Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Direktur vs Dunia Prangko

17 November 2015   14:22 Diperbarui: 17 November 2015   14:29 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

 Sebelumnya :

Anak-Anak adalah Inspirasiku, Anak-Anak adalah Motivatorku

Aku dan 3 Orang Dokter Muda

Kakek Teddy itu Berumur 88 Tahun …..

“Surat itu Apa, Tante?”, Tanya Mereka

Bincang-Bincang dengan Kompasiana di Hari Kedua Pameranku

Anak-anak dan Dirjen Kementerian Kominfo di “Gallery of Animals”

Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!

Undangan untuk Semua Sahabat

***

Seperti kataku di beberapa artikel sebelumnya, filateli sudah merambah di semua kalangan. Dari anak2, remaja, dewasa apalagi orang tua. Lalu kalangan2 profesional, pejabat bahkan direktur2. Letjend TNI Purnawirawan bp Suyono adalah Ketua PFI (Perkumpulan Filateli Indonesia). Bahkan bp Fadli Zon adalah salah satu yang mengharumkan nama Indonesia dimata dunia, ketika beliau mendapat penghargaan dalam kompetisi di tingkat dunia dalam hal filateli, beberapa waktu yang lalu.

Aku baru tahu, ketika di pameranku ini ada 2 orang Direktur ku merupakan filatelis senior. Sebenarnya sih mereka enggan dikatakan filatelis. Mereka lebih memilih kata 'kolektor', karena beliau2 ini katanya hanya mengoleksi tema2 prangko, tetapi tidak mengerti dan tidak mengembangkannya. Yah ... terserah beliau saja deh .....

Pagi2 sekitar jam 10.00 di suatu hari di pameranku, bp Hardi Halim, salah satu Direkturku, berada di seputar jajaran panel2 materiku. Aku menyambutnya dan beliau kaget, bahwa ini adalah pameranku. Mungkin tidak terpikir untuk beliau bahwa aku, arsitek di perusahaan besar tempat kami bekerja, dan aku cacat, mampu menggelar pameran besar ini. Terlihat dari raut wajahnya dan kata2nya. Dan aku hanya tertawa .....

  Diskusi2 yang cukup panjang yang menyenangkan denan pak Hardi Halim, tentang dunia prangko …

Kami banyak mengobrol. Aku mengantar pak Hardi Halim berkeliling pameranku. Dan disetiap bagian panel, berdasarkan tema2 tempat hewan itu hidup, beliau berhenti. Bukan hanya berhenti saja. Beliau bertanya dan membuka diskusi dengqnku. Tentang binatangnya dan tentang filatelinya. Dan kami berdiskusi cukup seru. Pak Hardi Halim selalu memotret frames2 nya secara detail!

Aku katakan pada beliau, bahwa ada 120 frames pada pameranku, dan aku berjanji akan nanti aku berikan semua file foto lengkap untuk beliau. Tetapi beliau tetap ingin memotretnya. Ya sudah terserah saja .....

Hampir di setiap bagian frames ini, pak Hardi Halim berhenti dan membuka diskusi tentang binatang2 yang ada di frames tersebut ….. tentang binatangnya dan tentang prangkonya …..



Hampir semua frames, pak Hardi Halim memotretnya, dan aku berjanji akan aku kirimkan file lengkap tema “Gallery of Animals” ini, ke ruangan beliau di lantai 46 APL Tower..

Mungkin ada 1 jam kami berkeliling di pameranku. Banyak diskusi banyak saling memahami satu dengan yang lain. Aku tidak dekat dengan Direktur ku ini karena berbeda profesi. Bliau tidak menangani soal proyek2 kami. Tetapi kami sempat bekerja bersama untuk sebuah proyek di Singapore sekitar tahun 2008 lalu. Dan beliau ini juga terus mendukungku sebagai anak buah yang dalam keterbatsaan. Walau aku tidak (atau : belum) bisa seperti dulu lagi, tetapi beliau adalah salah satu Direkturku yang selalu mendukung dan memotivasiku. Terima kasih, pak Hardi Halim .....

Aku dan pak Hardi Halim, Direkturku …..

Dihari berikutnya pun ada surprise untukku. Salah seorang Direktur ku dalam BOD yang lain ternyata juga seorqng kolektor prangko. Namanya bapak Wibowo Ngaserin. Semula aku mengira bahwa beliau hanya mau menghampiriku saja di mejaku area pameranku, dan hanya sekedar menyapaku saja. Tetapi ternyata beliau membuka diskusi denan ku tentang hobi kami yang (ternyata) sama! Aku tetap menyebut beliau filatelis, walau beliau sendiri hanya ingin menyebutnya ‘kolektor’ sama dengan pak Hardi Halim, Direkturku yang lain.

Pak Wibwo Ngaserin sudah senior. Beliau bercerita tentang hobinya mengumpulkan prangko sejak masa kecil. Bersurat2an dengan teman2nya di jaman penjajahan Jepang, dan orang tuanya memang pedagang yang menjual benda2 filateli.

Seperti pak Hardi Halim, pak Wibowo Ngaserin pun tidak banyak yang aku tahu. Beliau tidak berhubungan dengan proyek2 kami, sehingga aku belum pernah berhubungan langsung dengan beliau  dalam hal pekerjaan. Aku hanya tahu bahwa beliau memang Direktur kami.

Diskusi tentang koleksi2 kami masing2 tentang prangko. Dan baru kali ini, aku melihat tawa pak Wibowo Ngaserin begitu sumringah.. tidak seperti di kantor denan wajah kaku dan terlalu serius menghadapi pekerjaan2 beliau sebagai Direkturku..

Awalnya, pak Wibowo Ngaserin memang hanya menyapaku dan ingin berdiskusi sejenak sebelum maka siang. Beliau turun dari lantai 46 APL Tower, tempat aku juga bekerja, untuk makan siang. Lama2 makan siangnya terlambat karena kami berdiskusi dan ngobrol cukup lama tentang benda2 filateli yang beliau punya. Bertema jaman colonial Belanda dan penjajahan Jepang, adalah bukan temaku, tetapi aku bisa mengimbanginya lewat kegiatan2ku untuk edukasi lewat Filateli Kreatif.

Pak Wibowo Ngaserin sendiri memang hanya ingin mengobrol denganku, tanpa berkeliling arena pameranku. Tetapi aku sudah sangat bahagia, bahwa beliau berada di hobi yang sama. Mula2 aku hanya mengenal beliau hanya sebagai salah satu Direkturku, sekarang aku lebih mengenal beliau sebagai kolektor prangko (dan filatelis). Dan ternyata juga, beliau sangat ramah dan terbukan dengan diskusi2 yang menyenangkan, dimana seharinya dalam pekerjaan beliau sangat formal dan ‘gahar’ sebagai salah satu Direktur di sebuah perusahaan terbesar nasional …..

 

Aku dengan pak Wibowo Ngaserin, salah satu dari Direkturku, yang berhobi sama yaitu prangko …..

Beberapa pengunjung pameranku ternyata sangat terbuka dengan bercerita pekerjaan mereka. Sebagian besar memang pengunjung muda, antara 20an tahun sampai 40an tahun, dengan berbagai macam profesi. Sebagian lagi dibawah umum 20an tahun sampai PAUD. Sebagian juga diatas 40 tahun. Dan yang diatas 40an tahun ini, beberapa orang terbuka berbicara tentang pekerjaannya, sebagai manager atau direktur.

Seperti2 orang Direkturku, yang aku baru tahu bahwa beliau2 adalah koleksor prangko, aku sangat respek untuk mereka semua. Karena beliau2 ini mampu memisahkan profesi mereka. Antara pekerjaan dengan posisi tinggi, dan mereka sebagai kolektor atau filatelis, atau hobi apapun. Sehingga ketika di dalam kantor dam pekerjaan, kita bisa sangat menghormati beliau bahkan takut, tetapi diluaran sana kita bisa berbincang dan berdiskusi denan santai lewat hobi2 yang sama.

Dan hobi Filateli ini ternyata merupakan ajang diskusi yang menyenangkan untuk mengekspresikan masing2 dari kita dan ikut berkarya bagi Indonesia …..

Salam Filateli …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun