Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pagi yang Cerah di Basilica St.Peter, Vatican City

2 September 2016   14:12 Diperbarui: 2 September 2016   14:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Meskipun aku sudah ketiga kali ke Basilika San Peter ini, tapi aku tetap terkagum-kagum dengan arsitekturnya, apalagi di dalamnya. Semua arsitektur gaya klasik dimana-mana adalah sama, terutama di negara- negara Eropa. Dibangun dalam abad-abad pertengahan, sudah ratusan tahun bangunan itu berdiri tetapi kemegahannya mampu menginspirasi dunia!

Belum lagi tentang material-material atau pengerjaannya. Masing-masing orang yang membangun mempunyai dedikasi yang sangat tinggi. Apalagi mereka semua mempunyai keahlian khusus untuk membangun bangunan-bangunan klasik.

Ukiran-ukiran khas klasik Eropa, misalnya. Gaya Baroque Rococo, atau Renaissance dengan keahlian khusus, serta melulis plafond, dilakukan dengan sepenuh hati.

Kadang-kadang aku tidak habis pikir, bagaimana material-material jaman abad pertengahan itu jauh lebih baik dari material-material di jaman ini. Marmer Rosso Alicante (orange) atau Verde (Hijau) atau creama (krem) atau Carara (putih), pun sebenarnya sudah ada sejak jama itu. Proses pembentukkan batuan marmer memang sejak ribuan tahun lalu.

Tetapi di jaman sekarang ini, ternyata marmer-marmer Italy ini, “sedikit berubah”, entah karena memang material-material ini adalah “sisa-sisa” jaman itu atau karena selama ratusan tahun sejak jaman itu mengalami proses yang berkelanjutan, ternyata marmer-marmer yang sama di jaman sekarang, tidak secemerlang performance nya dibanding dengan jaman itu.

***

Dengan modal karena pocket Lumix Panasonic DMC-TZ20 yang aku kalungkan, aku menjelajah dan berkeliling untuk mengabadikan momen2 berharga disana, termasuk mengamati kegiatan-kegiatan suster-suster yang mondar mandir, bahkan menjepret suasana serta arsitektur Basilica ini, yang membuat hatiku terus bergetar.

p1380593aaaaaa-57c923d7187b618a428032df.jpg
p1380593aaaaaa-57c923d7187b618a428032df.jpg
Suster2 mondar mandir untuk pekerjaan mereka ……

Begitu juga Dennis anakku. Jika aku hanya menggunakan 1 tangan (tangan kiri), dan kamera ini kukalungkan supaya gampang membidiknya, dan aku membidik  sebagai arsitek dan sebagai pengamat arsitektur, berbeda dengan cara Dennis yang membidik dengagn angle-angle ‘aneh’ dan mencari titik-titik tertentu untuk mendapatkan hasil yang berbeda.

p1390395aaaaaa-57c923f7b793733c668a462e.jpg
p1390395aaaaaa-57c923f7b793733c668a462e.jpg
p1390385aaaaa-57c9240ccb23bdaf3e051e57.jpg
p1390385aaaaa-57c9240ccb23bdaf3e051e57.jpg
Gaya Dennis dalam menjepret foto …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun