Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sampah ‘Popok Bayi Sekali Pakai?’ Ah... Itu Gampang!

22 Februari 2016   16:56 Diperbarui: 26 Februari 2016   13:25 12127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bayi ‘pup’, ibu si bayi harus membersihkannya dulu sebelum popok bayi sekali pakai itu dan mencucinya serta membuang ‘pup’ nya di kloset. Baru lah di buang ke temat sampah. Itu pun si sampah popok ini, tidak mampu terurai dibawah 100 tahun. Jika ibu si bayi tidak mau membersihkannya, tambah 1 lagi permasalahan kesehatan di dunia ini. Bayangkan dengagn ribuan bahkan jutaan ibu si bayi yang tidak membersihkan ‘pup’ si bayi ……

Di luar negeri, ada beberapa jenis kloset berteknologi tinggi yang mampu untuk memproses popok atau pembalut. Itu pun belum semua negara mempunyainya. Jika kita ke neara tersebut, pastilah di toilet2 umum akan terdapat pengumuman nya. Jadi, tetap jangan berani2 megambil resiko.

Setelah ‘pup’ dibersihkan, sampah popok itu digulung dan perekatnya untuk merapihkan. Cukup bersih dan rapih. Tidak ada bau2 yang menyelinap karena sudah dibersihkan dan di gurung rapih. Kemudian barulah dibungkus lagi dengan kertas tissue toilet.

Untuk mengganti popok bayi sekali pakai ini, memang membutuhan tempat khusus, dimana didalam ruangan itu harus tersedia tempat sampah khusus, sesuai dengan kebutuhan. Jika dibuang di tempat sampah biasa, itulah yang akan bermasalah. Tempat2 sampah ini merupakan tempat sampah daur ulang. Ini demi kesehatan bersama.

Ini cerita di Indonesia :

Sekarang, bagaimana dengan ruang2 khusus untuk mengganti popok bayi tersebut?

Jangankan di pedesaan. Di Jakarta pun, velum semua mall yang menyediakan ruangan khusus untuk ibu dan anak. Baru mall2 besar dan baru saja yang menyediakan ruang tersebut. Itupun tidak ada di setiap lantai.

Mengapa pemilik bangunan tidak menyediakan ruang2 khusus tersebut? Karena ruangan2 tersebut akan memakai tempat yang cukup banyak (minimal 2mx 2m) dan cukup mahal (ada kloset khusus, meja khusus, bahkan tempat sampah khusus). Kadang2 diadakan tempat tidur bayi, serta peralatan menyusui untuk mereka.

Jadi? Bagaimana dengan kesiapan ibu2 muda dengan bayi2 mereka? Bagaimana dengan perlengkapan hidup bayi2 mereka? Apakah mereka ‘siap’ dengan semuanya?

TIDAK !!! Mereka tidak siap !!! KITA TIDAK atau BELUM SIAP !!!

Bayi2 jaman sekarang, sudah di didik hedonism. Baru lahir saja, kebutuhan hidup mereka sudah banyak sekali. Salah satunya dengan popok sekali pakai. Untuk dari bayi yang baru lahir sampai minimal 3 tahun, mereka membutuhkan popopok sekali pakai minimal 2 buah/per-hari. Hitung saja untuk 1 bulan, minimal 60 buah.

Untuk 1 tahun berarti minimal 720 buah. Untuk minimal 3 tahun (bahkan ada bayi yang masih memakainya sampai sekolah TK, 5 tahun) sekitar 2160 buah. Jika 5 tahun sekitar 3600 buah. Ini baru untuk 1 bayi sehat, Bukan bayi yang sering sakit dan diare.

Berapa bayi2 yang memakai popok sekali pakai? 1000 bayi? 1 juta bayi? Hitung saja sendiri, berapa besar sampah popok itu berada di bumi Indonesia ini …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun