Tokyo, Seoul, Beijing, adalah contoh kota2 di Asia. Dimana negara mereka sangat maju, tetapi tetap memberikan akses kota2 mereka untuk wisata kotatua nya. Apalagi di negara2 Eropa, yang justru sebagian besar kotanya merupakan “wisata kotatua”, dan yang ingin mendesain secara modern, berada di luar kota nya. Bahkan untuk di Belanda, jika arsitek local ingin mendesain secara modern, kota Rotterdam lah yang menampung desain2 modern mereka …..
Lihat tulisanku Rotterdam, Holland : Kota Seribu Wajah
Jakarta menjadi kota metropolitan itu benar sekali, karena memang Indonesia adalah negara yang besar, bertumbuh dan berkembang. Tetapi janganlah Indonesia, khususnya Jakaarta sebagai ibukota, melupakan ciri khas bangsa dan negara. Ketika semakin banyak negara menganggap ciki khas negaranya menjadi symbol kebanggaan, tetapi justru ciri khas Indonesia, khususnya Jakarta, ditinggalkan, dianak-tirikan dan di sia-sia …..
Mari lihat beberapa tulisan2ku tentang wisata Jakarta, yang mungkin bisa menginspirasi, sebagai “latar belakang” budaya Jakarta dan Indonesia, dengagn titik tolak “Skyline Jakarta” :
2. Potensi Wisata Jakarta : Wisata Budaya dan Kota Lama vs Wisata ‘Great Sale ?’
3. Potensi Wisata Jakarta: Wisata Budaya dan Kota Lama Vs. Wisata 'Great Sale'?
4. ‘Ga Etis Menonjolkan Etnis Bangsa Lain untuk Jakarta? Bagaimana tentang Sejarahnya? Ah ...
***
Ketika sekarang ini, dunia semakin peduli dengan “kekuatan” bangsa dan negaranya lewat banyak hal, tidak salah jika Indonesia berusaha untuk semakin peduli dengan kekuatan negara kita lewat ciri khas bangsanya. Dunia tahu, bahwa Indonesia merupakan negara yang luar biasa indah, dimana semua turis mancanegara ingin menikmati Indonesia lewat ciri khas dan multi-cultural bangsa kita.
Jika kita melewatkan kesempatan luar biasanya, jangan heran jika ciri khas bangs kita “direbut” oleh negara lain, karena justru mereka peduli. Dan kita hanya bisa gigit jari atau berkoar2, tanpa ada kelanjutannya.