Dari warga kota yang bermukim tidak akan jauh-jauh untuk mencari uang dalam penghidupan sehari-hari. Mereka akan membuka lapangan pekerjaan atau berbisnis di sekotar pemukiman. Jadilah pasar, lalu berkembang kemudian sebagai pusat bisnis. Ada pertokoan kuno, pergudangan karena mereka pun butuh tempat untuk menyimpan, yaiut gudang.
Warga kota akan bermukim di pemukiman, tetapi akan bekerja di puat bisnis atau pemerintahan. Warga kota akan berkembang membangun tempat-tempat ibadah mereka, seperti kuil-kuil ini di jaman kota Romawi kuno. Sampai agama-agama yang lain masuk dan semakin berkembang menjadi sebuah kota yang kompleks.
Bagaimana dengan sketsa tentang Jakarta?
Sama dengan Jakarta yang sejajar dengan konsep perkotaan zaman Romawi kuno, yang awalnya memulai kotanya dengagn perdagangan, dimana jaman kolonial Belanda, mereka membangun kompleks pemerintahan di seputar Medan Medeka dengan pusat interest adalah persilangan Monas.
Disekitar itu terdapat semua bangunan-bangunan pemerintahan pusat, termasuk mahkamah agung, istana, bahkan gereja. Juga kantor-kantor perwakilan negara-negara sahabat. Baru dibelakangnya bertumbuh pemukiman yang disusul dengan tempat usaha dan bisbis wrga kota …..
Jadi, ketika kita berwisata ketempat-tempat yang memang menarik, kita bisa banyak belajar, sesuai dengagn minat kita. Apalaagi belajar tentang apa yang sudah terjadi di tempat wisawa tersebut, dan juga bisa belajar tentang sebuat sketsa masa lalu, yang tidak usah terulang lagi, dimasa2 modern sekarang ini.
Kota Romawi kuno, merupakan sketsa kota-kota dunia modern tentang ‘kebrutalan’, kebengisan bahkan kesombongan manusia-manusianya, untuk sebuah keserakahan. Yang pada akhirnya, kota ini menjadi sketsa gelap arsitektur dunia, walau bisa juga menjadi tempat pembelajaran bagi kita semua, manusia modern, tanpa harus bertindak yang sama.
By Christie Damayanti
Lihat tulisanku
Sejarah Terkelam bagi Arsitektur Dunia lewat ‘Colosseum’
“Setan” itu Berjubah Rakyat Romawi di abad Sebelum Masehi