Dimensi tinggi dan lebar, denah gereja (nave) mempunyai sebuah lorong di kedua sisinya, serta di tengah2nya meruakan setengah lingkaran pada akhir denahnya. Dan untuk Basilica Santa Maria Maggiore ini, kuncinya terletak dari mozaik2 indah di gerbang nya …..
Biasanya bangunan2 atau lebih teatnya, gereja atau basilica tua, selalu mempunyai 2 sampai depan-belakang yang sangat berbeda.
Misalnya, Notre Dame Cathedral di Paris. Tampak depanya hanya ‘biasa2 saja’, dengan 3 lengkungan pintu ‘pengadilan terakhir’, tetapi justru bagian belakangnya sangat unik dan lebih menarik!
Lihat tulisanku Cerita “Pengadilan Terakhir”, Terekam Kuat pada Pintu Masuk Notre Dame Cathedral
Begitu juga dengan Basilica Santa Maria Maggiore ini. Pada tampak depan, bentuknya ‘biasa2 ‘ saja, tetapi justru tampak belakang, terpampang bentuk arsitektural yang jauh lebih menarik!
Dan akhirnya, dari 2 gereja di 2 negara ini, justru bagian belakang memang sepi, dibandingkan dengan bagian depan …..
Kolom marmer Athena Corinthian, mendukung nave atau denah gereja, dengan tiga puluh enam kolom bermaterial marmer Creama Marfil dan granit (jenis batuan marmer yang lebih tua). Abad ke-14, barulah dibangun campanile atau menara lonceng, adalah yang tertinggi di Roma, pada ketinggian sekitar 75 meter.
Kanopi2 kecil di pintu masuk, berupa 3 lengkungan ukir klasik, dan di tiap jendela terdapat frame2 ukir berbentuk kotak2. Klasik Romawi abad pertengahan ini,memang cenderung kepada ‘klasik minimalis’. Disebut demikian karena bentuk kotak pada jendela2, dengan sedikit detail, membuat khas jaman abad pertengahan di kota Roma.
Sekali lagi, mungkin tidak ada yang mengerti aku, mengapa aku sungguh tertarik denagn klasikal ukiran2 pada Gereja lama. Konsep ‘tua’ itu semakin menjadi, ketika walau bangunan2 itu terawat dengan sangat baik, di sudut2 materialnya pasti terdapat lumut hijau, menambah erotisme …..
***