Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Antara Gengsi dan 'Kebutuhan'

1 Desember 2016   10:10 Diperbarui: 1 Desember 2016   10:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ramatawa.wordpress.com

Antara kendaraan pribadi dan kendaraan umum, antara gengsi dan ‘kebutuhan’

Semua yang tinggal di Jakarta, pasti merasakan hal yang sama seperti aku. Ketika kita berada di dalam mobil ber-AC, kadang2 disetel maximum, tetapi tidak bisa melawan panasnya udara luar. Terlebih bila berada jam2 makan siang, dimana matahari tepat tegak lurus di atas kepala kita …..

Bayangkan jika warga Jakarta yang naik kendaraan umum yang tidak ber-AC, naik angkot dan harus turun naik berpindah. Lalu pun harus berjalan kaki menyusuri jembatan penyeberangan jang tinggi dan menguras tenaga jika harus menyeberangi jalan atau yang berhubungan dengan Trans Jakarta.

Sumber: ramatawa.wordpress.com
Sumber: ramatawa.wordpress.com
Ketika panas terik mereka kepanasan, dan ketika hujan dan angin kencang mereka kedinginan …..

Tetapi dalam waktu beberapa tahun terkahir ini, setelah berpanas terik, tiba2 hujan turun dengan deras dan warga Jakarta yang tidak bermobil, berlarian karena tidak siap untuk membawa payung atau jas hujan, karena ‘musim yang aneh’, seiring dengan globalisasi.

Angin kencang melanda bahkan sering menarik akar2 pohon yang tidak kuat mencengkeram tanah, dan mencabut pohon2 itu dan tumbang ….. bahkan seakan2 gadung2 tinggi pun bergotang2, seperti penari yang meliuk2an tubuhnya, seraya menari bersama angin …..

***

Issue mengenai dampak lingkungan memang sudah menggema beberapa tahun belakangan ini, bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Menurut beberapa referensi yang aku baca, sector transportasi dunia turut menyumbang sekitar 23% dari gas CO, apalagi pertumbuhan kendaraan2 di dunia sangat pesat! Sehingga semakin pesat lah dampak2 terjelek dari globalisasi ini.

Cerita transportasi di Jakarta, atau khususnya di negara2 berkembang :

Dari kehidupan yang keras sebagai warga kota, khususnya Jakarta, membuat warga kota semakin berpikir, bagaimana merek bisa memberikan kenyamanan, setidaknya bagi dirinya sendiri. Awalnya mungkin hanya untuk mereka bisa sedikit nyaman untuk bekerja, tetapi akan meningkat karena manusia memang ditakdirkan untuk ‘tidak pernah puas’.

Perkembangan kendaraan bermotor mulai di era tahun 2000-an atau sedikit sebelumnya, terjadi karena Jakarta sebagai ibukota negara yang cepat berkembang, mengalami peningkatan kebutuhan, serta peningkatan ‘gengsi’ bagi sebagian besar warga kota. Apalagi ketika ‘gengsi’ ini justru melanda sebagian warga kota yang sangat terpengaruh oleh dampak dunia online …..

Ketika mereka “merasa” membutuhkan sepeda motor, tetapi sebenarnya tidak demikian (karena tingkat ekonomi mereka belum mampu dan kegiatan hidup mereka hanya disekitar rumah mereka), maka dengan menabung hanya untuk DP motor yang sangat murah (tetapi tidak mampu untuk cicilannya), mereka mempunyai motor. Akibatnya mereka semakin sering berkeliling Jakarta, menambah beban lalu lintas Jakarta, sementara pemerintah belum mampu meningkatkan panjang dan lebar jalan kota …..

Akibatnya jelas terpikir, bahwa kemacetan semakin melanda. Belum lagi ‘kran’ motor tidak ditutup, lalu berkembang menjadi ‘gengsi’ jika tidak memiliki mobil. Dimana mobil2 murah (bahkan dibawah 100 juta, banyak sekali), melanda pasar bisnis kendaraan bermotor, dengan target warga Jakarta menengah kebawah. Dan lagi2, pemerintah belum mampu membangun panjang dan lebar jalan Jakarta, secepat datangnya kendaraan2 bermotor di pasar Jakarta.

Sumber: tosimasipil.blogspot.com
Sumber: tosimasipil.blogspot.com
Motor2 menyerbu Jakarta, seperti lalat bersuara kencang di telinga kita …..

Kenyataan ini memang beralasan, karena ‘gengsi’, mereka bertahan dengan keinginan duniawi, dan keadaan ini dituding sebagai penyebab ketergantungan warga kota. Sebenarnya bukan karena gengsi saja, tetapi memang ada kata ‘kebutuhan’ untuk memiliki kendaraan pribadi. Padahal sekarang ini pemerintah kota sedang gencar untuk membawa warga kota untuk ‘meninggalkan’ kendaraan pribadi, dan beralih ke kendaraan umum.

Berbagai studi mengatakan bahwa transportasi yang sekarang tidak terkendali ini adalah yang mengakibatkan penurunan kualitas kehidupan perkotaan, buruknya kualitas udara perkotaan, meningkatnya korban kecelakaan lalu lintas, meningkatnya tekanan kejiwaan karena macet dan berkurangnya aktifitas fisik, karena warga kota lebih memilih dalam mobil dingin ber-AC.

Secara logika saja deh …..

Sistem transportasi perkotaan yang disandarkan pada penggunaan kendaraan pribadi, pasti dan terbukti mengkonsumsi energy yang berlebihan, bukan!

Coba banyangkan :

Motor2 yang dikendarai anak2 muda yang kebut2an, memacu motor dengan gas yang berlebihan, bensin boros, dan tingkat kecelakaan meningkat. Lalu mobil2 pribadi, dengan AC yang berlebihan karena udara luar lebih panas dari dalam mobil, sehingga pengendara full ‘menggeber2’ pedal gas untuk meningkatkan energy bagi AC. Da mobil2 pribadi yang besar2, diatas 2000 cc, pengunaan bensin nya pun kian boros ….. itu berarti energy yang terpakai semakin berlebihan …..

Sumber: dokterkuonline.com
Sumber: dokterkuonline.com
Bagaimana mereka sehat dan kuat, dan bagaimana masa depan mereka mampu menjadi ujung tombak Indonesia?

Studi transportasi di Jakarta mengatakan bahwa kerugian akibat kemacetan laulintas mencapai  lebih dari 1 juta per-kapita per-tahun. Dan ironisnya adalah bahwa sebagian besar dampak ini harus dipikul oleh pihak2 yang justru umumnya tida memiliki akses terhadap penggunaan kendaraan pribadi!

Antara gengsi dan ‘kebutuhan’, membuat dampak negative yang berkepanjangan, bahkan semakin kesini cenderung sampai berhubungan dengan kematian. Polusi berat. Stress yang berkepanjangan serta korban2 kekerasan (karena palak motor atau perampokan mobil) atau yang kebalikannya, korban kecelakaan. Semuanya, bertumpu dari ‘transportasi dan kendaraan bermotor’.

Antara gengsi dan ‘kebutuhan’ juga lah, akan membuat warga kota khususnya Jakarta, semakin brutal dan tidak terkendali. Belum lagi pemerintah mampu menyelesaikan masalah2 transportasi ini, jiwa2 warga kota yang tertekan ini, semakin kronis, dan semakin berdampak bagi lingkungannya, terutama keluarga dan anak2knya.

Mereka akan terkena ‘virus tekanan jiwa’, yang bertumbuh dengan kehidupan keras Jakarta …..

Mau diapain lagi? Dibutuhkan upaya keras dari berbagai pihak …..

#cumabisangomongdoangJ

By Christie Damayanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun