Adakah pemerintah atau perencana berusaha untuk mencari solusi yang sangat ekstrim untuk masalah2 yang ekstrim itu?
Jika adapun, mungkinkah warga kota yang merasa tidak sabar untuk melihat hasilnya, tidak memulai hal2 yang baru, yang akhirnya malah menjadi sumber masalah ekstrim yang baru?
Misalnya, tentang reklamasi.
Ya, reklamasi Teluk Jakarta, memang salah satu solusi untuk melebarkan Jakarta, sebagai pemekaran wilayah. Tidak salah. Tetapi untuk melakuukan reklamasi seharusnya Jakarta pun harus siap dengan ‘kesehatan’ya.
Sungai2 Jakarta yang berjumlah 13 sungai itu, haruslah ‘sehat’, sehingga aliran air dari hulu Jakarta (Bogor dan sekitarnya) tidak terhambat sampai ke laut. Masalahya adalah, jika sungai ‘tidak sehat’, muara Jakarta yang sudah di urug menjadi tanah reklamasi, menjadikan Jakarta banjir serta penumpukan2 sampah!
Atau barrier pantai Jakarta, yang seharusnya secara alami ditumbuhi hutan2 bakau (mangrove), ternyata hutan2 bakau itu sudah rusak, sehigga ‘kesehatan Jakarta’, semakin teragnggu. Dan Jakarta harus segera ‘menyehatkan diri’ dulu dengan memperbaiki sungai dan hutan2 manrove!
Lalu bagaimana dengan hutan2 di hulu Jakarta, seperti hutan2 lindung disana? Bahkan  di daerah Bogor keatas, justru hutan2 lindung itu ditebangi untuk dibangun villa2 mewah dengan KDB (koofisien dasar bangunan) lebih dari 80%!
Ini hanya 1 contoh reklamasi dan hanya 3 contoh permasalahan. Bagaimana contoh yang lain? Bagaimana dengan permasaahan2 yang lain?
Intinya adalah, pemekaran wilayah untuk Jakarta khususnya, hanya MENGURAS sumber daya alam, atau hanya MENGAMBIL ALIH LAHAN yang menghasilkan sebuah krisis2 ekstrim yang lain, dan bencana lingkungan untuk generasi berikutnya …..
Sebelumnya :