Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

‘Quality Time’ Ibu dan Anak, Sambil Tercengang Membayar Tagihan Jutaan Rupiah untuk Makan Siang! Duh .....

16 Februari 2016   11:52 Diperbarui: 16 Februari 2016   13:57 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Café Delicatessen, Euro Disney Paris : www.parisdisneyhotels.com

By Christie Damayanti

Kuliner diEuro Disney Paris atau di Dunia Disney di negara2 yang lain, konsepnya adalah sama. Sebagian besar adalah makanan2 khas anak2. Seperti permen, es krim, panganan2 kecil. Bahkan untuk ‘makan besar’ pun, bukan makanan besar yang ribet. Semua sesuai dengan keadaan, seperti fast food (ayam goreng, kentang goreng, pizza)  atau makanan2 besar yang disukai anak2. Dan disesuaikan dengan dimana atau di negara mana Dunia Disney itu berada …..

Sarapan hari itu memang sudah kami lakukan di hotel. Tetapi ketika suasana menyenangkan dan mengundang untuk berbagi dengan keluarga, rasa2nya memang sarapan kedua dibutuhkan aku dan anak2ku, hihihi ….. sehingga setelah sedikit puas berfoto2, kami mencari salah satu café cantik yang nyaman untuk sekedar makan sandwich dengan secangkir susu atau teh, sambil memandang lalu lalang dengan mimik2 berseri2 pagi itu …..

Kami menyambangi sebuah café mungil nan cantik, Delicatessen, yang menjual kue2 manis, sandwich serta minuman2 panas untuk makan pagi. Untuk sebuah sandwich yang penuh dengan gizi (ada daging atau sosis, sayuran, tomat serta roti sandwich) yang berukuran cukup besar, sekitar Euro 12.00 atau sekitar 195 ribu Rupiah!

Ckckck …. Mahal sekali! Walau aku tahu, bahwa banyak factor yang membuat sandwich itu mahal (antara lain ini di Euro Disney Paris, sandwish berukuran besar dengan full gizi dan tukar mata uang Rupiah dengan Euro), aku kadang tidak habis pikir, mau2nya kami membeli makanan super mahal disana …. Hihihi ….

Yah … seperti yang aku katakana pada artikelku Jangan Pernah Berkata “Mahal Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri, itu memang sungguh aku terapkan, supaya aku tidak “sakit hati” ….. hihihi …..

Anak2ku memesan masing2 sandwich itu dan aku hanya memesan susu panas. Bukan hanya karena harganya yang memang luar biasa mahal, tetapi tadi pagi di hotelpun aku sudah sarapan. Cukup banyak, roti dan telur serta susu panas juga.

 


Anak2ku lahap dengan sandwich nya, di Café Delicatessen, sambil memandang pengunjung disana, lewat jendela besar …..

Kami duduk di dalam café, bukan di teras, karena suhu masih cukup dingin, walau matahari terus memancarkan sinarnya. Mungkin waktu itu suhu masih 16 derajat Celcius, dan angin cukup kencang, sehingga jika duduk di teras, lama2 tubuh kami seakan beku, karena hanya duduk sambil makan, tanpa bergerak.

 

Suasana interior Café Delicatssen ….. mengingatkan rumah2 Amerika di film2

Selama berwisata di Eropa sejak awal, kami selalu membawa panganan ringan yang kami beli dari beberapa supermarket dekat2 hotel. Dengan beberapa alasan Pertama, kami tetap berpikir jika kami harus segera makanan tapi tidak ada makanan yang kami suka, paling tidak snack atau cemilan itu bisa sedikit mengganjal perut kami.

Kedua, snack atau cemilan kami bisa berupa buah2an, biscuit, permen atau coklat. Kadang2 cemilan memang untuk iseng saja, ketika menunggu atau sedang ‘kepingin nyemil’, itu sangat membantu sekali. Dan cemilan2 itu disesuaikan dengan keinginan2 anak2ku. Bukan aku, karena aku tidak terlalu suka nyemil.

Jika kami sedang makan di café atau restoran, cemilan2 itu tetap aku buka diatas meja, untuk memberikan kesan ‘rasa’, jika makanan yang kami makan sebenarnya tidak sesuai dengan yang kami bayangkan.

Kami mengambil tempat yang berada di jendela besar, untuk bisa melihat orang2 yang lalu lalang tau mereka yang duduk di teras depan. Kadang2 kami menertawakan suasana atau sesbuah kejadian yang terjadi. Kadang2 kami hanya untuk mengobrol sambil diskusi sekedarnya. Sebuah suasana kekeluaargaan, aku bersama kedua anak2ku. Dan “quality time” antara ibu dan anak, terus terjaga …..

***

Berbeda ketika kami makan siang. Awalnya, karena anak2 selalu bermain yang membuat adrenalin ‘naik’, pastilah mereka akan kelaparan. Sementara aku hanya berada di toko souvenir atau duduk2 di taman saja, aku sangat mengerti bagaimana mereka excited, bermain bersama sambil terus bersenda gurau. Sehingga ketika mereka sibuk bermain, aku sedikit browsing restoran mana yang nyaman untuk kami makan siang.

Ada 2 jenis restaurant dari 29 restoran di Euro Disney ini. Yang pertama adalah restoran terbesar disana, bersebelahan dengan “Istana Cinderella”, Plaza Garden Restaurant. Restoran ini menyajikan semua jenis makanan. Dengan fokus memang makanan Eropa berupa sandwich besar, steak dan pizza. Ada juga makanan2 asia secara minimal. Konsepnya adalah ‘buffet’, sehingga kami hanya menyendok makanan2 yang kami inginkan dan membayar di ujung meja.

Plaza Garden Restaurant, restaurant terbesar dan teramai di Euro Disneey Paris …..

Tetapi suasananya sangat crowded dengan anak2 yang berlarian kesana kemari. Dan antriannya panjang sekali. Uh ….. ketika itu anak2 sudah lapar dan tidak sabar untuk makan. Sehingga, kami pun keluar dari antrian itu, menuju ke restoran pilihanku yang kedua.

Restoran kedua pilihanku, Walts Restaurant, hanya sebuah restoran kecil tetapi nyaman dengan menu makanan Eropa serta fast food. Kalo restoran pertama konsepnya ‘buffet’, beda dengan restoran kedua, yang harus dipesan. Dan restoran ini sedikit cepi dengagn desain interior khas rumah2 Amerika.

 

The Walt Restaurant, tempat kami makan siang …..

Anak2 memilih sandwich dengan Lay’s. Oya, di Euro Disney, setiap makanan yang dipesan secara paket, pasti diberikan snack Lay’s, sesuai kesukaan anak2. Jika kita tidak mau memakannya, Lay’s tersebut bisa dibawa untuk dimana selama berjalan2.

Paket sandwich seperti yang anak2 makan ini, berharga Euro 20.00. Belum dengan minumannya yang biasanya adalah softdrnik, yang bebas diambil sebanyak2nya, bahkan bisa kami boleh mengambil softdrink dan dimasukkan ke botol minuman kami yang kami bawa dari hotel, asal sudah membeli harga dasarnya sebanyak Euro 4.00 / orang.

Makan ‘sederhana’ ini, dengan harga yang bikin aku senewen ??? Duh ……

Aku hanya memilih ‘salmon salad’, dengan (ternyata) porsi sangat besar! Pantesan harganya Euro 22.00 dengan secangkir teh, sebagai 1 paket! Uh …..

Dan kami harus membayar sekitar 2 x Euro 20.00 + 2 x Euro 4.00 + Euro 22.00 = Euro 70.00 setara dengan 1.141.000 untuk makan siang ….. Hmmmmm …..

Hahaha ….. aku nyaris terjengkang waktu melihat total harga yang harus aku bayarkan. Seperti waktu di gunung Titlis Swiss, di artikelku Sensasi Makan Siang di Puncak Gunung Titlis, dan Harganya?? Wooww ….., ini yang kedua yang membuat hatiku sedikit galau, walau tetap sudah kuyakini bahwa inilah resikonya ketika berwisata ke luar negeri, apalagi ke Eropa yang terkenal sangat mahal ……

Untukku endiri, kuliner di Euro Disney dan di Dunia Disney yang lain, tidak cukup menarik untuk dijajaki. Kuliner disana adalah hanya untuk sekedar makan saja. Rasanya pun tidak cukup enak untuk ingin kembali lagi. Tetapi, entah kenapa, justru anak2 sangat suka dengan makanan2 seperti itu. Ahhh ….. itulah anak2 ….. itulah anak2ku, walau mereka sudah semakin besar, tetapi begitulah anak2 (ku) …..

Sebelumnya :

Suatu Pagi di Euro Disney, Paris …..

City Walk Menuju “Dunia Disney”

Mengapa ‘Euro Disney Paris’ [bisa dikatakan] Sepi?

Bergerak Menuju ke ‘Euro Disney’, Dunia yang Penuh Kebahagiaan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun