By Christie Damayanti
Catatan :
Banyak orang bilang, bahkan di internet aku baca, bahwa menu makanan di pesawat rasanya kurang (bahkan ada yang bilang ‘ge enak’) nikmat. Sebenarnya,tergantung masing-masing individu. Tetapi untukku dan anak-anakku, makanan dipesawat nikmat sekali, karena ada unsur “jarang dinikmati” atau “mencoba”bahkan yang paling ekstrim adalah “kapan lagi makan makanan pesawat”.
Cerita sekilas tentang makanan di pesawat, selama kami berwisata diEropa :
Waktu aku pertama kali naikpesawat, ketika berumur sekitar 7 tahun ke Singapura, mengikuti tugas papa kesana, aku sangat excited, pastinya! Apalagi, ada makanan dipesawat. Walau Jakarta menuju Singapura hanya 1,5 jam, dahulu Garuda menyediakan makanan lumayan padat.
Lalu setelah itu, aku sering diajak orang tua untuk berwisata ke banyak negara dan banyak kota, dengan pesawat. Dan makanan di pesawat itu sangat menggairahkan untukku! Terlebih lagi ketika aku sudah mau untuk terbang sendiri, dan bisa request banyak makanan dan minuman (hihihi) serta mengeksplore tentang makanan-makanan dipesawat, untukku terbang ke manapun, makanan pesawat adalah yang aku tunggu-tunggu!
Apalagi jika aku terbang kenegara lain, jelas memakai pesawat asing, yang notebene menyediakan makanan-makanan ‘asing’ (kadang-kadang tidak juga sih, kadang makanan dari Indonesia tetapi dimasak oleh chef bukan Indonesia, sehingga rasanya pun berbeda). Dan makanan-makanan itu yang selalu aku tunggu-tunggu, dimana menunya bisa dipilih (jika penerbangan jauh).
Bahkan ketika aku sakit ini,dimana aku harus tahu diri tentang pantangan-pantangan makanan untukku, aku pasti meminta (request) dengan beberapa alternatif. Dan rasa excited-ku memuncak, ketika bau makanan itu menyeruak, ketika seporsi makanan sudah tersaji di depanku, setelah pesawat tinggal landas 1 jam jika pada jam makan.
Semua maskapai pasti mempunyai konsep-konsep yang berbeda, dalam menyajikan makanan dan minumsn bagi penumpangnya. Yang jelas, aku sudah pernah bersama dengan belasan maskapai yang berbeda (tetapi pasti aku memilih yang termurah, hihihi ) dan memang benar,makanan dan minuman yang terjadi membuat aku benar-benar tidak sabar untuk terbang lagi.
Ketika akhir tahun 1994 (benar-benar tahun baruan di pesawat) aku terbang dari Los Angeles menuju Honolulu, Hawaii terbang dengan Garuda, ternyata Garuda benar-benar memanjakan penumpangnya dengan minum bersloki-sloki champagne dan kami berpesta dipesawat. Para pilot-pilotnya bergantian menyulangi masing penumpang! Wow! Walauada “insiden” yang tidak menyenangkan sebelumnya.
Lihat tulisanku ‘Champagne’ Pelipur Dongkol saat Menumpang GarudaIndonesia
Jadi, sangat wajar jika aku justru mengabadikan saat-saat makan bersama anak-anakku di pesawat dengan detail makanannya hihihi.
***
Selama perjalanan di Erop sebenarnya bisa naik bus atau kereta api, tetapi tidak denganku, karena bermasalah dengan kursi roda dan kasihan anak-anakku yang harus membawa 3 koper besar kami dan 3 koper cabin, untuk selalu naik turun ke bus atau kereta. Sehingga, kami memutuskan menggunakan pesawat untuk berpindah negara.
Jakarta ke Amsterdam (Belanda),lalu Amsterdam ke Zurich (Zurich), kemudian Zurich ke Paris (Perancis), setelah itu dari Paris ke Roma (Italia) dan pulangnya dari Roma ke Jakarta (Indonesia).
Berarti ada 5 penerbangan. Dan 2 penerbangan panjang, hampir 20 jam termasuk transit, serta 3 penerbangan pendek(antara 1 jam sampa 2 jam saja). Untuk penerbangan pendek, kami diberikan snack sesuka hati untuk mengambilnya serta minuman yang juga sesuka hati jika ingin meminta lagi.
Nah, untuk penerbangan panjang inilah yang membuat aku excited untuk makanan dan minumannya.
Perjalanan dari Jakarta menuju Amsterdam, kami transit di Singapura sekitar 1 jam untuk mengisi bensin pesawat (dengan memakai maskapai KLM), dan langsung melesat ke Amsterdam. Memakan waktu sekitar 18 jam lebih dengan 3 kali makan, juga dengan beberapa kali diberikan snack.
Hmmm...Hmmm.
Pertama makan di pesawat dari Jakarta ke Amsterdam adalah makan malam. Menunya ala Indonesia, tetappi tidak dimasak khas Indonesia. Konsepnya adalah internasional.
Serta minumannya terseran mau berapa banyak. Biasanya aku minta jus jeruk atau jus apel. Dan penutupnya the susu hangat, sepuas aku! Asiiikkkkk.
Paginya, kami disuguhkan menu sarapan pagi internasional. Dengan pilihan menu, makanan China (biasanya nasi goreng dimasak ala chef internasional) atau American, biasanya adalah kentang, ham (non-halal biasanya), sosis dan roti serta Danish (roti manis).
Huhuhu enak sekali kan? Bagaimana aku tidak excited, kalau memang aku berkesempatan tebang ke negara lain, dengan menu2 makanan yang seperti ini?
Bagaimana dengan pesawat dari Roma menuju Jakarta?
Kami harus transit ke Amsterdam dengan ganti pesawat. Dari Roma ke Amsterdam dengan pesawt Alitalia dang anti pesawat ke Jakarta dengan KLM. Di Alitalia, kami hanya diberi snack kacang pistachios yang bisa diambil sebanyak2nya. Hihihi, karena kam suka kacang ini, jadi kami meminta tambahan lagi dan diberikan cukup banyak sampai ke Jakarta.
Berangkat dari Roma, jam 4 sore, sampai Amsterdam jam 5 sore dan terbang langsung ke Jakarta jam 7 malam. Jadi menu pertama adalah makan malam.
Lalu makanan pendampingnya adalah salad sayur hijau segar dengan saos olive oil yang segar dan tanpa lemak. Serta menu kue nya yang mans dan roti Perancis dengan mentega dan keju.
Setelah berjam2 diatas ribuan kaki di dalam pesawat, matahari pagi muncul, dan makanan pagipun mucul. Aneka sarapan pagi internasional, siap kami makan.
Dan karena kami terbang lebih dari 18 jam, dengan transit Roma-Amsterdam-Jakarta, kami sempat 1 kali makan siang, dengan sekali snack yang mengenyangkan.
Dan yang jelas dan penting, kebutuhan makanan dan snack di pesawat, memang menyenangkan. Bahkan ada beberapa teman yang berduit, justru sengaja naik pesawat yang berbeda, untuk merasakan makanan2 nya. Karena memang tiap airline, mempunyai konsep menu yang berbeda2. Tetapi untukku sendiri, ga terlalu peduli dengan airline nya, tetapi yang jelas yang termurah …. Hihihi …..
Jadi, siapa bilang makanan2 pesawat itu tidak enak? Atau kurang sedap? Tidak untukku dan anak2ku ..... :)
Dan semuanya, berawal dari mimpi ….. “The Power of Dream” …..
Sebelumnya :
Selamat Tinggal Eropa, Selamat Kembali Pulang ke Indonesia
Akhir dari Sebuah Perjalanan …..
“City Car”, Solusi Transportasi Pribadi di Kepadatan Roma
Dari 7 Negara dan 17 Kota Eropa Barat, Kami ‘Melihat’ Dunia
Ritual Kehidupan Perkotaan lewat ‘Foro Romano’, Ternyata Sudah Ada Sejak Abad Sebelum Masehi
Wisata Belanja Kota Roma, ‘Shopping Street’ Tetap Juara!
Trinita dei Monti, Gereja akhir Renaissace yang “Tidak Ramah” bagi Umat Berkebutuhan Khusus
Antara ‘Kota Tua’ Eropa dan Kaum Disabilitas
Benteng Pertahanan ‘Porta San Paolo’, Penjaga Romawi Kuno bagian Salatan
“Piramide di Caio Cestio”, Fungsi Makam Nubia Jaman Romawi Kuno
Hari Minggu, Ibadah dan Wisatawan di Eropa
Arti Para Martir “Tanpa Wajah”, Jam Pasir dan Basilica St Maria dei Angeli di Roma
Basilica St Maria dei Angeli di Roma, Sebuah Gereja “Tanpa Wajah”
Oculus, Sebuah “Mata” Menuju Angkasa bagi Pantheon
Romantisme ‘Trevi Fountain’, Menghasilkan 3000 Euro atau 49 Juta Rupiah Setiap Hari!
“Kamp Penyiksaan” di Sebuah Makam Kaisar Romawi Kuno
Keunikan Nama dan ‘Bangunan Bulat’ Castel Saint’Angelo
Dan ‘Circus Maximus’ pun Tetap Diam Seribu Bahasa …..
Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma
Dentang Lonceng di ‘Basilica Santa Maria Maggiore’
“L’Arco di Constantino”, Sebuah Gerbang Saksi Sejarah Besar
Romantisme ‘Teatro di Marcello’
‘Tampio di Vesta’ : Kuil Pemujaan di Roma Modern
Sejarah Terkelam bagi Arsitektur Dunia lewat ‘Colosseum’
“Setan” itu Berjubah Rakyat Romawi di abad Sebelum Masehi
‘Catacombe’ Jaman Kekaisaran Roma : Lorong Bawah Tanah Tempat Jenazah yang ( Katanya ) Teraniaya
Ketika Singa-Singa itu Mencabik-cabik Mereka, dan Gladiator itu ‘Menghabisi’ Lawannya …..
Cerita Roh-Roh Bergentayangan di Seputar Colosseum
Konsep Tata Kota Roma, ‘The Ancient City’, dalam Arstektur Klasik dengan Special Lightingnya
“Basilica St.Pieters” : Gereja Terbesar dalam Sebuah Negara Terkecil di Dunia
Selamat Datang di ‘Vatican City’
Fontana del Tritone : Dewa Luat ‘Menguasai’ Kota Roma
Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya
“La Botte Rome”, Italiano Restorante
Mengeksplore Roma, Mulai dari ‘Sistina Rue’
Bandara Dunia, ‘Leonardo da Vinci’, Aku dan Kaum Disabilitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H