By Christie Damayanti
Desain Valentino, koleksi pribadi
‘Heboh’ku ketika diundang jamuan makan siang ke istana, adalah berusaha mempersiapkan apa yang bisa aku berikan kepada Indonesia lewat pak Jokowi, sebagai presiden RI. ‘Heboh’ ku itu bukan karena undangan makan siang nya, justru aku sangat ‘heboh’ mempersiapkan beberapa proposal dan proram2 yang memang sudah aku draft untuk pak Jokowi.
TEtapi ketika undangan itu datang, sebelum aku berpikir “begitu cepat Tuhan memberikan jalan NYA”, kehebohan itu terjadi, semalam sebelum hari “H”. Pulang kantor jam 20.00 malam, aku siap dengan print dan draft2 untuk kucetak dan dibawah ke istana. Dan Puji Tuhan, rencana2 itu terlaksana, dan pak Jokowi menerima 1 bundel clear-holder ku tentang semua proposal2ku ……
Lihat tulisan2ku tentang ini :
Catatan tentang “Optimisme” dari Istana
Aspirasiku untuk Indonesia lewat pak Jokowi
“Bu Christie, Apakah Berkenan untuk Duduk di Sebelah Bapak Presiden?”
‘Langkah Berat’ ku Menuju Istana
Diundang Ke Istana dan Makan Bersama dengan Pak Jokowi
***
Setelah ‘heboh’ dengan undangan makan siang dari istana reda, aku harus memfokuskan diriku untuk perhelatan even pribadiku, meluncurkan 2 buah buku ku tentang perjalanan wisataku dengan 2 ABG ku liburan Juni-Julitahun 2014. Ya, aku sudah menabung selama 4 tahun untuk aku bersama 2 orang anakku, berlibur ke 7 negara Eropa Barat selama 1 bulan.
Aku sombong?
Tidak, menurutku tidak. Mengapa aku membeberkan tulisan2ku selama di eropa bahkan meluncurkan buku2ku tentang Eropa? Mengapa aku tidak berwisata di dalam negeri saja?
Alasan utama adalah memang dari kecil, mimpiku adalah EROPA. Mengapa? Dulu ketika aku kecil, papa bertugas di Belanda beberapa tahun, dimana aku di Jakarta dengan mamaku dan adik2ku. Dan papa selalu mengirimkan kartupos serta mainan2 untukku serta selama itu, papa selalu bercerita tentang Eropa. Dan papa berjanji akan membawaku dengan keluarga untuk berwisata ke Eropa. Dan itu terjadi di tahun 1991, ketika aku masih kuliah …..
Mimpi2ku berlanjut. Aku bekerja sebagai arsitek dan beberapa kali aku bertugas ke Eropa berminggu2. Tetapi itu adalah tugas dan bukan berlibur, sehingga anak2ku tidak bisa bersama dengan ku. Dan mimpi2 ku untuk berwisata ke Eropa dengan keluargaku terus berbunga. Sampai tahun 2014 setelah aku menabung selama sekitar 4 tahun, aku berhasil membawa anak2ku berkeliling kesana ……
Itu adalah alas an utamaku berlibur ke Eropa. Mimpi2ku terwujud ketika aku tetap semangat, berusaha dan berdoa. Walau aku harus duduk di atas kursi roda, mimpi2ku itu tetap terwujud, karena tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan berkehendak.
Alasan kedua adalah untuk mengajak anak2ku melihat dunia. Karena sejak kecil, orang tuaku sangat cncern tentang pendidikanku, bahwa pendidikan itu bukan melulu dari pendidikan formal saja, tetapi banyak pendidikan non-formal untuk memperkaya diri dari pengalaman2 serta lingkungan2 yang berbeda. Dan aku sudah mendapatkan itu ketika aku masih diasuh oleh dua orang tuaku.
Sebenarnya, untuk kesana selain tentang materi, sebagai IPS (Insan Pasca Stroke) adalah hal yang mustahil. Mengapa?
Stroke adalah penyakit yang berhubungan dengan otak, syaraf dan pembuluh darah otak. Ketika kita terserang stroke, berarti otak kita menjadi terganggu. Bukan fisik nya saja, tetapi juga psikis kita, karena jika otak kita terserang stroke sehingga lumpuh, tentu psikis kita menjadi terpuruk.
Secara fisi otak yang terserang stroke, menurut referensi kita harus mengkonsultasikan kepada dokter masing2. Karena IPS itu rawan dengan serangan stroke yang berulang. Dan fisik otak IPS mau tidak mau harus dijaga sedemikian untuk tidak stroke yang berulang.
Salah satu menjaga otak IPS adalah “tidak boleh berlebihan”. A dalam hal ini papun. Tidak boleh berlebihan marah, berlebihan sedih, bahkan berlebihan excited. Termasuk juga berlebihan dengan ‘ketinggian’, seperti terbang dengan batas2 ketinggia n ke tempat2 yang jauh. Karena Eropa terletak jauh dari Indonesia ( Jakarta – Amsterdam sekitar 18 jam ), berarti ketinggian pesawat akan melebihi ribuan meter dari permukaan bumi. Dan itu bisa menjadikan otak IPS (yang memang sudah cacat dan terganggu), akan bermsalah …..
Mungkin 1 bulan aku berkonsultasi dengan beberapa dokterku, termasuk dokter syaraf, dokter hipertensi dan dokter jantungku, sampai aku diperbolehkan untuk berlibur ke Eropa dengan membawa banyak obat2 dan vitamin yang diperlukan, serta surat2 referensi2 untuk dokter2 setempat, jika aku bermasalah dengan kesehatanku. Juga aku diminta membawa semua dokumen2 kesehatanku jika aku melakukan pengobatan disana. Ribet, ya?
Itu untuk ku. Anak2ku pun demikian, semakin dewasa mereka harus mulai bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri, dan melayani keluarga. Dalam hal ini, aku ingin mendidik anak2ku untuk belajar kursi roda dan anak2ku lah yang melayaniku. Mendorong kursi rodaku dan memapah jika aku harus berdiri. Mengurus pesawat serta mengurus hotel2 yang kami tempati.
Di Eropa pun, masalah demi masalah menghadangku. Dari mulai dengan masalah2 kecil, seperti di Paris, yang ternyata tidak terlalu ‘ramah’ kepada wisatawan asing, terutama disabled, sampai madalah besar seperti kehabisan uang cash Euro tanpa bisa membayar memakai kartu kredit, karena belum mempunyai PIN transaksi. Dimana juga, PIN transaksi itu baru bisa didapatkan di awal tahun 2015 (liburanku pada Juni-Juli 2014) …..
Tidak gampang, ketika aku seorang IPS yang dalam katerbatasan untuk ‘memakai’ otakku (karena jia terlalu keras berpikir, ku bisa terserang stroke berulang). Apa yang aku harus lakukan, sementara aku tidak bisa bergantung dan tidak bisa menyandarkan kepalaku kepada seseorang yang aku inginkan untuk memelukku dan melindungiku? Sangat tidak gampang.
Sementara anak2ku walau sudah berangkat dewasa (SMA), mereka belum mampu untuk berpikir dan mencari solusi, sehingga aku lah yang harus mencari solusi. Sama2 tidak mempunyai solusi, dan tekanan2 stres melandaku karena kehabisan uang padahal waktu itu baru 1 minggu disana.
Lalu bagaimana?
Tiba2 Roh Kudus menyelimuti hatiku. Aku hanya tersenyum dan berserah. Lihat saja, apa yang mau Tuhan lakukan dengan kami. Aku memang menyarah, setelah aku berusaha menghubungi orang2 yang sekiranya bisa membantuku di Jakarta (keluarga, sahabat bahkan bank2 penerbit kartu kreditku). Sepertianya tidak ada jalan lain, kecuali BERSERAH kepada Tuhan, apa yang DIA hendak lakukan untukku dan anak2ku …..
Dan seketika itu juga, kebahagiaan menyelimuti hatiku. Percaya saja, dan kami bisa berlibur dengan nyaman dan pulang dengan selamat, dengan hanya punya uang cash 200 Euro.
Kiatnya apa?
BERSERAH ….. tetap BERUSAHA, BERDOA, PERCAYA dan tetap BERSYUKUR …..
Pengalaman2 itu aku tuangkan pada ke-4 buku ku tentang perjalanan ke 7 negara di Eropa Barat. Tetapi untuk peluncuran kali ini, baru 2 buku, yang tulis tentang pengalamanku berada di atas ursi roda, di negara Belanda, Belgia, Swiss dan Liechtenstein.
“5 Hari Bahagia di Belanda dn Belgia” serta “Cinta yang Tertinggal di Swiss dan Liechtenstein”, ini adalah 2 buah buku perjalanan kami di Eropa, dari 4 buah buku yang aku rencanakan terbit. Bukan hanya sekedar bercerita tentang tempat2 wisata yang sudah banyak di ulas di buku2 wisata yang lain, tetapi pengulasan dari kacamataku sebagai seorang arsitek dan urban planner. Lalu pengalaman dan permasalahan2ku serta perasaan2ku yang tidak bisa berlari kian kemari, karena aku hanya bisa duduk di atas kursi roda, dan itu semua aku ulas tuntas!
Selain itu, buku ini berkisah tentang “Ibu dan Anak”, memperingati Hari Itu (21 Desember), dan tulisan2ku ini adalah “Karya seorang Disabled”, memperingati Hari Disabled Internasional (3 Desember). Jelas sekali, aku bekerjasama dengagn anakku, untuk event eksklusif ini. Aku meluncurkan buku2ku, Dennis memamerkan foto2 kerennya selama di Eropa dan Michelle menyanyi dan modern dance. Suatu kolaborasi yang sunggu akan sangat menginspirasi ……
Selain itu, aku juga memperingati 5 tahun aku menulis di Kompasiana, dimana aku dilahirkan disana dan besar disana, sampai aku menjadi seperti ini. Kekuatan menulis (di Kompasiana) adalah KESAKSIANKU sebagai IPS yang ‘sembuh’ dengan dukungan2 seluruh keluarga dan sahabat, terusma di Kompasiana …..
Aku meminta dengan hormat, mas Iskandar Zulkarnaen untuk meluncurkan dan membedah bukuku, dengan coordinator Valentino sahabat terbaikku, dan aku ingin sahabat2 Kompasianer berada 1 panggung dengan ku untuk sama2 berkarya bagi Indoesia, lewat Kompasiana …..
Silahkan datang pada :
Launching 2 buku inspirasi “Keliling Eropa di Atas Kursi Roda”
Hari Minggu, 20 Desember 2015
Jam 15.00 sampai selesai
Tempat di Kalibata City Square Mall
Mas Iskandar Zulkarnaen, yang akan meluncurkan 2 buku wisataku … terima kasih mas Isjet, terim kasih kang Pepih, semua admin dan sahabat2 Kompasianer serta Kompasiana
Dan aku sangat menantikan kehadiran sahabat2ku, untuk bersama2 berjuang dan berkarya bagi Tuhan lewat berbagai hal yang menginspirasi. Terima kasih, sahabat ……
Dan terima kasih, Tuhan.. karya MU sungguh Agung …..
Salam Kompasiana …..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H