Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Sedikit Konsep [Rencana] ‘Hutan Kota’ Jakarta

24 Februari 2016   23:27 Diperbarui: 25 Februari 2016   03:46 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.geograph88.blogspot.com"][/caption]Dewasa ini, banyak perumahan2 menengah keatas mmempunyai desain2 unik untuk mendongkrak penjualan rumah2 mereka. Salah satunya adala desain lapangan golf, dan rumah2 tersebut berada di sekitar lapangan golf. Konsep ini sudah dari sejak tahun 1970-an, dinana developer Pondok Ibdah memulainya. Dan lapangan golf menjamur setelah itu. Termasuk lapangan golf di Senayan.

Lapangan golf, kelihatannya merupakan ‘ruang terbuka hijau’ untuk penyerapan. Sepertinya lapangan rumput hijau yang adem dan nyaman. Ya, memang terlihat demikian. Indah dan nyaman.

Tetapi, tahukah kalian? Benarkah lapangan golf merupakan ‘ruang terbuka hijau’ untuk penyerapan perkotaan? Sungguhkah demikian?

Yang pertama, tidak adanya pepohonan.

Pepohonan merupakan ‘paru2’. Karena jika siang hari, pepohonan akan mengeluarkan  O2, sehingga akan membuat lingkungan di sektar pepohonan, terasa lebih sejuk. Lapangan golf memang tidak memerlukan pepohonan, karena justru pepohonan akan mengganggu bola golf.

Kedua, struktur tanah lapangan (hijau).

Ternyata dewasa ini untuk membangun lapangan golf, harus membetuk struktur tanah yang justru tidak menrupakan tanah penyerapan, walau tetap lapanan hijau. Struktur tanahnya didominasi pasir (khusus) sebagai media tanamnya, yang terlalu padat. Alhasil, justru akan menghambat pertumbuhan akar rumputnya.


[caption caption="www.abugarden.blogspot.com"]

[/caption]Sementara itu, pada lapangan golf, jenis rerumputannya pun tertentu, sesuai denan yang diinginkan ‘end-user’, si pegolf. Beberapa penelitian pun dilakukan. Rumpu2 dirawat dengan sangat baik, termasuk penyemprotan hama (ulat tanah) yang membuat rumput2 tersebut ‘sakit’. Sehingga kualitas tanah lapangan hijau itu tidak baik. Dan dengan media pasir itu, bukan menjadi tempat penyerapan perkotaan.

Ketiga, sistim drainase.

Untuk permainan golf yang baik, mengahruskan lapangannya harus ‘tidak basah’. Tidak boleh ada genangan2 air, sehingga dibutuhkan drainage yang baik, jika mau dikatakan lapangan golf itu bermutu dan menjadi pegolf2 profesional yang baik.

Jadi, jika padang golf Senayan justru mau digarap menjadi hutan kota, aku sangat setuju. Karena, strutur tanahnya akan diganti, menjadi struktur tanah asli. Pepohonan di desain dengan baik, sesuai kebutuhan perkotaan dan area padang hijaunya dengan rerumputan yang sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja semuanya harus tetap di pikirkan oleh desainer2 landscape hutan kota …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun