Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bertemu Ray Choo, ’Postcrosser’ Singapore

11 Juli 2016   14:50 Diperbarui: 11 Juli 2016   15:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, selain bertukar2 kartupos dan prangko, kam juga bertukar2 tanda tangan untuk dikirim ke teman2 Postcrossing dunia. Menyenangkan sekali, ketika awalnya kami sama sekali tidaak mengenal satu sama lain, bahkan aku atau dia pun belum pernah tahu nama masing2 di grup, tetapi bisa bertemu lewat sebuah teknologi.

20160610-120853aaaaa-57834f461097733d1237ef9b.jpg
20160610-120853aaaaa-57834f461097733d1237ef9b.jpg

Akhirnya ….. tukar menukar kartupos terjadi, menjalin persahabatan dunia lewat hobi dan filateli …..

Akhirnya, kami berpisah di jam 2.30-an karena Ray Choo harus kembali ke kantornya, dan aku pamit untuk langsung ke Museum Philatelic di Coleman Street, untuk menemui Ms Tresnawaty Prihadi, Direktur Museum tersebut. Juga mengunjungi tema2 baru disana, untuk terus mengamati sebuah kreatifitas yang luar biasa, lewat Filateli Kreatif …..

Ray Choo yang mengtraktir aku dan michelle dan aku berjanji jika kita bertemu lagi, entah di Singapore, Malaysia atau di Jakarta, aku akan mentraktir dia. Sebuah awal persaabatan dansebuah awal kesan yang sangat baik, sebagai tuan rumah negara, Ray Choo benar2 memberikan service yang sangat baik untuk kami berdua …..

Hujan pertama di Singapore …..

Keluar dari Liang Court, hujan menyapa kami. Mendung bergayut dan angin cukup kencang, membuat akhirnya Ray Choo mencarikan kami taxi. Dan akhirnya kami berpisah setelah pintu taxi tertutup …..

Hujan membuat aku tidak mungkin membuat banyak foto. Sedikit mengonrol dengan supir taxi, ternyata dia tidak tahu sama sekali tentang Museum Philatelic. Hahaha ….. kupikir, dengan negara yang kecil mungil sekitar hanya 719 km2 dibanding dengan luas Jakarta sekitar 57rb km2 lebih, penduduk Singapore tahu semua tempat2 wisata, tetapi ternyata tidak juga …..

*cerita tentang ini, akan aku tuliskan berikut2nya …..

Hujan mulai reda, ketika taxi yang kami tumpangi berbelok kea rah Coleman Street. Tidak jauh dari Liang Court. Setara dengan hanya sekitar $4.00 Singapore Dollar, tetapi karena kea rah Coleman Street harus melalui CBD dan kita di kenakan tambahan sekitar $1.00 lebih mahal. Tak mengapa, itulah peratitan yang membuat Singapore benar2 disiplin dan hidup nyaman.

Kursi rodaku, didorong Michelle. Memasuki Museum Philatelic ini, mengingatkanku tentang bangunan2 lama Eropa. Ya, museum ini berasal dari pemerintahan Inggris dahulu. Bangunan tua yang nyaman, dengan permukaan lantai beberap dari kayu dan ubin jaman dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun