Memasuki bagian dalam bangunan tua ini, seperti biasa aku mengalami aura excited yang tinggi. Tetapi karena bangunan ini sampai sekarang masih dipakai menjadi jasa pos, semakin kesini sepertinya bangunan ini terus ‘bertumbuh’. Sehingga ketika kami sedang bertugas menjadi juri, aku tidak ‘menemukan’ aura yang sama, sewaktu aku berjalan2 ke bangunan Kota Tua Semarang yang lainnya. Kecuali dinding2nya yang tinggi dan bercat putih, lantainya yang memakai keramik lama, serta besaran ruangan utamanya, membuat tidak dipungkiri lagi, bangunan ini memang berasal dari jaman keemasan pemerintahan colonial Belanda.
Karena memang bangunan ini tetap digunakan sebagai ‘kantor pelayanan jasa pos’, dimana pegawainya cukup banyak serta harus disekat2dinding dan ruangan untuk mereka bekerja, memang lama kelamaan suasana dan ‘aura magis’ sebagai banguan lama semakin pupus. Tidak bisa disalahkan, memang. Walaau sebenarnya, untuk mengatasi adanya penambahan pekerja dan ruang2 tempat mereka bekerja, tidak ada salahnya jika memberikan arsitek yang khusus menangani renovasi bangunan2 tua.
Karena untuk merenovasi bangunan tua, ada cara dan ketentuannya. Bahkan ada peraturan2nya, sesuai denan perundang2an. Tidak bisa sembarangan saja ……
Untukku sendiri sebagai arsitek yang peduli dengan bangunan2 lama, apalagi ingin sekali Indonesia selalu menghargai sejarah arsitekurnya, Kantor Pos Johar ini sebearnya sangat potensial untuk mengangkat citra Semarang, melalui Kota Tua nya.
Sama seperti Jakarta, yang masih susah diajak peduli dengan bangunan tuanya, serta kota2 lain di Indonesia. Karena untuk ku sendiri, akan sangat berharga dimata dunia ketika Indonesia menjadi bangsa yang besar karea menghargai sejarah bngsanya, termasuk peduli dengan Kota Tua nya …..
Salam dari Kantor Pos Johar, Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H