Lalu untuk peremoouan2 dewasa bahkan perempuan2 tua. Mereka memakai baju2 modis, sepau pantofel, long-coat atau cardigan modis, kaca mata hitam (karena waktu itu matahasi bersinar cerah dan laning biru ceria) dan tidak ketinggalan topi lebar untuk menutupi sinar matahari. Mereka benar2 modis. Dan aku cukup berdecak kagum, ketika pada antrian itu mataku tertuju pada beberapa perhiasan tangan dan jam tangan mereka (aku di atas kursi roda, sehingga mataku tertancap di ketinggian dada mereka, sehingga aku bisa melihat barang2 mereka, hihihi ….).
Arloji Chopard, Longiness, Rolex atau Swarowski bertebaran di depanku, membuat aku menelan ludah. Barang itu pasti bukan palsu, sinar dan kilau berlian dan Kristal memancar dari sinar matahari sore. Dan pasangannya pun lebih kurang sama dengan barang mereka. Dan romantisme mereka menjadikan sope itu semakin semarak, di Paris.
***
Suasana yang berbalik 180 derajat. Dari Trocadero, tempat yang penuh dengan turis dengan berbagai kegiatan wisata. Serta angin kencang dan mendung bergayut juga hujan rintik. Hiruk pikuk. Tawa bahagia atau tawa excited.
Berbeda dengan suasana di Notre Dame Cathedral, walau hanya baru di pelatarannya saja. Cuaca yang ramah dan bersinar, seiring dengan sinar matahari sore yang ramah. Langit biru ceria. Suasana teduh dan syahdu. Memang di pelataran itu penuh manusia, ada juga yang memanfaatkan kesempatan untuk mencopet (salalu diingatkan oleh polisi2 wisata disana). Tetapi suasananya tidak gaduh, mungkin karena tempat ini berhubungan dengan kegiatan religi …..
“Selamat datang di Rumah KU, anak KU …. Mari masuk ……” , terdengar Tuhan memanggil2ku dalam hatiku …..
Sebelumnya :
Romantisme Paris Justru dari Kacamata yang Berbeda
Cantiknya Place du Trocadero, “Terjajah” karena Eiffel Tower
‘Arc de Triomphe’ : Kisah Romantisme dan Kepahlawanan