Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Benteng Pertahanan 'Porta San Paolo', Penjaga Romawi Kuno bagian Selatan

10 November 2016   13:47 Diperbarui: 10 November 2016   14:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Porta San Paolo, dengan 2 buah menaranya, sesuai dengan bayananku semasa kecil (www.fromoldbook.com)

By Christie Damayanti

Sekali lagi, Kota Roma modern memang sungguh luar biasa!

Detail pyramid Numbia sebagai kuburan bagi seorang hakim Cestius,yang hidup sekitar 20 tahunan Sebelum Masehi, ternyata berseberangan dan ‘berkolaborasi’ dengan sebuah desain arsitektur benteng pertahanan San Paolo.

Porta San Paolo merupakan salah satu ‘pintu gerbang’ di selatan kota Roma di distrik Walls Aurelian. Dibangun abad ke-3, juga merupakan salah satu benteng pertahanan di selatan kota.

Berjalan dari Pyramid Cestius ke Porta San Paolo hanya berseberangan jalan, dan tidak banyak mobil, sehingga kami dengan nyamannya menyeberang untuk sedikit menjelajah salah satu pintu gerbang masuk dan benteng pertahanan di selatan kota Roma.

Sekali lagi, aku berdecak kagum tentang kota Roma. Sebuah kota dunia yang sungguh penuh dengan konflik (lihat tulisan2ku di link2 dibawah artikel ini). Bahkan kota Romawi kuno merupakan kota yang sungguh sarat dengan kebengisan dan kejahatan yang mampu untuk membuat mata dunia (jaman dahulu) terbelalak dengan kedigjayaannya yang sombong dan bengis …..

Sketsa keadaan dijaman Romawi kuno (portaiAcueir.com)
Sketsa keadaan dijaman Romawi kuno (portaiAcueir.com)
Nama asli pintu gerbang dan benteng pertahanan ini adalah Porta Ostiensis. Via (jalan) Ostiense merupakan jalan arteri penting sejaman Romawi kuno. Namanya diubah kedalam bahasa Italia, Porta San Paolo.

Desainer Porta San Paolo adalam Maxentius dengan 2 menara untuk perertahanan dan ‘mengintip’ siapa yang lewat di seeliling benteng ini. Bahkan dengan benteng ini pula, Pyramid Cestius pun bisa di pantau, walau benteng ini ada setelah 20an tahun setelah pyramid ini berdiri.

Benteng Porta San Paolo, dengan 2 buah menaranya, sesuai dengan bayananku semasa kecil (www.fromoldbook.com)
Benteng Porta San Paolo, dengan 2 buah menaranya, sesuai dengan bayananku semasa kecil (www.fromoldbook.com)
Aku teringat tentang sebuah ‘benteng pertahanan’. Sejak kecil, aku dididik untuk mencintai permainan catur oleh eyangku (beliau sangat suka bermain catur, sehingga aku dan adik2ku semasa kecil, diajar permainan catur dan sampi bisa mengalahkan eyangku sendiri … hihihi …). Dan benteng pertahanan di bidak catur itu selalu membayang di benakku, seperti menara Porta San Paolo.

Begitu juga tentang benteng pertahanan cerita2 kartu semam kecil, seperti komik Asterix & Obelix dengan benteng pertahanan prajurit2 Romawi kuno, atau cerita tentang benteng pertahanan di komik2 Lucky Luke, seorang cowboy yang berkelana di Amerika, dengan sering berada di benteng2 pertahanan di jaman Amerika abad pertengahan.

Tetapi aku sendiri belum pernah melihat sendiri benteng2 pertahanan sedekat ini. Ada juga benteng pertahanan di kastil2 kuno Eropa, tetapi berbeda dengan konsep benteng pertahanan seperti yang aku lukiskan diatas.

Tidak banyak berkata2 dan juga tidak terlalu lama kami menjelajah disana karena beberapa menit lagi, bus wisata kami yagn berwarna bitu itu akan menjemput kami untuk ke titik wisata berikutnya. Jadilah, kami menjelajah cepat, sedikit mengamati dan berfoto2 walau tidak bagus hasilnya, karena saat itu mendung dan sedikit berkabut …..

***

Sedikit sejarah yang aku dapatkan dari beberapa brour disana, bahwa tahun 549 Masehi, Romawi berada di bawah pengepungan, dan Porta San Paolo mempunyai cerita tersendiri, sebagai benteng pertahanan di selatan kota.

www.rome-tour.co.uk
www.rome-tour.co.uk
Posisi Porta San Paolo yang berseberangan dengan Pyramid Cestius. Sebagai benteng pertahanan, bangunan ini sesuai dengan posisi dan lokasinya. Jalan Via Ostiense terlihat sebagi jalan arteri besar dijamannya, sehingga Roma selatan memang membutuhkan pintu gerbang dan benteng pertahanan.

Seperti konsep sebuah pintu gerbang dan benteng pertahanan, selalu di pintu gerbangnya terdapat sebuah Chapel kecil (gereja kecil) dengan salib nya, untuk berdoa, sebelum seseorang masuk ke dalam benteng atau sebelum seseorang dari dalam benteng keluar. Konsep Kristiani sebagai negara atau kota yang sebagian besar (bahkan hampir semuanya) adalah umat Kristiani, termasuk di tempat2 yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibangun sebuah Chapel.

Karena kami tidak masuk kedalam Porta San Paolo, aku tidak bisa menggambarkan pengamatanku. Tetapi yang jelas, benteng pertahanan ini mampu untuk bisa melindungi warga kota, bukan hanya lewat fisik dan peperangagn dijaman itu, tetapi bangunan ini juga mampu membuat orang2 yang datang kesana, untuk ‘membersihkan dirinya’ lewat doa2 di Chapel nya.

Bangunan Porta San Paolo, terbuat dari material batuan alam Rosso serta tanah lempung. (www.leviedelgiubileo.com)
Bangunan Porta San Paolo, terbuat dari material batuan alam Rosso serta tanah lempung. (www.leviedelgiubileo.com)
Bangunan Porta San Paolo, terbuat dari material batuan alam Rosso serta tanah lempung. (www.leviedelgiubileo.com)
Bangunan Porta San Paolo, terbuat dari material batuan alam Rosso serta tanah lempung. (www.leviedelgiubileo.com)
***

Perpaduan bangunan berarsitektur berbeda sejak jaman Romawi kuno, membuat kota Roma modern bsa memberikan ‘hawa’ yang berbeda di setiap sudut kotanya. Ketika kami berada di Vatican City dan di beberapa gereja dan basilica di tengah kota, kota Roma modern membuat kami terpengarah dengan desain arsitekturnya yang indah luar biasa, masa Renaissance dan Baroque.

Kota Roma modern di sudut2 gereja dan basilikanya, juga member kelegaan jika kita mengikuti mis2 yang dibawakan oleh Romo2 disana. Teduh. Bersahaja.

Kota Roma modern pun mampu memberikan suasna eksotis, ketika kami berada di Sircus Maximus, dengan bearnya stadion belapan kereka kudanya. Suasana eksotis juga menyelimuti diri kami, ketika kami membayangkan pacuan kuda disana, drngan angin sepoi bertiup ….

Kota Roma modern juga memberikan sebuah suasana yang ‘mengerikan’. Ketika kami masuk ke dalam arena kejahatan dan kebengisan warga kota Romawi kuno di bangunan berarsitektur stadium Colosseum. Aroa darah dan bau anyir sepertinya masih segar dalam ingatanku, ketika aku masuh ke basement stadium itu, untuk diperlihatkan suasana penjara2 dan tempat singa2 yang merobek2 umat Kristiani yang tidak mau menyembah Kaisar jaman itu ……

Belum lagi, ketika Kota Roma modern menyuguhkan catacombe2 atau kuburan2 kaum Kristiani yang harus berdesak2an untuk mencari selamat dari kejaran prajurit2 Romawi kuno, dan di kubur di tempat itu juga. Cerita hantu2 penasaran pun menyeruak di alam modern ini, ketika kehidupan yang penuh darah dan amarah, mencari pelampiasanya …….

Dan di beberapa distrik kota Roma modern ini pun, menyeruak kolaborasi2 bangunan2 cantik antar beberapa negara, menambah dan memberikan warna desain dan perkotaannya.

Dan masih ada beberapa distrik di kota Roma modern yang memberikan aura romantisme, dengan ratusan cafe2 mungil nan cantik serta juga ratusan air mancur yang ditengarai sebagai bagian dari ‘kekuasaan’ dewa air. Ya … Roma memang dahulu sangat terkenal dengagn berbagai dewa2 yang menguasai alam dan jagad raya, karena kehidupan Romawi kuno, sebanding dengan kehidupan Yunani kuno …..

Dan pemerintah kota Roma pun semakin piawai untuk lebih mencari slah2 yang baru demi sebuah bisnis cantik yaitu wisata. Roma modern benar2 piawai sebagai kota dunia yang menjalankan bisnis wisata berbalur dengan bersenang2, kuliner, ziarah, serta pengamatan dan pembelajaran …..

Sebelumnya :

“Piramide di Caio Cestio”, Fungsi Makam Nubia Jaman Romawi Kuno

Hari Minggu, Ibadah dan Wisatawan di Eropa

Arti Para Martir “Tanpa Wajah”, Jam Pasir dan Basilica St Maria dei Angeli di Roma

Basilica St Maria dei Angeli di Roma, Sebuah Gereja “Tanpa Wajah”

Oculus, Sebuah “Mata” Menuju Angkasa bagi Pantheon

Romantisme ‘Trevi Fountain’, Menghasilkan 3000 Euro atau 49 Juta Rupiah Setiap Hari!

“Kamp Penyiksaan” di Sebuah Makam Kaisar Romawi Kuno

Keunikan Nama dan ‘Bangunan Bulat’ Castel Saint’Angelo

Dan ‘Circus Maximus’ pun Tetap Diam Seribu Bahasa …..

Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma

Dentang Lonceng di ‘Basilica Santa Maria Maggiore’

Piazza Venezia, Altare Della Patria, Vittorio Emmanuella : Beberapa Nama Sebuah Bangunan ‘Sombong’ nan Cantik

“L’Arco di Constantino”, Sebuah Gerbang Saksi Sejarah Besar

Romantisme ‘Teatro di Marcello’

‘Tampio di Vesta’ : Kuil Pemujaan di Roma Modern

Sejarah Terkelam bagi Arsitektur Dunia lewat ‘Colosseum’

“Setan” itu Berjubah Rakyat Romawi di abad Sebelum Masehi

‘Catacombe’ Jaman Kekaisaran Roma : Lorong Bawah Tanah Tempat Jenazah yang ( Katanya ) Teraniaya

Ketika Singa-Singa itu Mencabik-cabik Mereka, dan Gladiator itu ‘Menghabisi’ Lawannya …..

Cerita Roh-Roh Bergentayangan di Seputar Colosseum

Panas Siang di Kota Roma …..

Konsep Tata Kota Roma, ‘The Ancient City’, dalam Arstektur Klasik dengan Special Lightingnya

“Basilica St.Pieters” : Gereja Terbesar dalam Sebuah Negara Terkecil di Dunia

Selamat Datang di ‘Vatican City’

Fontana del Tritone : Dewa Luat ‘Menguasai’ Kota Roma

Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya

“La Botte Rome”, Italiano Restorante

Mengeksplore Roma, Mulai dari ‘Sistina Rue’

Bandara Dunia, ‘Leonardo da Vinci’, Aku dan Kaum Disabilitas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun