“Pembodohan” rumah di kuburan pun berlanjut, ketika Jakarta semakin serakah. Kenyamanan dan ketenangan yang sudah berpulang menghadap Tuhan, semakin tidak tenang dengan ketidak-pedulian pemerintah untuk mengedepankan TPU sebagai lahan pemakaman.
Seperti di tulisanku tentangCerita di TPU Menteng Pulo, pengawasan yang menerus adalah yang memang dibutuhkan. Tidak salah jika penggembala melepaskan kambing2 dan domba2 mereka memakan rerumputan di lahan pemakaman, tetapi tidak seharusnya mereka membiarkan peliharaannya mengotori lahan iru.
Begitu juga, ketika wara sekitarnya berjualan dan mengotori lahan tersebut. Atau ketika pemerintah menanam Pohon Kurma, tetapi tidak diurus dan tidak dirawat, itu juga melambangkan keserakahan sebagai alat untuk egoism diri …..
Lihat tulisanku Kisah Pohon Kurma yang ‘Merana’ di Jakarta [Barisan Foto]
Reformasi Jakarta itu termasuk banyak jenis “pembodohan” warga. Tidak banyak yang sadar akan hal itu, tetapi kupikir semakin kesini akan semakin mengerti tentang sebuah KEPEDULIAN yang hakiki. Bukan hanya tentang lahan pemakaman ini saja, tetapi masih banyak yang lain, yang seharusnya Jakarta semakin peka, untuk merombak dirinya, lebih baik lagi …..
Sebelumnya :
Sebuah “Mimpi Ilusi” untuk Jakarta
‘Bertambah atau Berkurang’kah Luas Jalanan Jakarta?
Antara Kebutuhan dan Keinginan, Antara Kenyataan dan Mimpi [Kaum Hedonis]
‘Turunan’ dan Pasca Konsep MRT