Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Piazza Barberini, Hotel Bernini, dengan Segala Fasilitas Arsitekturnya

29 Agustus 2016   15:35 Diperbarui: 29 Agustus 2016   15:48 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satunya adalah dengan ‘city car’. Sistim mobil kecil, yang lincah dan bisa cepat, untuk sedikit tidak menjadikan kota ini macet. Aku tidak tahu, mungkin aku juga tidak tepat benar. Analisa yang sedikit ngawur ….. hihihi …..

Di bangunan2 sebelahnya, banyak terdapat cafe2 Italiano. Menjual berbagai macam kuliner Italy, seperti Pizza dan Pasta. Bahkan di beberapa sudut plaza itu, mereka menjual es krim khas Italy yang ‘tidak terlalu dingin’, dengan matreial es yang sedikit ‘liat’, yaitu Gelato.

Setiap bagian pedestrian Eropa memang merupakan bagian dari kebutuhan pejalan kaki. Tentu saja Eropa merupakan tempat yang paling diburu oleh wisatan2 manca negara. Dengan konsep negara yang memang klasik dan negara2 Eropa pun sadar akan potensinya, membuah pemerintah berupaya sebaik2nya untuk ‘men-service’ para wisatawan yang datang.

Salah satunya dengan merawat bagian2 kota dengan apa aanya, dan kota Roma ini merupakan salah satu dari sedikit kota yang mempunyai sejarah panjang dan fenomenal!

Bagian2 kota Roma itu merupakan bagian2 bangunan yang mungkin dulunya ‘berantakan’ karena kota Roma memang pernah terbakar di jaman Raja Nero. Atau juga adanya letusan Gunung Vensuvius, yang menyebabkan Roma semakin hancur, dan kota ini ‘tenggelam di tahun 79 setelah Masehi.

Aku tidak terlalu memahami tentang cerita Roma, tetapi kota Roma yang tertanam di benak dan hatiku adalah cerita di jaman Tuhan Yesus. Sehingga ketika aku beberapa kali ke Roma (iburan tahun 2014 ini adalah kali ke-3 aku kesana), teap tertanam bahwa aki menapak tilas-I kehidupan jaman Tuhan Yesus …..

Pedestrian disana (hampir di semua kota di Eropa), selalu memakai permukaai jalan con-block, dan yang sangat spesifik, desain con-block nya selalu type kipas. Pasti ada sebabnya, mengapa desainnya selalu kipas. Dan antara beda peil (beda ketinggian) antara permukaan jalan raya dan pedestrian, hampir sama! Bahka di Piazza Barberini, tidak ada perbedaan ketinggian sama sekali.

p1380257aaaaa-57c3f30df1967396484948e8.jpg
p1380257aaaaa-57c3f30df1967396484948e8.jpg
p1380260aaaaa-57c3f327c423bd9c453067ad.jpg
p1380260aaaaa-57c3f327c423bd9c453067ad.jpg
Permukaan plaza, yang setinggi permukaan jalan …… dan permukaan pedestrian yang hanya setinggi 4 cm dari permukaan jalan ….. ramah bagi kaum disabilitas.  Lebar pedestrian ini pun sangat ramah bagi pemakai kursi roda, dengan lebar sekira 3 meter ……

Artinya, kota2 di Eropa yang aku datangi selama liburan kali ini merupakan sebuah tempat yang ‘ramah desabled’. Orang2nya pun cukup ramah (kecuali di Paris kemarin), dan kepedulian mereka cukup tinggi bagi kaum disabilitas.

Bangunan2 klasik di masing2 negara Eropa memang khas sekali. Misalnya, konsep bangunan Belanda dengan Belgia bahkan Swiss, semuanya berbeda dengan ciri khas masing2. Masing2 negara membuat aku tetap terpana dengagn arsitektur2 klasiknya, termasuk desain bangunan klasik Roma.

Bangunan klasik Roma, tidak serumit bangunan2 klasik Belanda, apalagi Perancis. Bangunan2 klasik Roma mempunyai ciri khas  dinding yang rata tanpa ukiran klasiknya. Jendela2nya pun lebih ke kotak2, cukup minimalis. Untukku, Roma mempunyai gaya arsitektur bangunan dengan genre ‘klasik minimalis’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun