Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Apel Merah “Snow White”

7 Maret 2016   11:52 Diperbarui: 7 Maret 2016   12:34 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

By Christie Damayanti

 Dokumen pribadi

 

..... apel  tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun adalah bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan kecantikan apel merah itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel bagiannya, Putri Salju menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya keluar dan mengambil bagian apel merah yang beracun. Tidak lama setelah ia memakan apel tersebut, ia pun terjatuh dan meninggal ......

***

Cerita Putri Salju atau Snow White itu sudah memberkas di hatiku sejak aku kecil. Pertama kali papa membelikan buku tentang Snow White ketika aku masih sangat kecil. Aku ingat betul, mamaku menceritakan cerita ini berkali2 sqmpai aku hafal semua kata2 mama tentang si Putri Salju.

Buku itu di dapatkan papa pertama kali beliau ke Disneyland awal tajun 1970an, bersama2 dengan dongeng tentang Cinderella dan Sleeping Beauty. Dan buku2 itu masih berada dalam mimpi2ku sampai sekarang ......

Berkali2 aku dan anak2ku ke Disneyland, kami belum pernah menikmati suasqna santai, duduk di taman bertema Disney tersebut dimanapun, karena penuh sesak dan suasana yang tidak mendukung. Baru kali inilah kami berada di Euro Disney Paris, bisa duduk santai, menikmati suasana sore 1 jam dari Paris.

Ada area depan istana Cinderella, yang sedianya memang untul duduk2 pengunjung, sambil menikmati air mancur dengan sinar laser, di kolam istana Cinderella jika malam hari.

Suasana sore itu agak mendung. Memang, selama kami di Paris, mendung terus mengikuti kami. Bahkqn gara2 mendung juga, kami hampir seharian "terpenjara" di beberapa titik tempat wisata, kedinginan dan kehujanan.

Tetapi beruntunglah, di Euro Disney itu hanya sedikit gerimis dan tidak mampu menghalangi kami sehariqn bersenang2 di wahana2 kegemaran kami. Dan sore itu, tea-time, kami kecapean dan singgah di areal istirahat, sebelum kami melanjutkan bermain lagi, atau sedikit berbelanja untuk oleh2.

Dennis justru membereskan lensa kameranya yang memang memakan waktu khusus untuk diganti. Dia berkeliling lingkungan untuk hunting. Membidik banyak hal. Dan aku mengikutinya dengan mataku. Dan aku ikut berbahagia dengannya lewat hobinya .....

Michelle menemaniku. Sekedar duduk di bench, sambil mengobrol dan tertawa2. Tiba2 dia minta Euro untuk membeli minuman. Aku berikan sedikit Euro karena persediakan cash ku semakin menipis.

Lihat tulisanku,

Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya …..

Untuk Sekian Kalinya, Tuhan Menolongku …..

Jika untuk sekedar membeli minuman, sih ok saja. Atau sekedar snack. Michelle berjalan ke kerumunan gerobak dorong khusus dari manajemen, penjual minuman dan makanan kecil. Dan dia kembali kepadaku dengan membawa sebotol minuman dengan sebuah apel merah yang menggiurkan, di dalam sebuah box transparan. Hmmmm ..... sepertinya yummy banget!

 

Michelle 3x mengantri apel merah, yang terakhir, apel merah habis! Untung masih kedapatan …..

 

Setelah Michelle minum, lalu dia membuka apel merah itu dari box transparant tersebut. Aku sangat tertarik melihat apel merah tersebut. Dalam hatiku, aga heran karena mengapa apel merah menggiurkan itu berada dalam box transparan? Bukankah bisa langsung dibawa2, apalagi ada penusuknya, seperti es krim? Box transparannya pun cukup cantik. Harganya Euro 3,5 atau sekitar 57.000.

Hihihi …. Jika di Jakarta aku tidak akan membeli sebuah apel dengan harga 57.000 Rupiah…..

Tetapi apel itu memang sangat menggiurkan. Merahnya tidak seperti apel merah yang ada di Jakarta, walaupun ‘Washington Red Apple’, yang terkenal merah dan manis itu. Apel merahro Disney itu sangat berbeda …..

Ternyata wajar sekali, ketika Putri Salju benar2 tergiur untuk mencicipinya atau Hawa yang juga tergiur mengambil apel merah itu, di Taman Eden ……

Begitu apel itu terbuka dari box transparannya, dan Michelle mengangkatnya seperti mengangkat es krim, bau wangi sangat menyengat. Wangi buah aple berbaur dengan wangi campuran buah2 lainnya, langsung menerobos hidungku. Dan aku langsung ingin mencicipinya!

Bagitu pun Michelle. Berebutan kami mencicipi enaknya buah apel merah Putri Salju itu, sambil mengamati, buah apel apa ya?

Tetapi karena kami benar2 menikmati apel merah tersebut, aku belum sempat melihat secara detai, buah apel merah itu ternyata sudah habis. Dan aku pun meminta Michelle membeli 3 buah apel untuk dimakan bersama dengan Dennis dan Michelle, sambil aku memanggil Dennis.

3 buah apel merah dalam box transparan sudah tersedia di depan kami masing2. Dan masing2 dari kami, langsung memakannya. Aku sendiri mengamati dahulu sebelum memakannya, karena ada yang ‘janggal’, mengapa rasa apel merah tersebut benar2 berbeda dengan apel2 merah yang aku tahu. Apakah memang Disney menciptakan apel merah Putri Salju, khusus, dan hanya dijual di Disneyland? Tetapi, mengapa aku belum pernah mendengarnya, secara aku adalah salah satu penggemar berat Disney, dan sudah mendapat rekor MURI?

Hihihi ….. kami dengan rakus melahap apel merah si Putri Salju ……

 

Mataku mengamati apel merah tersebut, dan ternyata apel itu dibungkus dengan jeli merah tipis, dari campuran ekstrak beberapa buah yang lain. Tetapi pun buah apel itu memang benar2 merah, dengan rasa buah yang sejuk, seperti buah pear. Bukan seperti buah apel biasa. Krenyes-krenyes, gitu …..

Memang, apel merah ini, bukan apel merah beracun, yang dibuat oleh ibu tiri Putri Salju, lho ….. Tidak ada belahan, yang sebelah yang beracun …..

Harum nya pun berbeda, dicampur dengan wangi buah2 lain, yang sepertinya campuran buah jeruk, pear, strawberry dan blueberry. Dan buah apel merah ini, dirancang untuk tidak dibawa pulang, karena apelnya dingin dan jelly nya akan sedikit meleleh serta menjadi tidak ‘mulus’ lagi. Hmmmm ….. pintar mereka!

Wangiiiiii ….. asli, enak banget!

Sehingga masing2 dari kami, memakan 3 buah apel merah, di sore yang cerah di Paris, walau jika dihitung2, aku harus membayar 10 x Euro 3,5 jadi total sekitar Euro 35.00 atau 570.000 untuk apel saja! Waaaaaaaaa …..

***

The Disney Company,terutama di Euro Disney Paris, memang jeli untuk membidik pasar. Ceruk2 pasar yang mungkin tidak terpikirka oleh pebisnis yang lain, The Disney Company yang memang bergelut dalam pemberdayaan bisnis untuk wisata khusus nya anak2, mampu menciptakan sebuah peluang besar dari sebuah apel.

Mungkin sekilo apel merah di Paris tidak terlalu mahal, karena Perancis pun mempunyai banyak perkebunan apel. Tetapi dengan apel2 itu dilumuri dengan sedikit jeli dari beberapa ekstrak buah, mampu menyedot pengunjung untuk berbondong2 membelinya, bahkan membeli beberapa kali seperti kami, walau harus mengeluarkan Euro cukup banyak ……

Jika sahabat sempat ke Euro Disney Paris, coba deh ….. apel merah Putri Salju, Snow White’s Red Apple, ya. Ditanggung K E T A G I H A N, hihihi  ……

 

Sebelumnya :

Dunia Mimpi Masa Lalu, Masa Sekarang dan Masa Depan, dan Dunia Mimpi Fantasi ……

“Istana Cinderella” itu Bukan Hanya Sekedar Istana Mainan Anak-Anak

‘Quality Time’ Ibu dan Anak, sambil Tercengang Membayar Tagihan Jutaan Rupiah untuk Makan Siang! Duh …..

Suatu Pagi di Euro Disney, Paris …..

City Walk Menuju “Dunia Disney”

Mengapa ‘Euro Disney Paris’ [bisa dikatakan] Sepi?

Bergerak Menuju ke ‘Euro Disney’, Dunia yang Penuh Kebahagiaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun