By Christie Damayanti
Ketika ‘pesta besar’ telah usai, masih ada banyak tanggung jawab yang harus disikapi, untuk membuat pesta ini menjadi bermakna bagi setiap tamu dan tuan rumah nya ……
Sebelumnya :
Berburu 100 Tanda Tangan Gubernur Ahok …..
Kegiatan Warga Jakarta di Balaikota? Memang Bisa, koq …..
***
Ada 128 kartupos yang kami kumpulkan dari anak2 itu. Mereka sangat excited ketika kami berkata pada mereka bahwa nanti surat2 mereka akan dibalas oleh Bp Ahok. Sebenarnya, untuk menulis itu tidak harus mempunyai tujuan, apalagi bertujuan untuk terkenal adau mendapatkan uang. Untukku, meulis adalah terapi otakku. Dan ketika aku sudah dalam lingkungan menulis, ternyata menulis merupakan pancaran jiwa, ekspresi hati serta mengeluarkan ide2 pemikiran jika kita tidak mampu mengungkapkannya lewat kata2.
Sesuai yang Bp Ahok inginkan tentang apa yang anak2 Jakarta inginkan untuk Jakarta, itu pula lah yang kita semuanya inginkan. Anak2 SD yang kami ajari di event ku ini, tentu saja berbeda cara mengungkapkan harapanya tentang Jakarta. Mereka berada di 12 tahun (kebawah) dalam kehidupannya. Pastinya mereka baru mengerti dan mempelajari tentang lingkungan hidupnya.
Buat mereka, Jakarta itu terlalu besar! Buat mereka, jangankan menulis sebuah harapan besar untuk Jakarta. Buat mereka, pengertian Jakarta hanya sebatas lingkungan hdup mereka. Yaitu rumah dan sekolah. Bahkan ketika aku berkata tentang keinginan mereka membuat sesuatu di Jakarta pun, ternyata tidak diakomodir dari surat mereka kepada Bp Ahok.
Aku memilih 100 surat untuk dibalas oleh Bp Ahok. Tidak banyak yang bisa mengungkapkan yang lebih besar daripada keinginannya untuk kehidupan sekolah mereka. Aku mengamati, untuk anak2 dibawah kelas 4 SD, yang mereka inginkan hanya untuk perbaikan2 sekolah mereka.
Ada yang minta dibuatkan lapangan olah raga untuk sekolah mereka. Ada yang ingin kamar mandi sekolahnya dibersihkan. Bahkan ada yang meminta atap sekolah yang bocor diperbaiki.
Yang lebih luas lagi, beberapa anak yang ingin sekali Jakarta tidak macet lagi. Ada juga beberapa anak meminta ada pelajaran sekolah untuk mengunjungi tempat bersejarah di Jakarta. Dan ada juga beberapa anak hanya ingin guru2nya sehat untuk bisa mengajar denan baik.
Aku teringat, waktu aku SD antara tahun 1976 sampai 1982, ada pelajaran khusus tentang ‘menulis halus’. Bahkan ada buku tulis yang menunjang pelajaran ‘menulis halus’ tersebut, dengan cetakan garis tebal-garis tipis. Biasanya, pelajaran ini ada di hari Sabtu (waktu itu hari Sabtu masih belajar walau hanya sampai jam 10.00 dari jam 7.00 pag).
Belajar ‘menulis halus’ sambil mempelajari tentang ‘mengarang bebas’. Sehingga jaman aku SD, kami sangat mudah menulis dalam karagan bebas. Menulis tentang liburan, tentang cita2 bahkan tentang mimpi2 kita.
**Mungkin kah saat ini, justru anak2 kita didik untuk memulainya lagi seperti dahulu? Kehidupan natural, sesuai dengan umur mereka, untuk belajar tentang kebutuhan dasar manusia, yaitu mengasah pikiran dan hati lebih natural …..
Setelah aku memilih 100 surat anak2 yang aku anggap bagus untuk kemudian dibalas oleh Bp Ahok, kesemua surat anak2 tersebut aku masukkan kedalam 2 album transparan. Supaya Bp Ahok misa membaca semua surat anak2 tersebut. Dan di halaman depannya, kusisipkan ‘salam’ untuk Bp Ahok dariku, kamipanitia event ini, dan anak2 Indonesia ……
Pemilihan surat2 anak2 tersebut, hanya berkriteria yang kami butuhkan. Yaitu, anak SD dibawah 13 tahun, mencantumkan namanya serta alamat sekolahnya, bukn alamat rumah. Karena jika balasan surat dari Bp Ahok kami kirim kan ke rumahnya, diharapkan kepala sekolah dan gurunya serta teman2nya yang lain yang tidak ikut dalam event ini, menjadi terinspirasi untuk menulis, dan berharap mendapatkan balasan yang sama dari Bp Ahok.
Jika mereka mengirimkan ke rumahnya, berarti kebanggaan mereka mendapat balasan surat dari Bp Ahok, hanya untuk dirinya sendiri saja, dan tidak berbagi kebanggaan dengan orang lain …..
Aku tersenym senang dengan hasilnya. Kubolak balik 2 album ini, dan membayangkan nanti Bp Ahok pun akan tersenyum membaca kepolosan anak2 jakarta ini. Dan semoga beliau senang, juga bisa memperhatikan harapan anak2 Jakarta tersebut.
Tugasku belum selesai ……
Ketika ‘pesta besar’ sudah selesai, pembuat event mempunyai tugas untuk ‘hasilnya’.
Apa yang dihasilkan dari event ini? Bagaimana dampaknya? Terinspirasi kah tamu2 yang datang? Dan bagaimana kepuasan tamu serta tuan rumahnya? Dan yang terakhir, sebagai tuan rumah Balaikota yang sudah memberikan semuanya (tempat, konsumsi, prosesi, undangan2) dengan gratis, apakan Bp Ahok puas dengan hasilnya?
Valentino membuat beberapa laporan untuk Pemprov DKI dengan apa yang harus kami pertanggungjawabkan. Juga laporan2 untuk masing2 sponsor, terutama Indosat yang mendukung kami, serta untuk panitia event ini.
Dan hari Minggu kemarin, aku sengaja denan anakku Michelle, pergi beribadah di GKY Pluit, tempat Bp Ahok beribadah setiap Minggu. Dengan ditemani sahabatku, mba Anna Tambunan yang juga sebagai salah satu panitianya, setelah ibadah jam 7.00 sampai jam 9.00 pagi itu, bertemu langsung dengan Bp Ahok.
Bp Ahok terlihat senang setelah aku sedikit mengingatkan konsep event ini. Setelah itu, berfoto bersama, dan semoga beliau senang dengan hasilnya
Ketika pesta telah usai …..
Semangat pun terus memuncak. Setelah semua tanggungjawab sudah kami selesaikan, mulailah mimpi2 yang baru. Terus bermimpi, sampai mimpi pun tidak bisa lagi, dan teruslah berkarya lewat apapun ……
Dalam keterbatasan seperti aku pun, Tuhan masih memberikan aku mampu berkarya. Karena aku sangat percaya, ketika aku dihadapkan dalam keterbatasan seperti ini sekarang, tetapi aku masih berada di dunia ini, berarti TUHAN MASIH MEMPUNYAI RENCANA YANG INDAH UNTUKKU …..
Dan ketika Tuhan berkenan menjadikan mimpi2ku sebuah karya yang nyata bagi sesama, SIAPA YANG DAPAT MELAWAN NYA ???
Mari sahabat,
Terus berkarya, apapun yang ita bisa, denganketrbatasan seperti apapun! Karena Tuhan tidak mau, kita hanya duduk dan berdoa saja, tetapi Tuhan mau kita terus SEMANGAT, BERUSAHA sambil BERDOA, tetap PERCAYA dan terus BERSYUKUR ……
Terima kasih, Tuhan Yesus …..
Terima kasih, Bp Ahok dengan jajaran nya …..
Terima kasih, teman, sahabat dan handai tolan semunya ……
Berkat Tuhan selalu ada untuk kita semua ……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H