Anak2dari tim dance Michelle dan teman2 nya dari ‘Jaya Suprana Art & Performing School’, berturutan datang untuk berlatih dahulu sebelum tampil dalam evenku :
“Launching 2 Buku Wisata Inspiratif – Keliling Eropa di Atas Kursi Roda”.
Mereka di dandani dengan cantik, 13 orang anak dan remaja (dari umur 3 tahun sampai SMA), oleh pembimbing mereka, kak Yoshie. Lalu ada juga kak Genta Garby, guru vocal dari Michelle dari ‘Purwacaraka Music School’, yang siap untuk mengiringi Michelle dan aku. Excited ku semakin tidak karuan …..
Desain panggung yang di dominasi warna merah di lobby utama di mall itu, sangat cantik. Mencerminkan suka citaku menyambut evenku dan menyambut Natal. Di desain oleh Valentino, konsep background panggung itu, benar2 ‘mengangkatku’ sebagai penulis 2 buku inspiratif tentang “Keliling Eropa di Atas Kursi Roda”. Bahagiaku tidak terkatakan ……
Tata suara itu memang standard, yang disiapkan oleh mall tersebut. Tetapi dengan konsep desain lewat ‘film’ kehidupanku lewat kisah2 kehidupanku di infocus, menarik mata semua yang mengunjungi mall tersebut. Tidak terasa, hingga ratusan orang yang menyempatka diri untuk hanya sekedar melihat, mem-foto bahkan membuat video, ketika teman2 Michelle menampilkan gerak dan lagu, modern dance.
Banyak teman2ku dari semua komunitas2 yang aku ada, datang untuk mendukungku. Yang terpenting adalah Kompasiana, karena dari Kompasiana lah aku ‘lahir’ dan di Kompasiana lah aku ‘besar’. Dengan Mas Iskandar Zulkarnaen sebagai pembedah bukuku, aku ingin satu panggung dengan teman2 kompasiana. Ini adalah karyaku untuk Kompasiana, yang telah menjadikan aku hingga seperti ini …..Terima kasih, Kompasiana …..
Lalu ada komunitas filateli, dengn Celin yang selalu benar2 membantuku. Sampai dia menginap di rumahku. Teman2 filatelis yang merupakan hobiku, selsl mengikuti kegiatanku walau bukan di dunia filateli. Teman2 disabled dari IDCC, YANG DI ARI Sabtunya juga membuat sebuah event inspiratif, berhubungan dengan Hari Disabled Internasional tanggal 3 Desember, tetapi tidak bisa aku datangi, karena aku benar2 harus fikus dengan eventku ini. Tetapi IDCC ‘mengutus’ untuk datang ke acaraku.
Teman2 sejak kecil, dari SMP dan SMA, juga ikit serta terus mendukungku. Jaman itu siapa yang membayangkan akan seperti ini, bukan? Tetapi kami menjadikan event2 merupakan bentuk ucapan, syukurku. Belum lagi teman2 yang tidak tergabung dengan komunitas apapun. Itu membuat suasana even ku ini menjadi semakin luar biasa!