan “Navajo Nation” atau justru pemerintah pusat Amerika tidak (atau belum?) berminat untuk memberi ruang dan memfasilitasi konsep2 cantik yang pastinya bisa menjadikan tempat ‘wisata Indian’ berbanding terbalik dengan cerita2 film Hollywood, dimana justru ketandusan New Mexico dan Arizona, justru diabadikan oleh cerita2 di film cowboy produksi nya, tetapi tidak menyisakan pendapatan bagi suku Navajo, apalagi ketenaran!
Dari cerita adikku yang sempat mendalami kehidupan suku Navajo, karena dia ikut serta dalam sebuah program untuk meningkatkan taraf perekonomian perumahan mereka, kehidupan mereka itu sangat sederhana. Selain mereka juga sebagian sudah menempati rumah2 modern dengan segala fasilitasnya, ‘hogan’ atau rumah tradisional mereka pun tetap di junjung tinggi sebagai akan budaya mereka.
Pemikiranku berlanjut lagi, ketika aku melihat daerah perumahan modern mereka serta kota2 kecil atau pedesaan mereka sepanjang perjalan kami kemarin.
Suasana kota, tidak berbeda dengan suasana kota2 kecil di Indonesia. Ada konsep ‘bisnis’ dengan beberapa restoran, toko2 keontong, hotel2 transit dan pompa bensin. Aku tidak terlalu tau, bagaimana transportasi antar kota atau desa mereka.