Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perempuan, Filateli dan Sekilas Pengunjung [Parade Foto]

18 November 2015   19:02 Diperbarui: 18 November 2015   19:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti[Parade Foto] Pengunjung pameran “Gallery of Animals”

Sebelumnya :

“Orang-Orang Hebat” itu Mengunjungi Pameranku …..

‘Pengunjung Eksklusif’ di Pameranku

Direktur vs Dunia Prangko

Anak-Anak adalah Inspirasiku, Anak-Anak adalah Motivatorku

Aku dan 3 Orang Dokter Muda

Kakek Teddy itu Berumur 88 Tahun …..

“Surat itu Apa, Tante?”, Tanya Mereka

Bincang-Bincang dengan Kompasiana di Hari Kedua Pameranku

Anak-anak dan Dirjen Kementerian Kominfo di “Gallery of Animals”

Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!

Undangan untuk Semua Sahabat

Perempuan. Aku pun seorang perempuan. Biasanya perempuan mempunyai hobi yang lembut dan feminine, walau banyak juga perempuan yang berhobi ‘sangar’, seperti aku dahulu sebelum terserang stroke …..

Dalam konteks pameran filateli ku, bagaimana aku mengamati perempuan2 yang masuk di dalam hobi yang ‘keren abis, cool dan kreatif ini?’ Apakah hobi filateli juga diminati oleh perempuan2 yang aku amati selama pameranku ini? Ataukah perempuan2 tersebut justru kalah bersaing dengan para lelaki, dalam hobi ini?

Mari sedikit mengamati dan menganalisa dari 1 minggu pameran Filateli Kreatif “Galley of Animals”, tanggal 26 Oktober – 1 November 2015 lalu di Central Park :

Dari mall buka jam 10.00 pagi sampai sekitar jam 20.00 malam, dan sampai jam 22.00 malam mall tutup di hari penutupan, Minggu 1 November 2015 lalu, aku selalu berada ditempat, dan tidak pernah ‘meleng’ sedikitpun. Kecuali hari Minggu terakhir, aku makan bersama dengan anak2 dan mamaku di Fish & Co.

Aku selalu berkeliling di area seluas sekitar 315 m2 tempat pameranku berlangsung, dengan 120 frames (60 panel) koleksi materi pameranku. Dan dari pengamatanku selintas, ternyata lebih banyak pengunjung lelaki dibandingkan dengan pengunjung perembeli beberapa prangko2 puan. Pengunjung lelaki lebih banyak yang single disbanding pengunjung perempuan yang single. Pengunjung perempuan dewasa biasanya bersama anak2 mereka, atau teman sesame perempuan. Pengunjung perempuan single, biasanya adalah perempuan pekerja sepulang kantor dan mahasiswa sepulang kuliah.

Aku tidak melihat mereka dari gender, tetapi aku hanya ingin mengatakan bahwa selama 1 minggu pameranku ini, dan di artikel2ku juga, belum ada pengunjung perempuan dewasa,  KECUALI Dr. Martha, yang ‘bersaing’ dengan 2 dokter muda lelaki, sesame berhobi filateli …..

Yang paling menarik adalah bahwa perempuan2 single yang berhobi filateli, ternyata dari kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa2 perempuan, justru menaruh perhatian lebih dengan koleksi prangko (dan filateli), dibandingka dengan mahasiswa lelaki. Justr lelaki dewasa single yang menaaruh perhatian dengan hobi ini, berasal dari kalangan pekerja atau eksekutif muda.

Perempuan2 dalam filateli …..

Banyak mahasiswa perempuan bergerombol mendatangi area pameranku. Mereka bisa bermenit2 melihat2 materi2 koleksiku, lalu mendatangi meja tempat aku beristirahat dan bertanya2 tentang koleksi2ku, dan setelah itu mereka membeli beberapa prangko yang disiapkan oleh mamaku seharga belasan ribu rupiah. Lalu menanyakan bagaimana jika ingin masuk ke komunitas filateli, dimana bisa membeli prangko2 untuk dikoleksi, sampai menanyakan nomor telponku.

Perempuan2 dengan anak2 dan keluarganya …..

Jika pengunjung lelaki, aku harus terus berbicara untuk ‘mengorek’ apa yang mereka inginkan dari pameran ini dan bagaimana memfollow up kedatangan mereka. Aku harus terus berbicara sampai mereka mau menuliskan data2 mereka di buku tamuku. Dan setelah itu, barulah mereka merasa ‘nyaman’ berbicara denganku.

Tetapi tidak dengan pengunjung perempuan. Mereka justru lebih aktif dari pengunjung lelaki. Mereka lebih tanggap tanpa aku harus memandu kata2. Mereka banyak bertanya dan langsung ‘melahap’, apa yang aku katakan dan apa yang aku informasikan, mencatat dan meminta berfoto bersama.

Hmmmm... sepertinya terbalik, ya? Hihih.. yang cowo pasif, dan yang cewe justru sangat aktif.

Mahasiswa2 perempuan itu berasal dari 3 universitas di sekeliling Central Park. Yaitu Ukrida, Untar dan Usakti. Dimana mereka memang sering sekedar berjalan2 dan cuci mata di Central Park. Dan ketika mereka datang ke area pameranku, beberapa dari mereka, justru datang lagi dan datang lagi. Hanya sekedar ‘say hello’, bahkan beberapa ada yang memesan beberapa prangko yang mereka inginkan, yang kebetulan aku mempunyainya di rumah.

 

Lelaki dalam filateli …..

Selain mahasiswa perempuan yang aktif bertanya tentang prangko dan filateli, ada beberapa siswi SMA, yang sampai sekarang masih sering chating di WhatsUp ku. Michelle, namanya (namanya sama dengan nama anakku). Sering hanya say hello atau sekedar bertanya tentang beberapa prangko. Dan seorang mahasiswa, Indah namanya, justru sudah bertemu lagi beberapa kali dengan ku di KFJ (Kantor Filateli Jakarta), untuk membeli prangko2 yang dia inginkan.

Pengunjung perempuan dewasa, justru lebih memilih berjalan2 dengan anak2nya. Baik yang masih kecil atau remaja. Beberapa pengunjung perempuan dewasa, tetapi hanya selintas melihat2 materi pameran, dan ….. menghilang, sebelum aku menyapanya ……

Beberapa lagi,  perempuan2 paruh baya. Mereka ini mungkin tinggal di beberapa apartemen di lingkungan Podomoro City, terlihat baju2 mereka yang sangat santai bahkan bersandal jepit. Perempyan2 paruh baya itu, ternyata memang mengkoleksi prangko sejak dulu. Beberapa dari mereka menghibahkan prangko2 mereka kepada keturunan mereka, dan beberapa lagi, masih mereka simpan. Dan mereka sangat senang berbicara dengan mamaku, yang beberapa hari pameran, memang menemaniku disana ……

Pengujung perempuan itu, tidak termaasuk teman2ku yang bukan filatelis dan hanya ingin bertemu dengagn ku ya. Arena teman2 dan sahabat2ku yang mengunjungiku dan tidak berhobi filateli, cukup banyak dan beragam profesinya. Dari banyak komunitas yang aku ikuti. Dari Komunitas Kompasiana (penulis dan wartawan / nitizen), komunitas Tintin Indonesia, Komunitas Pstcrossing Indonesia, teman2 SMP, SMA dan kuliah, teman2 sepekerjaan dan teman2 ‘main’.

***

Sekilas pengunjung pameranku selama 1 minggu ini membuat aku cukup bangga. Konsepku untuk berpameran filateli di mall, sebenarnya cukup ‘berani’. Pameran ini pun adalah pameran tunggal, dimana karena ini adalah hobi (dan bukan bisnis), memmbuat sebenarnya aku agak pontang panting untuk menjadikan pameran ini ‘berhasil’, setidaknya dimataku. Dari konsep dan proposal serta surat2 sponsor pun, semuanya kutata dengan cukup ‘berani’. Tanpa aku menoleh ke kanan atau ke kiri, tanpa aku mempedulikan suara2 sumbang, aku tetap berjalan sesuai dengan rncana ku (dan pastinya sesuai dengan rencana Tuhan).

Yang serius memperhatikan materi pameran..

Dari awal sampai akhir, aku memang tidak bisa menghitung, berapa orang yang mengunjungi pameranku. Kalau dilihat dari yang mengsi buku tamu,  tidak  terlalu banyak, hanya kurang dari 200 orang, karena banyak sekali pengunjung tidak mau mengisi buku tamu, entah karena apa. Tetapi yang aku lihat dalam pengamatanku selintas, setiap hari mungkin bisa lebih dari 100 orang, apalagi jam makan siang dan jam pulang kantor, padat merayap, bahkan aku sering kelabakan untuk melayani pertanyaan2 mereka.

Yang jelas, aku cukup bangga dengan pencapaianku di pameran ini. Dengan kerja keras dan niat untuk berkarya bagi Indonesia, Tuhan memantapkan langkahku. Kesimpulan sementara versi aku sendiri, pameran ini berhasil dan sukses, walau pasti banyak kekurangan.

“Keberanian” ku untuk menggelar pameran besar di mall (salah satu) terbesar di Jakarta, konsep pameran ini cukup diterima oleh masyarakat Jakarta. Dan niatku mengedukasi masyarakat,terutama anak2 dan remaja untuk sebuah alternative hobi ini, berlangsung dengan baik ….. Puji Tuhan …..

Tahun 2016, aku akan menggelar bbeberapa pameran tunggal “Filateli Kreatif” lagi, dan aku sudah menuliskan konsep serta proposalnya untuk diajukan kepada Kominfo. Tunggu saja ya, Filateli (Kreatif) Indonesia, akan semakin jaya.

Salam Filateli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun