Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita tentang “Pabrik Rokok Praoe Lajar” di Kota Tua Semarang

2 Desember 2015   12:31 Diperbarui: 2 Desember 2015   16:27 3452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk bangunannya sendiri, “Parik Rokok Peraoe Lajar” sendiri merupakan bangunan yang tepat di jajaran Kota Tua Semarang, yang dibangun di masa pemerintahan kolonial Belanda. Dahulu, bangunan ini merupakan sebuah kantor. Pemiliknya adalah Maintz & Co. Sebuah perusahaan energi swasta yang pertama mengembangkan jaringan listrik jaman Hindi Belanda. Perusahaan ini melayani kebutuhan listrik masyarakat di Pulau Jawa.

Maintz & Co memiliki beberapa anak perusahaan, salah satunya adalah NV Algemeene Nederlandsch Indissche-Electiciteits-Maatschappij (ANIEM), yang didirikan tahun 1909. Tanggal 2 Mei 1959, perusahaan ini dinasionalisasikan. Setelah itu, kantor Maintz & Co di Semarang digunakan sebagai kantor dan pabrik untuk rokok Peraoe Lajar, sampai sekarang.  (Sumber : seputarsemarang.com).

***

Cerita seru tentang bangunan ini membuat aku terus terkagum-kagum. Jejeran bangunan tua di Kota Tua Semarang ini memberikan aku inspirasi penuh. Aku memang tidak tahu lanjutan cerita ini, mengapa dari perusahaan listrik, menjadi pabrik rokok. Tetapi apa pun yang terjadi, seharusnya pemerintah lokal bisa memfasilitasi untuk ini.

Bukan hanya ‘pabrik rokoknya’. Di mana semakin pabrik ini bisa memproduksi rokok (lokal), walau “hanya” untuk kalangan nelayan (menengah kebawah), akan menjadi luar biasa jika ada dukungan pemerintah. Sehingga rokok tua ini justru bisa sebagai”heritage” rokok2 tua Indonesia.

Lalu juga tentang bangunan tuanya. Di mana sebagai arsitek aku sangat menghargai bangunan, terutama bangunan tua sebagai heritage. Sehingga, ketika aku berkeliling di Kota Tua Semarang dan melihat jejeran bangunan itu, pikiranku membayangkan bagaimana masa keemasan lingkungan tersebut. Menarik sekali! 

Pintu pagar bangunan utama, didesain dengan ‘perahu layar terkembang’, logo rokok Praoe Lajar. Entah, sejak tahun berapa pintu pagar ini sudah ada. Apakah sejak tahun 1959, ketika  dimulainya dipakai sebagai pabrik rokok, atau…?

Kapan pun itu, kita harus terus melestarikannya.

Bangunan-bangunan tua itu mempunyai ‘magnet’, sebagai awal sejarah di masa itu. Jangan bicara dengan kemodernan saja karena justru yang sakarang ini, kemodernan berawal dari yang jadul-jadul. Modern itu memangnya dari mana asalnya? Jika kemodernan ini berada di 1 abad ke depan, bukankah kemodernan sekarang ini menjadi jadul? Menjadi “kota tua tahun 2015 di tahun 2115?”.

Salam dari Kota Tua Semarang…

 

LINK Kota Tua Semarang :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun