Clear holderku memang sengaja aku siapkan untuk pak Jokowi. Ada beberapa konsep aspirasiku, rencana2ku bahkan beberapa proram2ku yang sudah aku tuliskan untuk kegiatan tahun depan.
Ada 20 tulisanku tentang Jakarta yang (menurutku) terbaik tentang Jakarta. Ada tentang banjir Jakarta, tentang penghijauan serta penyerapan tanah Jakarta. Tentang pirijinan pembangunan Jakarta, pedestrian bahkan fasilitas2 untuk disabled, dimana Jakarta memang belum ramah bagi penyandang disabilitas.
Aku juga membuat 2 buah rencana dan program, walau hanya baru berbentuk draft. Sebuah kegiatan edukasi yang akan aku lakukan berkenaan dengan pak Jokowi. Semua aku selipkan di clear-holder, sehingga pak Jokowi bisa membaca tulisan2ku, segera.
Lembar demi lembar,pak Jokowi semakin tertarik, apalagi ketika aku sedikit bercerita tentang Waduk Pluit. Dimana sebelum Waduk Pluit itu terbangun, aku sudah menuliskannya terlebih dahulu beberapa bulan sebelumnya. Dan Waduk Pluit sekarang, itulah yang ada di benakku.
Mungkin bukan tulisanku tentng Waduk Pluit yang membuat Gubernur Jakarta (yang waktu itu berada di tangan pak Jokowi) membangunnya. Mungkin orang lain atau staf2 serta desainer2 perotaan yang lain, yang bukan aku. Aku tidak peduli. Tetapi yang aku menjadi senang adalah, Waduk Pluit sekarang ini merupakan impianku, dalam tulisan2ku. Konsep2ku. Dan pak Jokowi (dan pak Ahok) sudah sedemikian luar biasanya membangun Waduk Pluit ……
Waduk Pluit ternyata membuat pak Jokowi ‘mampu’ mengenaliku sebagai seorang arsitek. Beliau mengatakan demikian’
“Waktu saya mendengar kamu cerita tentang Waduk Pluit, saya tahu bahwa kamu adalah seorang arsitek”. (atau kata2 semacam ini, lupa pastinya).
Entah apa maksud perkataan beliau, tetapi yang jelas membuat aku semakin bangga mempunyai pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia …..
Lagi, ketika aku membantu pak Jokowi untuk membuka halaman per-halaman clear holderku, mata beliau selalu menancap dengan judul2 yangkubuat sebagai tema dalam tulisan2ku tentang Jakarta. Sebagian besar memang aku angkat konsep tentang penghijauan dan penyerapan, dan dalam pengamatanku, beliau sangat tertarik dengan judul2 itu.
Tetapi aku tidak ingin terlalu serius untuk 1 topik saja, karena aku sadar tentang waktu. Aku ‘membawa’ topic baru tentang fasilitas disabled di perkotaan (khususnya Jakarta) dan di bangunan2 umum. Bahwa seharusnyalah Jakarta sebagai ibukota Indonesia, sebuah negara yang sungguh besar, merupakan negara yang ‘ramah’ terhadap disabled …..
2 artikel tentang fasilitas disabled pun aku cantumkan di clear folder ku. Sehingga jika berkenan, pak Jokowi bisa langsung membaca tulisan2ku tentang itu. Belum lagi tentang banjir Jakarta. Aku sudah menuliskannya lebih dari 50 judul, tetapi yang aku cetak hanya 3 judul untuk pak Jokowi langsung bisa membacanya.