Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pagi yang Cerah di Basilica St.Peter, Vatican City

2 September 2016   14:12 Diperbarui: 2 September 2016   14:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan ketika aku meminta Michelle bergaya untukku dan aku menjepretnya puluhan kali, dia pun dengan percaya diri untuk berlenggak lenggok bak’ model dari Milan! Ckckck ……anakku benar2 membuat aku bangga!

Berkeliling area Basilica San Peter ini sunguh cukup cape. Permukaan jalannya adalan con-block dengan desain kipas, membuat aku tidak nyaman berada di kursi roda yang di dorong. Jadi, aku kadang2 berjalan untuk menghindari ketidaknyamananku. Jika sudah capai, aku duduk kembali. Begiu berkali2. Tetapi sedikit permasalahan itu hanya ‘masalah seujung kuku’. Yang jelas, kami menikmati kebersamaan kami disana dalam beberapa jam disana.

p1390423aaaaaaa-57c924beb27a615d401e17aa.jpg
p1390423aaaaaaa-57c924beb27a615d401e17aa.jpg
Semakin siang, wisatawan semakin datang dan antri untuk masuk kedalam Gereja ……

Di titik ujung kanan dari Basilica ini, terdapat kios pos. Menjual prangko atau cover2 dengan desain Vatican. Banyak yang antri karena memang filatelis ingin mengirimkan kartupos ke teman2nya di negara2 lain. Aku pun demikian. Aku mengantri dan membeli beberapa kartupos, cover serta prangko2. Ada yang untuk koleksi sendiri, ada yang akan aku kirimkan langsung, atau ada juga yang aku beli untuk oleh2.

Ya … oleh-olehku untuk di Jakarta lebih kepada barang-barang kecil, souvenir atau kartupos, dan aku tidak banyak membeli barang2 besar apalagi barang mahal (bukan mewah). Ditambah lagi memang Euro cash ku tidak mencukupi dengan ‘salah perhitungan’, seperti yang sudah kutuliskan di buku “Cinta yang Tertinggal di Swiss dan Liechtenstein” …..

***

Sebelum jam 12 siang kami bergegas keluar dari kompleks Basilica. Dipintu keluar kami mendapatkan banyak pedagang-pedangang souvenir. Banyak kartupos2 yang dijual hanya 1 Euro untuk 20 kartupos. Atau gantungan kunci, Rosario, atau syal-syal sutra hanya senilai 1 Euro saja. Kubeli beberapa untuk oleh-oleh. Sementara di toko souvenir yang kualitasnya memang lebih baik, aku sengaja masuk.

p7020053aaaaa-57c925d9f67a61496a0f36fa.jpg
p7020053aaaaa-57c925d9f67a61496a0f36fa.jpg
p7020062aaaaa-57c925e9187b61ed418032f6.jpg
p7020062aaaaa-57c925e9187b61ed418032f6.jpg
Aku di depan Basilica dan di depan kantor pos keliling Basilica St Pieters, Vatican …..

Untuk mamaku, aku mencari sebuah jam cantik dari Murano. Kaca cantik bergambar bunga-bunga, khusus untuk mamaku. Juga leontin Murano. Walau harganya cukup mahal, aku memang berencana membelikan untuk mamaku. Untuk anak-anakku, seperti biasa mereka mencari kaos-kaos trandy bertuliskan Roma atau Italy.

Ahhhh …… bus wisata kami sudah datang ….. kami ingin terus mengeksplore Roma. Berkeliling Roma dan memotret suasana serta pengamatan, sangat menarik hatiku.

Tunggu dalam artikel2 selanjutnya …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun