Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Identitas Jakarta Lewat Sebuah “Skyline”

23 Maret 2016   12:40 Diperbarui: 23 Maret 2016   14:12 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Dari sebuah skyline, tentu saja kita harus berpikir, bagaimana skyline Jakarta beridentitas. Bagaimana membangun Jakarta, sesuai dengan identitas lewat ciri khas dan budaya local. Tentu tidak gampang untuk membangun bagunan2 besar dengan detail budaya local, karena detail2 seperti itu tidak murah.

Misalnya, untuk membuat detail kolom besar dan tinggi dengan konsep budaya local (misalnya, Budaya Betawi), akan mengahiskan material kayu ukir khas Betawi. Belum lagi ukirannya sesuai dengan detail cantiknya. Bisa dibayangkan, betapa si empunya bangunan harus mengeluarkan banyak uang, DIBANDINGKAN dengan kolom beton tanpa detail!

Itu sangat  disadari. Tetapi sebuah gedung tinggi dengan menyerap budaya local , TIDAK HARUS memberikan detail dalam keseluruhan bangunan,  tetapi bisa lewat detail2 yang diekspos. Misalnya saja, Kedutaan Besar China di kompleks Mega Kuningan.

[caption caption="Kedutaan Besar Republik Rakyat China – dari Google Maps"]

[/caption]Gedung Kedutaan Besar China ini, mampu “berbicara” tentang negaranya. Diantara gedung2 megah modern di Jakarta, justru gedung ini eksis. Dan ciri khas nya gampang dikenali.

Gedung ini mampu membawa nama Kedutaan Besar China, dengan detail atapnya seperti atap rumah2 tradisional, walaupun detail materialnya bukan tradisional. Materialnya dari beton, yang di eksekusi lewat tangan2 seniman China untuk menjadikan atap rumah tradisional China berada di Kedutaan Besar China dengan banyak lantai …..

Atau bangunan2 diatas 3 lantai denan menampilkan atap rumah tradisionl bangsa korea, di Seoul ini. Ketika aku mengunjungi Seoul tahun 2009, banyak sekali bangunan2  “muncul” disela gedung tinggi atau di sela2 kerumunan pepohonan ……

 [caption caption="Dokumen pribadi di Seoul, Korea"]

[/caption]

[caption caption="Dokumen pribadi di Seoul, Korea"]

[/caption]Bisa dibayangkan, kan? Ketika Indonesia membangun gedung bertingkat, dengan desain2 unik khas Indonesia, di kota2 besar, khususnya Jakarta sebagai ibukota? Seperti, misanya, atap Joglo khas Jawa Tengah untuk sebuah perkantoran. Atau atap Minangkabau yang artistic.

Tetapi, jangankan untuk gedung tinggi. Untuk gedung2 dibawah 3 lantai pun aku belum menemukannya, kecuali Rumah Makanan “Sederhana” dengan dekorasi tampak depannya memakai detail atau Minangkabau …..

Di beberapa negara di Asia, mereka sudah banyak mendesain gedung2 tinggi nya dengan detail artistic khas negara tersebut. Dan juga di kota2 besar mereka, justru bangunan2 tua mereka (terutama yang tradisional), justru memberikan nuansa yang unik dan cantik. Wisata Kotatua mereka, justru mengasilkan devisa yang luar biasa, dari wisatawan2 asing, yang memang ingin melihat kota2 mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun