Mungkin 1 bulan aku berkonsultasi dengan beberapa dokterku, termasuk dokter syaraf, dokter hipertensi dan dokter jantungku, sampai aku diperbolehkan untuk berlibur ke Eropa dengan membawa banyak obat2 dan vitamin yang diperlukan, serta surat2 referensi2 untuk dokter2 setempat, jika aku bermasalah dengan kesehatanku. Juga aku diminta membawa semua dokumen2 kesehatanku jika aku melakukan pengobatan disana. Ribet, ya?
Itu untuk ku. Anak2ku pun demikian, semakin dewasa mereka harus mulai bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri, dan melayani keluarga. Dalam hal ini, aku ingin mendidik anak2ku untuk belajar kursi roda dan anak2ku lah yang melayaniku. Mendorong kursi rodaku dan memapah jika aku harus berdiri. Mengurus pesawat serta mengurus hotel2 yang kami tempati.
Di Eropa pun, masalah demi masalah menghadangku. Dari mulai dengan masalah2 kecil, seperti di Paris, yang ternyata tidak terlalu ‘ramah’ kepada wisatawan asing, terutama disabled, sampai madalah besar seperti kehabisan uang cash Euro tanpa bisa membayar memakai kartu kredit, karena belum mempunyai PIN transaksi. Dimana juga, PIN transaksi itu baru bisa didapatkan di awal tahun 2015 (liburanku pada Juni-Juli 2014) …..
Tidak gampang, ketika aku seorang IPS yang dalam katerbatasan untuk ‘memakai’ otakku (karena jia terlalu keras berpikir, ku bisa terserang stroke berulang). Apa yang aku harus lakukan, sementara aku tidak bisa bergantung dan tidak bisa menyandarkan kepalaku kepada seseorang yang aku inginkan untuk memelukku dan melindungiku? Sangat tidak gampang.
Sementara anak2ku walau sudah berangkat dewasa (SMA), mereka belum mampu untuk berpikir dan mencari solusi, sehingga aku lah yang harus mencari solusi. Sama2 tidak mempunyai solusi, dan tekanan2 stres melandaku karena kehabisan uang padahal waktu itu baru 1 minggu disana.
Lalu bagaimana?
Tiba2 Roh Kudus menyelimuti hatiku. Aku hanya tersenyum dan berserah. Lihat saja, apa yang mau Tuhan lakukan dengan kami. Aku memang menyarah, setelah aku berusaha menghubungi orang2 yang sekiranya bisa membantuku di Jakarta (keluarga, sahabat bahkan bank2 penerbit kartu kreditku). Sepertianya tidak ada jalan lain, kecuali BERSERAH kepada Tuhan, apa yang DIA hendak lakukan untukku dan anak2ku …..
Dan seketika itu juga, kebahagiaan menyelimuti hatiku. Percaya saja, dan kami bisa berlibur dengan nyaman dan pulang dengan selamat, dengan hanya punya uang cash 200 Euro.
Kiatnya apa?
BERSERAH ….. tetap BERUSAHA, BERDOA, PERCAYA dan tetap BERSYUKUR …..
Pengalaman2 itu aku tuangkan pada ke-4 buku ku tentang perjalanan ke 7 negara di Eropa Barat. Tetapi untuk peluncuran kali ini, baru 2 buku, yang tulis tentang pengalamanku berada di atas ursi roda, di negara Belanda, Belgia, Swiss dan Liechtenstein.