Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Suasana Magis dan Erotis “Circus Maximus” di Kota Roma

28 September 2016   11:24 Diperbarui: 28 September 2016   12:00 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dibelakang stadion ini, terdapat sisa2 dinding stadion. Dalam kacamataku sebagai seorang arsitek, tergambar dengan sangat jelas, betapa megahnya stadion ini. Ini yang membuat aku cukup berdecak kagum.

Bayangkan, belasan kereta kuda dengan para pembalapnya, berpacu untuk mencapai garis finish, berputar2 dan meninggalkan debu2 bagi penonton. Yang kemudian marak judi bagi jagonyanya, berteriak2, menggila dan berguci2 arak membuat tawa dan teriakan mereka terus membahana.

***

Setelah abad ke-6, Circus Maximus yang ‘tenggelam’ dengan abu Pompeii, karena juga stadion ini berada di lembah sebuah Bukit Palatine,  digali oleh arkeolog2 pada jaman itu. Karena posisinya adalah di lembah, tidak gampang untuk mencari sisa2 bangunan tersebut. Bahka merurut referensi yang aku baca, masih banyak sisa2 peninggalan stadion ini, yang berada di kedalaman 6 meter dari permukaan stadion yang ada sekarang!

Abad demi abad, Circus Maximus terus digali dan di beberapa abad, stadion ini berbubah fungsi, sampai mulai pada abad ke-19, serangkaian penggalian menemukan bagian2 bangunan yang menumbuhkan rasa kepedulian pemerintah kota Roma pada waktu itu.

Mereka menemukan obelix (tiang batu), lalu mereka juga menemukan tempat2 duduk pengunjung yang terbuat dari batu, lengkungan2  tempat duduk dengan konsep stadion berbentuk ellips, sampai akhirnya, terbentuk lah situs cantik stadion Circus Maximus ……

p1390884aaaaa-57eb45a12e7a61830ae3e7ef.jpg
p1390884aaaaa-57eb45a12e7a61830ae3e7ef.jpg
p1390888aaaaaa-57eb45ae2e7a61af09e3e804.jpg
p1390888aaaaaa-57eb45ae2e7a61af09e3e804.jpg
Michelle dan Dennis, mulai menikmati Circus Maximus, ketika aku menceritakan sedikit sejarah stadion ini. Mereka sebenarnya lebih memilih wisata ‘jalan2’ nya saja, tetapi aku ingin mereka mulai membuka diri tentang sebuh sejarah peradaban dunia …..

***

Hari itu, musim panas itu di kota Roma, tanggal 2 Jul 2014, panas nya luar biasa! Ketika kami turun dari bus wisata kami, terpampang suhu didalam dan di luar bus. Terlihat angka 36 derajat Celcius! Dimana matahari siang itu memang sangat garang memanggang tubuh2 wisatawan kota Roma.

Suasana di Bukit Palatine dengan wisatawan2nya, memandang Circus Maximus, di lembah Avetine. Dokumen pribadi
Suasana di Bukit Palatine dengan wisatawan2nya, memandang Circus Maximus, di lembah Avetine. Dokumen pribadi
Termasuk kami, membuat kami benar2 cape, lemas dan malas untuk bergerak. Diatas Bukit Palatine, melihat kebawah ke lembah Avetine, Circus Maximus melambai2 ke arahku untuk berkunjung kesana. Tetapi apa daya, fasilitas disabled untuk turun pun tidak ada, sehingga kami benar2 hanya bisa memandaninya saja.

Yang ada, walau semilir angin cukup sejuk membuat kami sedikit mengantuk, kami tetap harus terjaga dan mencari minuman segar agar tidak dehidrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun