***
Keberlangsungan sebuah benda, bahkan keberhasilan seseorang membutuhkan azas ‘sustainable’ atau azas keberlanjutan. Jika kita ingin mobil atau rumah kita terus bisa memberikan kepuasan atau awet, kita harus terus memeliharanya.
Jika kita ingin bintang peliharaan kita bisa hidup dengan sehat sampai tua, tentulah kita harus selalu member makanan yang baik dengan vitamin2 yang cukup, juga mereka butuh ke dokter jika mereka sakit, bahkan di bawa ke rumah sakit jika memang membutuhkan yang lebih.
Apalagi manusia. Atau anak2 kita. Lebih2 jika kita ingin masa depan mereka baik, haruslah azas keberlanjutan itu terus ada. Pemeliharan yang rutin dengan kasih sayang dan pastinya biaya yang tidak sedikit ….
Begitu juga kota atau perkotaan.
Jika kita mau Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia menjadi kota yang bisa dibanggakan di kancah internasional, bukan hanya kita harus MEMELIHARA nya saja, bahkan kita harus terus BERKREATIF dan MENGEKSPLOR, supaya Jakarta semakin bersinar.
Dari referensi yang aku baca tentang otak manusia, para ahli otak dan syaraf dunia berkata bahwa ternyata otak manusia ini baru sekitar 10% saja yang dipelajari. Sisanya yang 90% masih merupakan misteri.
Hal ini lah yang membuat aku sadar sebagai penderita pasca stroke dengan otak kiri yang pernah terendah darah 20% dan lumpuh ½ tubuh sebelah kanan ini, dan yang divonis secara medis dan manusia bahwa aku hanya bisa berbaring saja diatas tempat tidur ini,  bahwa AKU HARUS TERUS KREATIF DAN TERUS MENGEKSPLOR OTAKKU,UNTUK PEMULIHAN DIRIKU …..
Mengeksplor otak? Berkreatif dengan otak?
Untuk ku SELALU, karena aku benar2 sadar tentang sebuah ‘kemisteriusan’ 90% otak kita, sehingga bagaimana aku mampu seperti ini pun, selain karena Berkat Tuhan, pasti karena aku yang tersu berusaha untuk mengeksplor otakku.
Begitu juga dengan perkotaan.