By Christie Damayanti
Dari Basilica San Peter mungkin sekitar jam 12an. Kami membeli beberapa sandwich dan hotdog, supaya tidak buang waktu untuk makan di restoran. Kami juga membeli beberapa botol minuman dingin, karena kami merasa sangat kepanasan! Suhu udara waktu itu sekitar 38 derajat Celcius, melebihi suhu udara di Jakarta. Bedanya adalah, ‘humadity’ nya tidak sebasah di Jakarta. Justru kami merasa ‘kekeringan’ yang membuat kulit kami pecah-pecah, dan angin nya pun sejuk, bukan panas...
Dari sana, kami menunggu bus wisata kami sampai Amphitherater Colosseum, sebuah bangunan sangat megah, yang sering digambarkan sebagai ‘ikon’ Italy.
Selama perjalanan, bus wisata kami berhenti di belasan titik obyek wisata di Roma. Da setian titik obyek ini, selalu penuh dengan turis mancanegara. Tetapi walau penuh dan harus antri untuk bisa naik atau turun di titik-titik obyek wisata itu, aku sebagai kaum disabilitas ternyata mendapatkan ‘tempat’ yang baik.
Supir bus dibantu oleh asistennya, selalu mendahulukan aku dalam kursi roda. Membawa aku dalam kuri roda, naik lewat ramp khusus masuk ke dalam bus. Lalu aku dalam kursi roda, mempunyai tempat khusus dibawah. Oya, bus wisata ini, dimanapun kami berwisata di kota-kota di Eropa, merupakan bus wisata bertingkat, dan dibagian atas, tidak mempunyai penutup atap, jika tidak hujan. Jika hujan, penutupnya terbentang, untuk menutupi wisatawan diatas sana.
Jendelan nya yang sangat besar dan selalu bersih, mampu memberikan fisilitas yang mempuni untuk mengambil foto walau hanya dalam bus. Apalagi jika kamera kita bisa mempunyai fasilitas ‘tidak bergoyang’, walau bus wisata itu melaju cukup cepat.
Jika aku sehat, mungkin aku lebih memilih keliling Roma dengan berjalan kaki saja. Mengapa?
Karena, kota Roma memang merupakan salah satu kota di Eropa yang di setiap titik tempatnya, merupakan sisa-sisa bangunan lama. Di titik itu juga selalu dipelihara dengan baik, dengan penempatan polisi wisata, dengan tali-tali yang terpasang untuk supaya wisatawan tahu bahwa daerah itu tidak boleh disentuh. Silahkan berfoto, tetapi tidak boleh di sentuh apalagi memindahkan barang atau batu-batu disana.
Kursi roda harus melewati pedestrian yang lebih aman, dimana akhirnya justru di titik obyek tersebut, malahan aku tidak akan bisa memotretnya.
Tetapi di bus wisata pun tidak masalah. Walau aku tidak bisa untuk mengamati di setiap titik yang menjadi ketertarikanku yang luar biasa, aku tetap bisa memotret obyek-obyek wisata itu. Dengan jendela besarnya dan AC yang bisa meredam panas, membuat aku tetap bersykur bisa melewat wwisata Roma dengan cukup nyaman.
Saat itu memang liburan musim panas di seluruh dunia. Di Eropa, musim panas merupakan liburan panjang. Bahkan untuk anak-anak sekolah atau kuliah, mereka bisa libur sampai 4 bulan! Sehingga, bisa dibayangkan jika negara-negara di Eropa sangat padat dan sesak, terutama kota-kota atau negara-negara yang mempunyai tempat wisata keren dunia, termasuk kota Roma!
Aku dan anak-anakku harus tengan saja di bus, sampai kami tiba di titik obyek wisata yang kami inginkan. Kmi hanya tetap bertahan, untukku sendiri tidak masalah karena semua pemadangan di luar bus sangat menarik hatiku! Aku tidak pernah melepas kamera pocketku, sambil selalu memotret tempat-tempat yang ingin aku abadikan!
Dari dalam bus saja, aku mampu memotret banyak titik wisata yang mengagumkan! Tinggal aku edit, jadilah foto2 yang bisa aku pergunakan dan berfugsi lebih baik lagi, salah satunya adalah membuat kartupos, seperti foto-foto dibawah ini, taaarraaaaaaaaaa.
Jadi, apa yang ada itulah yang aku lakukan. Berwisata itu bukan sekedar foto-foto narsis saja dengan larat belakang obyek wisatanya, tetapi bagaimana memanfaatkan ‘ruang wisata’ itu sebagai bagian dari proses belajar dan menggembleng diri, untuk menjadi seseorang yang lebih handal. Apapun masalah dan apapun kendalanya ……
Catatan :
Jika ingin melihat desain-desain kartupos ku selama keliling 7 negara di Eropa, silahkan lihat di Kartu Pos Cantik
Sebelumnya :
Konsep Tata Kota Roma, ‘The Ancient City’, dalam Arstektur Klasik dengan Special Lightingnya
“Basilica St.Pieters” : Gereja Terbesar dalam Sebuah Negara Terkecil di Dunia
Selamat Datang di ‘Vatican City’
Fontana del Tritone : Dewa Luat ‘Menguasai’ Kota Roma
Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya
“La Botte Rome”, Italiano Restorante
Mengeksplore Roma, Mulai dari ‘Sistina Rue’
Bandara Dunia, ‘Leonardo da Vinci’, Aku dan Kaum Disabilitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H