Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!
Perempuan. Aku pun seorang perempuan. Biasanya perempuan mempunyai hobi yang lembut dan feminine, walau banyak juga perempuan yang berhobi ‘sangar’, seperti aku dahulu sebelum terserang stroke …..
Dalam konteks pameran filateli ku, bagaimana aku mengamati perempuan2 yang masuk di dalam hobi yang ‘keren abis, cool dan kreatif ini?’ Apakah hobi filateli juga diminati oleh perempuan2 yang aku amati selama pameranku ini? Ataukah perempuan2 tersebut justru kalah bersaing dengan para lelaki, dalam hobi ini?
Mari sedikit mengamati dan menganalisa dari 1 minggu pameran Filateli Kreatif “Galley of Animals”, tanggal 26 Oktober – 1 November 2015 lalu di Central Park :
Dari mall buka jam 10.00 pagi sampai sekitar jam 20.00 malam, dan sampai jam 22.00 malam mall tutup di hari penutupan, Minggu 1 November 2015 lalu, aku selalu berada ditempat, dan tidak pernah ‘meleng’ sedikitpun. Kecuali hari Minggu terakhir, aku makan bersama dengan anak2 dan mamaku di Fish & Co.
Aku selalu berkeliling di area seluas sekitar 315 m2 tempat pameranku berlangsung, dengan 120 frames (60 panel) koleksi materi pameranku. Dan dari pengamatanku selintas, ternyata lebih banyak pengunjung lelaki dibandingkan dengan pengunjung perembeli beberapa prangko2 puan. Pengunjung lelaki lebih banyak yang single disbanding pengunjung perempuan yang single. Pengunjung perempuan dewasa biasanya bersama anak2 mereka, atau teman sesame perempuan. Pengunjung perempuan single, biasanya adalah perempuan pekerja sepulang kantor dan mahasiswa sepulang kuliah.
Aku tidak melihat mereka dari gender, tetapi aku hanya ingin mengatakan bahwa selama 1 minggu pameranku ini, dan di artikel2ku juga, belum ada pengunjung perempuan dewasa, KECUALI Dr. Martha, yang ‘bersaing’ dengan 2 dokter muda lelaki, sesame berhobi filateli …..
Yang paling menarik adalah bahwa perempuan2 single yang berhobi filateli, ternyata dari kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa2 perempuan, justru menaruh perhatian lebih dengan koleksi prangko (dan filateli), dibandingka dengan mahasiswa lelaki. Justr lelaki dewasa single yang menaaruh perhatian dengan hobi ini, berasal dari kalangan pekerja atau eksekutif muda.
Banyak mahasiswa perempuan bergerombol mendatangi area pameranku. Mereka bisa bermenit2 melihat2 materi2 koleksiku, lalu mendatangi meja tempat aku beristirahat dan bertanya2 tentang koleksi2ku, dan setelah itu mereka membeli beberapa prangko yang disiapkan oleh mamaku seharga belasan ribu rupiah. Lalu menanyakan bagaimana jika ingin masuk ke komunitas filateli, dimana bisa membeli prangko2 untuk dikoleksi, sampai menanyakan nomor telponku.
Jika pengunjung lelaki, aku harus terus berbicara untuk ‘mengorek’ apa yang mereka inginkan dari pameran ini dan bagaimana memfollow up kedatangan mereka. Aku harus terus berbicara sampai mereka mau menuliskan data2 mereka di buku tamuku. Dan setelah itu, barulah mereka merasa ‘nyaman’ berbicara denganku.