By Christie Damayanti
Dokumentasi pribadi
Fotoku ini aku jadikan kartupos, dan sudah kupamerkan di Hotel Grand Whiz Kelapa Gading, April 2015
Kota Roma bukan hanya sebuah kota yang memberikan efek ‘seram’, karena memang kota ini berbeda dengan kota2 lainnya di Eropa, bahkan di Italy. Bangunan2 bersejarah yang ada, tetap dan sangat dipelihara, bahkan tidap batu atau pecahan2 batu yang gumpil karena dimakan usia pun, tetapi tidak bolah dipindahkan dari tempat nya. Sehingga pemerintah kota benar2 harus menjaga tiap bangunan2 tersebut dengan polisi2 wisata mereka.
Semua wisatawan yang ada tetap difasilitasi luar biasa dengan informasi2 yang dikehendaki, tetap bisa berfoto dengan latar belakang bangunan2 dan reruntuhan2 kota Roma, tetapi wisatawan tidak diperkenankan untuk mengambil bongkahan2 apapun di daerah itu! Dan pemerintah kota Roma sangat keras!
Banyak bangunan2 bersejarah yang sudah runtuh, tetapi sebagian besar masih bisa digunakan untuk aktifitas warga Roma, dan bangunan2 tersebut dilestarikan dengan luar biasa! Penampakannya sesuai dengan jaman itu, tetapi didalamnya dipermodern, untuk aftifitas warga kota, seperti di sebagian besar kota2 Roma. Bahwa, bangunan kota adalah bangunan2 tua dan klasik, tetapi fasilitasnya adalah bangunan2 modern.
Beberapa artikelku setelah ini, akan kubahas banyak bangunan2 tua kota Roma, yang tetapi dipelihara sebagai salah satu titik wisata kota, tetapi juga tetapi digunakan sebagai bangunan umum untuk public, bagi warga kota.
Tampio di Vesta, Rome
Tampio adalah bahasa Italy, artinya temple, atau candi. Atau tempat pemujaan. Atau kuil. Kuil Vesat merupkan sebuah banguan kuno berbentuk melingkar dan terletak di Forum Roman. Mulanya merupakan kuil penyembahan di ssebuah rumah pribadi, dengan arsitektur gabungan antara Romawi dan Yunani, dengan kolom2 khusus Corinthian atau Korintus.
www.it.wikipedia.org dan www.romanoimpero.com
Peta kuno jaman kerajaan Romawi, dengan kuil Vesta diantara rumah2 mewah imam2 atau orang2 kaya Roma jaman itu. Kuil pemujaan dengan pintu masuk selalu menghadap timur …..
Seperti jamannya, Roma memang terkenal dengan pegunungan kapur tua, dank arena pegunungan kapur yang sudah tua, akan membentuk marmer2 yang indah dengan ragam warna yang luar biasa dan mahal harganya. Italy memang ‘gudang’ marmer dunia …..
Bagunan tersebut full memakai batuan marmer dan granit (granit adalah batuan yang lebih tua dari marmer dengan warna2 gelap). Dari lantai, dinding dan tiang2 Corinthian nya, memakai marmer Carara (marmer putih) dengan kombinasi Creama Marfil serta granit2 hitam, di beberapa titik.]
Konsep arsitektur Romawi-Yunani, kuil ini berdiri di undakan teratas dengan 20 buah kolom penyangga, ordo Corinthian.
Marmer Carara khas Italy, yang full digunkan sebagai kuil tempat pemujaan jaman itu
Kuil Vesta atau Tampio di Vesta ini, mempunyai 20 kolom Corinthian. Kolom Corinthian merupakan ordo tertinggi, atau terumit dari 3 jenis kolom Romawi-Yunani, yaitu Doric (yang desainnya sederhana). Ionic (kerumitan sedang) dan Corinthian (rumit dan bisa sangat rumit).
Konsep ordo kolom klasik jaman Romawi – Yunani kuno
Dibangun di atas sebuah podium melingkar dengan diameter hanya 15 meter, tetapi cukup memberikan efek pemujaan dimasa itu, bahkan ini merupakan salah satu titik wisata yang cukup terkenal di Roma. Dan atapnya ternyata sudah mempunyai fungsi2 modern, dengan ventilasi2 bagi cahaya sinar matahari dan saluran angin, untuk musim panas.
Posisi Tampio di Vesta di Roma saat ini, dengan 2 bangunan kuno yang sampai sekarang msih berdiri dengn baik, karena perawatannya yang baik
Tampio di Vesta di Roma modern
Tampio di Vesta ini dekat dengan Colosseum. Sehingga kami bisa mampir kesana, sambil menunggu bus wisata jemputan.
Dokumentasi pribadi
Suasana yang sangat berbeda, Tampio di Vesta modern, di Roma modern ….. Didatangi banyak turis untuk mengikuti ritual wisata di kul kuno …..
Dokumentasi pribadi
Kemegahan Tampio di Vesta, Roma, ditengah2 pepohonan kota Roma
Dari referensi yang aku baca serta ngobrol dengan beberapa polisi wisata yang ramah disana, ternyata semua kuil2 pribadi seperti ini, memiliki pintu masuk menghadap ke timur, tempat matahari terbit. Melambangkan matahari sebagai sumber kehidupan.
Dan kuil Vesta ini, merupkan situs aktifitas Romawi kuno, sejak jaman sebelum Masehi abad ke-7. Dibangun oleh Numa Pompilius, yang sekarang ini digunakan sebagai kuburan bari iman2 kota Roma.
Bangunan ‘mungil’ cantik ini tetap dipakai sebagai ‘kuil’ (yang mungkin juga masih dipakai sebagai tempat persembayangan), dan tetap mempunyai api. Kuil2 Romawi memang selalu mempunyai titik api, tetapi tidak menimbulkan resiko besar kebakaran. Justru sebaliknya, kota Roma yang ‘panas’ (karena rakyat Romawi kuno memang sangat berapi2 memuntahkan emosinya lewat kegilaan mereka dalam adu Gladiator atau pertunjukkan2 sadis nya), membuat kota ini sering dilanda kebakaran yang meluluh-lantakkan kuil2 seperti ini.
Seperti ketika Kaisar Nero yang membakar kota Roma disekitar tahun 191, atau ketika Theodosius memenangkan pertempuran tahun 394, juga membakar sebagian kota.
Tetapi sepertinya Tuhan berkata lain. Tampio di Vesta ini tetap utuh hingga sekarang. Tahun 1549, bangunan ini benar2 dipugar dengan tidak mengubah arsitektur aslinya. Dan dipugar lagi ketika jaman kediktatoran Benito Mussolini, tahun 1930.
***
Kota Roma memang sarat dengan sejarah. Sejarah peradaban bangsa Eropa, menjadikan Roma mempunyai ciri khsa tersendiri. Khususnya untuk arsitektur dunia, Italymempunyai konsp2 arsitektur yang berbeda dengan konsep2 yang lain. Dunia jaman itu, Roma merupakan focus peradaban dan kerajaan Eropa.
Desain2 arsitektur nya sendiri mempunyai ‘ruang dan waktu’ yang sangat berbeda. Di jaman sebelum Masehi pun, rakyat Roma sudah mampu mendesain bangunan2 luar biasa dengan kapasitas yang juga kuar biasa serta kebutuhan2 kehidupan yang sangat beraneka ragam.
Seperti kuil2 pemujaan, bahkan mampu mendesain bangunan ‘penyiksaan’ untuk hewan2 buas, dan rakyat yang tidak dikehendaki. Bahkan mampu berpikir tentang darah yang mengalir serta kuburan2 dibawah tanah (catacombe) …..
Kota Roma memang unik ……
Sebelumnya :
“Setan” itu Berjubah Rakyat Romawi di abad Sebelum Masehi
‘Catacombe’ Jaman Kekaisaran Roma : Lorong Bawah Tanah Tempat Jenazah yang ( Katanya ) Teraniaya
Ketika Singa-Singa itu Mencabik-cabik Mereka, dan Gladiator itu ‘Menghabisi’ Lawannya …..
Cerita Roh-Roh Bergentayangan di Seputar Colosseum
Konsep Tata Kota Roma, ‘The Ancient City’, dalam Arstektur Klasik dengan Special Lightingnya
“Basilica St.Pieters” : Gereja Terbesar dalam Sebuah Negara Terkecil di Dunia
Selamat Datang di ‘Vatican City’
Fontana del Tritone : Dewa Luat ‘Menguasai’ Kota Roma
Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya
“La Botte Rome”, Italiano Restorante
Mengeksplore Roma, Mulai dari ‘Sistina Rue’
Bandara Dunia, ‘Leonardo da Vinci’, Aku dan Kaum Disabilitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H