By Christie Damayanti
Lilin2 kecil dalam Misa Kudus
Â
Aku tercengang2 melihat interior Notre Dame Cathedral. Aku sebenarnya sudah tahu dari buku2. Dan dari ketiga kalinya aku ke Paris selama beberapa tahun ini, aku belum pernah melihat kedalam. Hanya diluar Gereja saja. , dan Notre Dame Cathedral adalh Gereja Katolik, dimana aku adalah Kristen Protestan. Tetapi di Jakartapun aku beberapa kali mengikuti Misa Kudus bersama beberapa sahabat, karena ajaran kami memang sama. Hanya beberapa cara yang berbeda.
Aku pun sering melihat foto2 Gereja ini. Baik secara eksterior ataupun secara interior. Bahkan Notre Dame Cathedral Paris ini, pernah aku jadikan tema dan topik di mata kuliah "Sejarah Arsitektur" Eropa, ketika aku kuliah dulu, sekitar tahun 1988 sampai 1992.
Interior Gereja itu, di buku2 referensi itu sungguh agung, klasik dan megah. Dulu kubayangkan, jika aku berada di dalamnya, aku akan merasqkan suasana 'magis' (karena ini adalah bangunan tua klasik dari abad pertengahan), syahdu (karena ini adalah bangunan Gereja), 'dingin' (karena aku tahu materialnya serta suasananya sebagai bangunan Gereja Katolik dengan parq Pastur2 dan Suster2nya) serta megah (karena bangunan ini memang besar, dan berada di tanah ribuan meter persegi).
Ya ..... yang aku bayangkan memang benar. Semua benar. Aku merasakannya dalam hatiku. Kekurangannya adalah suasana nya, BERADA di dalamnya, merasakan dinginnya bangunan itu dengan bau2 dupa serta lilin yang terbakar, sesuai dengan ritual memuji Tuhan didalam sana .....
Aku merasakan suasana dinginnya tubuhku karena resapan marmer Carara dari Spanyol itu. Dingin itu meresap masuk dari kulitku. Mengalir lewat pembuluh darahku. Meremangkan bulu2 tubuhku sehingga bergerak tegak lurus. Bulu kudukku, lengan dan kakiku meremang ...... dingin dan sedikit 'tegang' dengan susana itu .....
Seperti di film2 klasik tentang suster2 yang selibat dengan Tuhan Yesus untuk mengabdi dan melayani NYA lewat karya pelayanan. Seperti film ‘The Sound of Music’, tentang Suster Maria sebelum menikah dengan ayah dari ketujuh anak dan remaja yang diasuhnya. Seperti cerita ‘Da Vinci Code’, dengan suasana magis dan misterius gereja dan museum Le Louvre nya. Atau yang labih ekstrim lagi, melihat film2 horor yang berhubungan dengan setan2 yang mengganggu manusia dan Pastur2 mencoba untuk menolong mereka ….. Dan itu aku rasakan sangat sesungguh2nya …..
Â