Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

‘Pengunjung Eksklusif’ di Pameranku

18 November 2015   12:52 Diperbarui: 18 November 2015   13:03 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

***

Selain anak2 balita, remaja tanggung dan pengunjung dewasa bahkan lansia (dengan koleksi2nya yang menawan, pastinya), ternyata ada juga pengunjung 'eksklusif'. Mengapa aku sebut pengunjung eksklusif? 

Untukku mereka memang sangat eksklusif karena hidupnya memang sudah cukup nyaman dan beberapa sudah mapan. Dimana mereka biasanya kurang bisa menerima ide2 atau konsep2 baru yang bukan dari kalangan mereka karena mereka menganggap yang lain tidak sesuai dengan keinginannya. Seperti anak2 dan orang tua, yang mungkin berbeda lingkungannya dengan mereka.

Pengunjung eksklusif ini aku kategorikan seumur antara 20 tahun sampai sekitar awal 30 tahun. Mahasiswa2 antara semester 3 sampai sarjana, dan eksekutif muda  yang sedang senang2nya menikmati uang hasil kerja mereka dengan karier yang semakin baik. Mereka mempunyai dunianya sendiri. Susah untuk diajak berdiskusi untuk hal2 yang berhubungan dengan kegiatan yang berbau jadul dan dianggap kurang cool, kurang fun dan tidak gengsi.

Entahlah ......  ini cuma sekedar pengamatanku saja tentang mereka. Selama 5 tahun berkutat intensif dan aktif mengembangkan filateli di Indonesia lewat kegiatan pameran secara off line, maupun kegiatan online lewat postingan2ku di dunia maya, aku menemukan “sesuatu” tentang Filateli Kreatif.

Sekali lagi, ini hanya sekedar pengamatanku sendiri saja, dan tidak semua pengunjung eksklusif ini seperti itu. Banyak juga yang ramah dan cukup membuka pikirannya untuk sesuatu yang baru, walau jadul, ….. hihihi …..

Eperti seorang eksekutif muda, yang sama sekali tidak pernah tahu tentang prangko, tetapi ketika aku bercerita tentang pameran ini, justru dia sangat tertarik ingin mulai mengkoleksinya …..

 

 

Aku bercerita dengan menggebu2 … hihihi … tentang pameranku dan tentang filateli …..

Bahwa selain filateli adalah hobi yang ‘keren abis, cool dan tidak jadul serta full kreatifitas’, filateli mampu bersaing dengan hobi2 keren yang lain serta bisa dinikmati oleh kaum muda yang dunianya lebih banyak berada di dunia maya. FILATELI BERTEKNOLOGI, adalah konsep yang aku dan sahabatku Valentino, sudah dengungkan sejak tahun 2012, sesaat sebelum aku dan Valentino, berbicara di seminar Hari Pos Dunia tanggal 9 Oktober 2012 di Hotel Panghegar Bandung.

Tentang 'filateli bertrknologi', nanti aku tuliskan kembali. Sekarang, kembali ke laptop .... hihi .....

Pengunjung eksklusif ini cukup banyak di pameranku. Ada saja setiap saat mereka berkeliling di jajaran panel2 materi pameranku. Ada yang hanya selintas berjalan dan langsung menghilang, ada yang hanya menunggu orang lain untuk janjian, ada yang kadang2 berhenti di sebuah frames, mungkin karena dia atau mereka tertarik dengan materiku. Ada juga yang berhenti cukup lama dan memotret materiku. Dan ini yang aku datangi untuk sedikit ngobrol dengan mereka.

Tetapi mereka susah untuk diajak berbicara dan susah untuk aku minta mereka mengisi buku tamu. Padahal aku membawa buku tamuku lengkap dengan bolpoinnya ke mereka. Mengapa? Sekali lagi, entahlah .....

***

Seperti cerita dari seorang pekerja salon di Central Park, tempat aku menggelar pameran besarku. 

Disuatu pagi seminggu pameranku itu, mall baru buka dan aku baru membuka pameranku, belum banyak toko buka. Baru jam 10.00 kurang. Dan mas Miko begitu aku menyapanya ketika aku menanyakan namanya (setelahnya). Mula2 mas Miko hanya melihat2 di kejauhan. Aku mulai mengamatinya sambil menata prangko2 di mejaku. Cukup lama beliau melihat dari kejauhan. Lalu beliau mulai 'berani'. Masuk ke areal pameran. Gayanya semakin cuek, butuh2 ga butuh, tapi terlihat tertarik. Dan aku masih sekedar mengamatinya saja .....

Mas Miko, awalnya cuek bebek, dan tidak terlihat tertarik dengan prangko

Tetapi ketika beliau mulai berjalan2 di jajaran panel2ku dan sering berhenti di beberapa frames dan memotret materi2 pameranku, aku langsung menghampirinya,

"Selamat pagi mas ..... suka prangko, ya?", aku menyapanya.

Mulanya dia diam saja walau sempat tersenyum tipis. Aku tetap mendampinginya dan sedikit bercerita bahwa ini koleksi2 prangko bertema binatangku. Bahwa aku koleksi prangko sejak kecil dan sekarang sudah 7 kali pameran tunggal, termasuk ini. Dan beliau mulai  tersenyum dan menjawab cerita ku .....

Lama2 mas Miko mulai tertarik dengan ceritaku tentang awal mula aku koleksi prangko

Aku menanyakan namanya dan aku menyapanya dengan mas Miko. Beliau katanya memang suka prangko dan koleksi sejak kecil tetapi setelah mulai remaja koleksi2nya todak dihiraukan nya lagi. Dan dengan melihat pameran ini, dia merasa menyesal tidak meneruskannya. Dan pameran ini membawanya masa2 bahagianya dengan koleksi2 nya. 

Akhirnya mas Miko sangat tertarik denan koleksiku dan bercerita sendiri tentang koleksinya, jaman kecil dulu, yang sudah tidak digubrisnya sekarang

Tanpa aku pandu, mas Miko banyak bercerita tentang keinginannya meneruskan hobi ini. Tetapi terbentur dengan waktu dan dana. Kutanyakan padanya, apa pekerjaannya. Mas Miko menjawab  sebagai pekerja salon di Central Park ini.

Dan akhirnya, kami bisa berdiskusi banyak, dan malah berteman dengan nya ……

Aku menghiburnya tentang waktu dan dana yang katanya tidak dipunyainya. Aku bercerita bahwa aku justru mulai mengembangkan hobiku ini sejak aku terserang stroke 6 tahun lalu, sudah berumur awal kepala 4. Dengan keterbatasan secara fisik dan dana pun terbatas. Sehingga aku mulai mem-blow up hobiku ini lewat pameran2 Filateli Kreatif dengan proposal dan sponsor2. Karena aku pun sama dengannya : terbatas secara fisik dan terbatas secara dana. Mengembangkan hobi atau apapun, kita bicara tentang "kerja smart" ......

Diskusi berjalan seru sampai mas Miko pamit untuk bekerja. Aku mengambil buku tamuku untuk mas Miko mengisinya. Dan beliau keberatan ..... duh, cukup sedih ketika beliau menolak mengisi buku tamuku. Katanya bukan beliau tidak menghargai aku, tetapi beliau malu berada di sini .....

What??? Malu???

Lain lagi dengan serombongan mahasiswa seumuran antara 20-30an tahun

keatas. Mereka berkeliling di jajaran panel2 materi pameranku. Mulai dari sisi kiri dengan hewan2 burung dan hewan2 laut serta hewan2 ternak dan hewan2 peliharaan.

Lalu mereka bergerak ke sisi kanan dengan hewan2 liar (wildlife) yang hidup di gunung, gurun dan hutan. Mereka banyak berhenti di panel hewan2 liar dan mereka mengobrol tentang perburuan, bukan mengobrol tentang prangko atau filatelinya.

Aku mengikuti mereka sejak awal tetapi belum menyapanya. Tetapi ketika mereka berbicara tentang perburuan, sontak hatiku teriris karena aku sangat mencintai lingkungan terutama makhluk hidup, apapun jenisnya. Terutama binatang, karena munurutku binatang atau hewan mempunyai "perasaan" yang sama dengan manusia. Mereka mempunyai otak dan hati seperti manusia. Sehingga untukku, binatang adalah makhluk Tuhan yang bisa menjadi "sahabat" manusia.

Aku menyapa mereka sambil tersenyum dan mereka membalas sapaanku dengan sopan. Aku menayakan tentang perburuan, yang mereka ingin lakukan, dari kacamata seorang Christie. Bahwa manusia memang ‘dibolehkan’ membunuh binatang2 itu untul dikonsumsi, secukupnya. Tetapi bukan perburuan (bahkan : liar) hanya sekedar iseng dan untuk kesenangan belaka.

Pengunjung eksklusif, yang agak susah untuk berdiskusi tentang hal2 yang dianggap tidak sesuai dengan keinginannya

Aku berapi2 bicara tentang perbiruan gajah hanya untuk diambil gadingnya. Atau perburuan badak karena cula nya. Bahkan perbiruan harimau karena kukunya serta penis nya yang katanya punya kekuatan bagi kaum pria.

Mereka mungkin hanya terbengong2 ketika aku berapi2 bicara tentang perburuan dan mendingin ketika aku mengajak mereka bicara tentang edukasi lewat prangko. Dan mereka masih keukeuh tentang berburu. Ya sudah ..... aku hanya bisa tersenyum sedih. Dan mereka pun tidal mau mengisi buku tamuku, ketika aku menyodorkan dihadapan mereka .....

***
Ya ...... memang tidak hampang menghadapi mereka. Seperti kedua anakku menjelang kedewasaan mereka. Dennis yang berumur 19 tahun, sudah mulai susah jika aku minta dia jangan begini jangan begitu. Merasa sudah tahu dan mengerti segalanya. Bukan melarang tetapi mengingatkan nya saja, karena aku terlalu mencintainya dan tidak ingin Dennis melakukan yang bukan semestinya .....

Seperti ketika pameran ini berlangsung, banyak sekali hal2 yang menyenangkan, tetapi ada juga yang menbuat aku kecewa. Tetapi yang jelas, aku tetap bertekad untuk mengedukasi masyarakat tentang hal apapun, lewat Filateli Kreatif .....

Salam filateli …..

 

By Christie Damayanti

 

Sebelumnya :

Direktur vs Dunia Prangko

Anak-Anak adalah Inspirasiku, Anak-Anak adalah Motivatorku

Aku dan 3 Orang Dokter Muda

Kakek Teddy itu Berumur 88 Tahun …..

“Surat itu Apa, Tante?”, Tanya Mereka

Bincang-Bincang dengan Kompasiana di Hari Kedua Pameranku

Anak-anak dan Dirjen Kementerian Kominfo di “Gallery of Animals”

Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!

Undangan untuk Semua Sahabat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun